Setelah hampir satu jam, akhirnya Caryle pulang dari kantornya. Ia bingung ada sosok laki-laki asing yang sedang bercanda dengan Vanya di kamar sang adik.
“Van?” panggilnya dari pintu kamar Vanya.
“Eh, kak Caryle sudah pulang? Kak, perkenalkan ini teman aku namanya Alex.”
Alex berdiri dari tepi ranjang dan mengahmpiri Caryle. Ia mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Caryle. “Saya Alex teman sekelas Vanya, kak. Saya mengantar Vanya karena tiba-tiba Vanya pusing.”
Dengan cepat Caryle menghampiri Vanya dan memeriksa suhu badan Vanya dengan menempelkan punggung tangan kirinya ke dahi Vanya. “Kau sakit? Mengapa kau tidak memintaku untuk menjemputmu?”
Vanya melihat manik mata kakaknya. Kakaknya benar-benar khawatir dengan kesehatannya. Ia tidak menemukan kebohongan di sana.
“Aku tidak apa-apa, kak, hanya kelelahan saja.”
“Baiklah kalau begitu. Terima kasih, Lex, telah mengantar Vanya pulang. Kau mau minum apa? Biar kakak buatkan.”
YoungDetective
Sebelum Caryle pulang tadi, Alex menceritakan tentang Ibunya. Ibunya bercerita tentang kebodohannya saat itu. Namun, Alex hanya menceritakan sekilas karena ia ingin Vanya mendengarnya secara langsung dari ibunya.
Oleh karena itu, besok setelah pulang sekolah, mereka akan menemui Ibu Dewi di rumahnya.
Alex telah kembali ke rumah tidak lama setelah Caryle pulang. Caryle sangat baik padanya karena telah menjaga adiknya.
Kesehatan Vanya juga telah kembali dengan istirahat dan obat yang ia minum. Ia vampir, namun obat-obatan manusia masih mampu menyembuhkan badannya.
Mungkin karena selama delapan belas tahun yang lalu, tubuhnya telah terbiasa dengan kebiasaan manusia.
Vanya telah datang sejak tadi ke sekolah. Semalam ia membaca buku diary milik Clarissa. Ia terkejut akan isi tulisan di dalamnya. Di dalam buku tertulis seperti ini :
Aku tahu kau mencintainya.
Aku tahu kau menyayanginya.
Namun aku tidak bisa membiarkan kau jatuh lebih dalam.
Aku mencintaimu seperti kau mencintainya.
Aku akan melakukan segala cara untuk mendapatkanmu bahkan aku bisa membunuh orang yang kau cintai itu!Dan juga tertulis :
Aku akan membunuhnya malam ini juga.
Gadis itu! Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri!Vanya tidak mengerti dengan isinya. Ternyata Clarissa-lah yang memulai semuanya.
Kini Vanya paham mengapa kakaknya melakukan itu semua. Namun, kakaknya tetaplah salah. Ia menyiksa dan mengurung Clarissa seperti itu membuatnya meringis.
Vanya tidak tahu siapa gadis yang dimaksud Clarissa itu. Ia akan membacanya lagi
nanti malam.YoungDetective
Sesuai janji Alex kemarin, kini mereka sedang dalam perjalanan ke rumah Ibu Dewi yang merupakan rumah Alex juga. Alex telah menceritakan bahwa Vanya ingin mendengar penjelasan dari Mamanya itu.
Ibu Dewi menyuruhnya untuk datang jam tiga saat ia telah selesai mengajar juga.
Berselang waktu dua jam, akhirnya mereka sampai. Rumah yang lumayan besar itu ditumbuhi pepohonan yang amat banyak sehingga sejuklah yang menyambut Vanya.
“Halamanmu sejuk sekali, Lex,” ucap Vanya sambil menghirup udara dan merentangkan kedua tangannya.
Alex tertawa kecil. “Mau sampai kapan kau berdiri di sana?”
Vanya tersadar. Lalu ia berlari menghampiri Alex yang telah berdiri di depan pintu rumahnya.
Mereka berjalan menuju ruangan milik Mamanya. Alex mengetuk pintu dan membukanya.
“Eh, kalian sudah datang? Ternyata Mama duluan yang sampai.” Ibu Dewi tertawa pelan.
“Bagaimana Mama bisa sampai dengan cepat?”
“With magic.”
“Mom cheating! Tadi aku pakai saja kekuatanku.”
“Hmh... bisakah kita mulai mendengarkan penjelasannya? Maaf, bukannya aku lancang, namun aku sudah sangat penasaran. Maafkan aku atas ketidaksabaranku, Bu Dewi.”
“Panggil aku Mama saja, Van. Kau adalah anakku juga. Kau adalah pasangan anakku, oleh karena itu panggillah aku Mama juga.”
“E... eh baiklah, Bu, maksudku, Mah.”
Ibu Dewi tersenyum. “Nah, anak pintar. Duduklah dahulu, Mama akan mengambil minuman.”
Ibu Dewi keluar ruangan. Vanya dan Alex duduk di bangku yang ada di sana. Tak lama Ibu Dewi datang dengan nampan yang berisikan tiga gelas es jeruk yang sangat menggugah itu.
“Mari minum dulu.”
Mereka bertiga meminumnya. Setelah hampir tinggal setengah isinya, Ibu Dewi mulai bercerita.
“Kau pasti sudah sangat penasaran bukan? Aku akan menceritakannya sekarang. Delapan belas tahun yang lalu, Ibumu melahirkan seorang anak perempuan yang menurut ramalan para klan penyihir akan menghancurkan klan penyihir. Oleh karena itu, ratu penyihir yang bernama Zevara memberiku tugas untuk membunuhmu. Tentu saja aku menolaknya. Aku menjelaskan bahwa ramalan itu belum benar adanya...”
Ibu Dewi menjedanya dengan meminum es jeruk miliknya, lalu ia melanjutkan,
“Namun, Ratu Zevara tetap bersikukuh ingin membunuh bayi itu. Dan bila aku menolaknya, Zevara akan membunuh anakku yang tak lain adalah Alex. Aku sangat kacau saat itu. Aku menuruti perintahnya. Saat aku ingin membunuh bayi itu, aku tidak sanggup. Lalu aku membawanya ke kediaman rumah Grisillia karena aku tahu mereka adalah keluarga yang baik. Sesuai dugaanku, mereka merawatmu sampai saat ini.”
Vanya bertanya, “Lalu bagaimana dengan Zevara? Mama tidak membunuhku bukan? Lalu jalan keluar apa yang Mama gunakan?”
“Aku membawa mayat bayi yang telah mati ke hadapannya. Ia percaya dan membebaskan anakku. Dan kini kau telah berumur delapan belas tahun lebih, itu berarti aromamu akan menguar dan dapat dicium oleh Ratu Zevara. Cepat atau lambat, Zevara akan datang untuk membunuhmu. Kau harus berhati-hati mulai sekarang, Vanya.”
“Aku tidak akan membiarkan penyihir jahat itu menyentuh Vanya sedikit pun. Aku akan melindunginya.”
“Itu tidak akan cukup. Kekuatan Ratu Zevara sangat kuat. Kau tidak akan bisa melawannya saat berhadapan dengannya.”
“Aku tahu. Tapi tetap saja aku akan melindungi Vanya sampai aku mati.”
YoungDetective
Detik-detik tamat😂
Senin, 4 September
22.03
Tiara Ulfiah
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Detective [END]
FantasíaKau suka menyelidiki seseorang? Atau kau pernah terpaksa menyelidikinya karena tugas yang diberikan oleh seseorang? Ia ada di pilihan ke dua. Ia terpaksa melakukannya. Menyelidiki orang itu. Manusia yang masih memakai seragam sekolah. Hei, dia buka...