Baru saja aku mau masuk kedalam toilet tiba tiba dari dalam toilet cowok keluarlah seorang laki laki...
"Hai rel",sapa laki laki itu.
"Eh jadd- revan",ucapku. Dia yang tadinya menyapaku dengan senyuman terukir diwajahnya berubah menjadi sebuah rengutan yang menyeramkan.
"Gue revan bukan jadden, ucapnya.
"Sorry sorry, by the way kita harus semb-",omonganku terpotong saat ku dengar deheman dari belakangku. Sontak aku langsung membalikan badanku dan menatap raven yang sedang mengangguk ngganguk.
"Oh jadi ketemuannya disini",ucapnya.
"Ngapain sih lo mau mau aja disuruh suruh sama Ms.Fia ",ucap revan. Oh, ternyata guru bp itu yang nyuruh raven nyari kita berdua eh maksudnya revan deng kan aku ga cabut.
"Mulai lagi lo cabut cabut",ucap raven.
"Gue bosen sekolah",ucapnya
"Yaudah lo mending gausah sekolah aja sekalian",ucap raven. Lah?
"Lah ini gue kan ga sekolah sih",ucap revan. Itu yang baru saja ingin ku ucapkan.
"Capek gue debat sama lo",ucap raven.
"Sama, gue juga capek debat sama dia tiap hari",ucapku tiba tiba yang sukses membuat mereka langsung menoleh kearahku.
"Sampe lupa gue kalo masih ada ni bocah",ucap revan.
"Udah sekarang mendingan lo berdua ikut gue kesekolah",ucap raven sambil menuntun tanganku. Raven tak menuntun revan, tapi revan sudah ikut jalan tuh. Berarti emang revan udah biasa kali ya?
"Lah gue kan gak cabut ngapain gue kesekolah coba?",tanyaku. Ya memang kan? Aku kan gak masuk sekolah dari pagi, kecuali kalo aku masuk sekolah dari pagi terus aku pergi itu baru namanya cabut. Kalo aku sih bolos.
"Tapi gue nemuin lo dimall",ucap raven masih sambil menarik tanganku.
"Ya suka suka gue dong gue mau kemana",ucapku pada raven.
"Udah ya lo ikut aja dan jelasin itu sama bapak kepala sekolah kita ya",ucapnya lalu melempar senyum palsu kearahku.
"Loh yang nyari Ms.Fia kenapa malah jadi ke kepsek?",ucapku lalu memberhentikan langkahku. Tentu saja aku gak mau di skors, mau ditaruh dimana coba mukaku kalo aku diskors.
"Lo mau berhenti nanya apa gue cium?",tanya revan dari sisi kiri badan raven.
"Idih ogah!",ucapku. Tiba tiba saja ponsel milik raven berbunyi.
"Eh, gue angkat telfon dulu. Lo berdua tunggu disini dulu",ucap raven yang berjalan sedikit menjauh. Langsung saja aku dan revan langsung saling tatap. Dan kami langsung tersenyum seolah olah kami mengerti apa yang kita pikirkan. Langsung saja aku berlari asal menjauh dari raven untuk meloloskan diri. Dan akhirnya ku putuskan untuk masuk kedalam toko beha. Karna aku fikir pasti raven tak akan mencariku kesana.
"Mbak saya numpang sembunyi ya! Ada cowok gila ngejar ngejar saya nih!",ucapku sambil berjongkok di belakang patung.
"Lah ini tempat jualan beha mbak bukan buat tempat sembunyi indup",ucap mbak mbaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maurelie
Teen FictionMaurelie Cassidy Halle, seorang gadis cantik yang baru saja memasukki masa masa putih abu abunya. Masalah masalah pun mulai bermunculan disana mulai dari telat masuk hari pertama sekolah lalu dihukum oleh wakil ketua osis a.k.a. Kakak kelas galak ya...