Chapter 10

22 4 0
                                    

"Seorang wanita telah mengaku melihat dan mengetahui siapa anonymous yang sebenarnya" ucap det.Rudy membuat suasana rapat menjadi riuh

Seorang penyelidik yang duduk di bangku paling belakang mengangkat tangan dan memberikan pertanyaan
"Pak, apakah kesaksian wanita itu dapat dipercaya?"

"Tentu saja, karena ia adalah salah satu korban si anonymous. Dan berdasarkan bukti bukti yang ia berikan, kita bisa mempercayainya" jawab det.Rudy yang membuat suasana rapat kembali menjadi riuh

Dibaris depan terlihat wajah det. Gunawan yang mulai berubah.

Sikapnya mulai tidak tenang memikirkan apakah benar para polisi ini sudah mengetahui bahwa anonymous adalah keponakannya.

"Ada apa det. Gunawan? Mengapa anda kelihatan tidak tenang begitu" ucap det. Rudy dengan senyum yang terlihat mencurigakan

"Oh, tidak ada. Bisa kita sudahi saja rapat ini? Perutku sudah lapar" jawab det. Gunawan

"Baiklah. Semuanya, dengarkan. Penangkapan akan dilakukan 2 hari yang akan datang. Rencana akan kita susun pada rapat berikutnya. Operasi ini diberi nama "Operasi Penangkapan Anonymous" baiklah, semuanya boleh bubar" det. Rudy membubarkan rapat.

----

5 jam sebelumnya

"Iya pak, saya ingin melaporkan sebuah kasus kejahatan cyber crime yang berkaitan dengan anonymous" ucap seorang wanita kepada polisi yang ada dihapannya

"Baiklah mbak, saya akan panggilkan det. Rudy" polisi tersebut berjalan memanggil det. Rudy

Seorang pria berusia 30an tahun keluar dari sebuah ruangan -yang hanya boleh dimasuki oleh anggota kepolisian- dengan menggunakan setelan rompi polisi berwarna hitam.

"Selamat siang" sapa det. Rudy

"Selamat siang pak. Langsung saja, saya ingin memberi kesaksian tentang anonymous. Saya pernah melihatnya membunuh, saya juga akan menjadi korbannya, dan saya memiliki beberapa barang bukti" si wanita menceritakan semuanya tentang anonymous.

Setelah beberapa lama bercerita.

"Pak, saya juga dibantu anak anda dalam mengumpulkan bukti ini" ucap sang wanita

"Anak saya??" det. Rudy tampak terkejut

"Ya, anak anda, Reza" jawab si wanita "Kami berdua menyimpulkan bahwa anonymous itu adalah ray"

"Ray?? Keponakannya det. Gunawan?" lagi lagi det. Rudy terkejut

"Iya, lihatlah hasil penyelidikan anak anda pak" wanita itu memberikan barang buktinya kepada det. Rudy

"Sulit dipercaya. Boleh saya tau nama anda??" tanya det. Rudy

"Nama saya...."

----

Det. Gunawan memasuki rumah sambil melepas sepatunya. Ia berjalan menuju ruang tengah

Lagi lagi ia kembali melihat lampu diruang tengah masih menyala, tapi kali ini dia sudah tidak terkejut. Karena itu adalah keponakannya

Ray yang melihat det. Gunawan pun menyapanya sambil beralih posisi dari baring menjadi duduk

"Ray. Ada yang ingin paman katakan" ucap paman ray memulai percakapan

"Ada apa paman?" tanya ray yang tampak penasaran

"Kepolisian. Mereka telah menemukanmu. Mereka sedang menyusun rencana. Dua hari lagi mereka datang untuk menangkapmu" jelas paman ray

"Ha?? Bagaimana bisa paman??" ray benar benar terkejut

"Ada seorang wanita yang melaporkanmu. Dia juga membawa bukti bukti yang lengkap" jawab paman

"Wanita?? Tidak mungkin paman. Padahal aku baru saja berhasil menguasai 'pria itu'" ucap ray yang tampak tidak percaya

"Kau bisa menguasainya? Terlambat. Bagaimana bisa ini terjadi bersamaan." sesal paman "kita harus melakukan sesuatu, digudang paman memyimpan beberapa senjata dan alat peledak yang bisa kau gunakan untuk melawan mereka"

"Kenapa paman membantuku? Bukankah paman akan dianggap mengkhianati negara" ucap ray

"Tidak apa apa ray. Karena kau adalah satu satunya keluarga paman"

----TBC-----

a/n: ok. Next capt

I Can See You [Continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang