"Tunggu, apa kau percaya pada kami?" Calvin bertanya.
"Percaya. Karena saat umurku delapan belas, untuk pertama kalinya aku terluka. Saat ulang tahunku yang ke delapan belas, tubuhku terasa dingin dan aku merasakan sakit yang luar biasa. Saat itu tidak ada kak Caryle di rumah. Aku ingin turun untuk ke dapur, namun aku terjatuh di tangga. Aku terluka, namun aku tidak mengeluarkan darah sedikit pun..."
Vanya melanjutkan, "awalnya aku terkejut, tapi aku mengabaikan hal itu karena rasa sakit pada tubuhku. Lalu setelah aku sampai di dapur, aku jatuh pingsan. Karena itu aku percaya saat kalian memberitahuku kalau aku vampir."
Semuanya mendengarkan Vanya dengan seksama.
"Kau tidak pernah terluka sebelumnya?" tanya Calvin penasaran.
Vanya menggeleng, "kak Caryle selalu mengawasi dan menjagaku, jadi aku tidak pernah terluka."
Semuanya hanya mengangguk.
"Oh, bagaimana dengan kasus kak Caryle?" Vanya mengganti topik pembicaraan.
"Memang ada apa? Kasus penyiksaan yang dilakukan anak muda itu?" tanya Papa.
"Iya. Anak muda itu adalah kakak tiriku, Pah."
"Benarkah? Astaga, ini rumit sekali. Apa kau tidak sedih bila kakakmu di penjara?" tanya Papa.
"Aku pasti sangat sedih, Pah, tapi demi keadilan aku siap berpisah dengan kak Caryle."
"Orang tua Caryle telah merawatmu dengan baik. Kita harus mengunjungi orang tua Caryle," ucap Mama Calvin.
"Mama sama Papa angkatku sudah meninggal, Bun."
Mama Calvin merasa bersalah, "Maaf Bunda nggak bermaksud mengingatkanmu dengan mama angkatmu, Nak."
Vanya tersenyum, lalu berkata, "Tidak apa-apa, Bun. Kalau Bunda mau berkunjung ke makam mama sama papa angkatku, nanti aku antarkan."
"Baiklah."
_YoungDetective_
Setelah kejadian memutar kembali memori, Vanya pamit pulang.
"Hati-hati ya, Nak!" Bunda memperingati Vanya.
"Iya Bun. Sampai jumpa. Bye." Vanya melambaikan tangan dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya memegang setir mobil.
Akhirnya mobil Vanya telah meninggalkan rumah besar Calvin.
YoungDetective
"Kamu lama sekali belajarnya?" tanya Caryle saat Vanya masuk ke dalam rumahnya.
"Iya, kak. Tugasnya banyak sekali. Maaf aku pulangnya sangat lama."
"Tidak apa-apa, kakak hanya bertanya saja." Caryle tersenyum.
"Aku ke kamar ya, kak."
Caryle mengangguk dan Vanya pun beranjak menuju ke kamarnya.
Saat sampai ia membuka tasnya. "Astaga buku diarynya tertinggal dan belum sempat di baca." Vanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Vanya segera mengirimi Calvin pesan.
My Cal
Kak bukunya tertinggal di kasur kakak, besok bawa ya!Nama kontak Calvin diubah oleh Vanya ketika ia pulang dari rumah Calvin tadi.
Tidak lama balasan pesan Vanya masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Detective [END]
FantasyKau suka menyelidiki seseorang? Atau kau pernah terpaksa menyelidikinya karena tugas yang diberikan oleh seseorang? Ia ada di pilihan ke dua. Ia terpaksa melakukannya. Menyelidiki orang itu. Manusia yang masih memakai seragam sekolah. Hei, dia buka...