Chapter 08

46 5 0
                                    


"Kalo gitu ayo kita kerja sama cari org itu" ucap reza dengan penuh keyakinan.

"Okelah.. Kalau gitu gw pulang dulu ya.." ucap ray sambil keluar dari kelas

Ray melihat di koridor lantai dua sudah tidak ada murid. Karena hari mendung, ia pun segera turun ke lantai satu lewat tangga.

Sepi.. Hanya ada beberapa orang murid yg sedang piket.
Ia segera menuju tempat parkir, mengambil motor besarnya.

Sama.. ditempat parkir juga sudah sepi, hanya ada penjaga sekolah.

Ray mengendarai motornya keluar dari gerbang. Ia melihat ke halte sekolah. Pasti sudah sepi pikirnya.

Ternyata tidak, ada seorang gadis yang terlihat sedang menunggu seseorang. Gadis yang dikenalnya.

Icha

"Eh.. icha. Nungguin siapa??" Tanya ray kepada icha

"Nunggu ayah jemput," jawab icha

"Ha?? Biasanya kamu kan pulang sama zara" tanya ray yang heran. Karena biasanya icha pulang bersama zara.

"Zara sama adeknya. Dijemput supir pribadinya." Jawab icha.

"Hmm.. aku antar pulang ya??" Ray menawari bantuan kepada icha.

"Gk apa apa ray. Ayah juga bentar lagi datang" jawab icha

"Gk apa2 apanya?? Hari mau hujan loo" ray mencoba meyakinkan icha.

"Tapi kan rumah kita beda arah" ucap icha

"Udah.. naik aja, dari pada kamu kehujanan" ucap ray.

"Hmm.." jawab icha sambil naik ke motornya ray.

Di perjalanan

"Icha, kamu kenapa gk bawa kendaraan sendiri kesekolah??" Tanya ray

"Aku gk bisa bawa motor" jawab icha "Ray... pelan pelan dong, aku takut. Kamu bisa bawa motor gk sih??" Icha takut karena ray bawa motor dengan kecepatan tinggi.

"Bisa lah... tenang aja. Kita harus cepat biar gk kehujanan." Ray mencoba menenangkan icha.

Untungnya rumah icha sudah dekat. Tidak berapa lama mereka pun sampai.

Dan akhirnya turun hujan. Ray memarkirkan motornya didepan rumah icha

"Icha. Kita udah sampai. Gk mau turun?? Nyaman ya??" canda ray melihat icha yang tidak sadar bahwa sudah sampai dirumahnya.

"Udah sampai?? Nyaman apaan?? Kayak mau mati tau gak" ucap icha kesal

"Yaudah.. maaf" jawab ray

"Kenapa?? Gk mau pulang??" tanya icha dengan nada mengusir

"Kamu gk lihat?? Kan hujan, baju aku basah lagi" ucap ray

"Yaudah.. aku masuk dulu. Tunggu disini, nnti dimarahi ayah aku lo" icha masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum. Icha pulang" ucap icha sambil melepaskan sepatunya.

"Waalaikum salam icha. Pulang sama siapa?? Ayah gk jemput, ayah kehujanan juga." jawab ayah icha dari ruang tengah

"Sama teman. Gk apa2" ucap icha menuju ruang tengah

"Teman?? Siapa?? Suruh dia masuk, hujan. ibu ambilkan handuk dulu bentar" ucap ibu icha

"Biarin ajalah di luar" jawab icha sambil duduk

"Gk boleh gitu, nih handuknya. Kasih ke dia" ucap ibu sambil memberikan dua buah handuk

Icha berjalan keluar. Ia heran, padahal tadi ray ada di depan pintu.

Tapi sekarang malah tidak ada. Ia berjalan menuju pintu dan melihat ke kanan.

Betapa terkejutnya dia melihat ray yang sedang membuka bajunya.

"Aaaaa" teriak icha

"Apasih icha??" Jawab ray yang ikutan kaget

"Pakai baju!! Cepat!! Klo gk, gk boleh masuk" ucap icha

"Baju aku basah.. yaudah.. iya" ray kembali memakai bajunya

"Ayo masuk" icha melemparkan handuknya ke kepala ray.

"Muka kamu merah" ucap ray tiba tiba

"Ha??" Icha menutupi wajah merahnya dengan handuk. Ia malu sekaligus kagum dengan tubuh pria ini.

Mereka berdua masuk ke rumah.

"Assalamualaikum.. om, tante" sapa ray kepada orang tua icha di ruang tengah.

Orang tua icha kaget karena baru pertama kalinya icha membawa pria kerumahnya, kecuali sahabatnya reza yang merupakan teman smp nya, itupun reza datang bersama zara.

Sekaligus senang karena anak mereka akhirnya ada perkembangan.

"Waalaikumsalam. Duduk nak. Siapa namanya??" ibu icha mempersilahkan ray duduk

"Panggil saja ray, tante" jawab ray.

"Iya ray.. tante ambilkan teh hangat dulu ya" ibu icha menuju ke dapur

"Ray ya?? Orang tua mu kerja apa?? Kenapa anak saya pulang bareng kamu??"

Ucap ayah icha yang membuat ray agak tersinggung "cewek cantik bapaknya killer" pikirnya.

Tapi ia mencoba tenang dan menjawab pertanyaan2 yang diberikan ayahnya icha.

Ibu icha pun kembali dari dapur

"Orang tua saya sudah meninggal sejak saya kecil om. Tadi saya lihat icha lagi nunggu di halte, terus hari mau hujan. saya tawari aja buat antar dia" jelas ray dengan tenang.

"Oohh.. makasih udah antar icha pulang, klo gk ada ray bisa2 icha kehujanan. Jangan sungkan anggap aja rumah sendiri, panggil aja kami ayah dan ibu" jawab ibu icha dengan lembut

"Apasih bu?? Baik kali sama orang baru. Jadi kamu tinggal sama siapa??" Ayah icha kembali memberikan pertanyaan

"Saya tinggal dengan paman. Paman saya seorang polisi" jawab ray.

Perbincangan mereka berlanjut hingga akhirnya hujan pun berhenti

"Om.. tante.. saya pulang dulu, udah sore" ucap ray

"Iya.. hati hati, nanti datang lagi ya" dibalas dengan senyuman ibu icha

"Oh iya.. saya mau minta ijin. Mulai hari ini, boleh gk saya anterin icha pulang??" tanya ray.

Icha tampak terkejut
"Gk usahlah ray.. ngerepotin"

"Gk apalah.. klo gitu ayahmu bisa istirahat. Makasih ya ray. Icha antarkan ray sampai kepintu" jawab ibu icha

"Iya bu" ucap icha

"Icha, aku pulang ya.." ucap ray sambil menyalakan motornya

"Udah.. sana pulang" jawab icha

----

a/n : chapter apaan ini?? 😂😂 Ini cuma chapter hiburan. Biar bikin penasaran gitu 😂😂 Authornya lagi pusing 😂😂Next chapter balik ke inti cerita. Jangan lupa vote ya..

I Can See You [Continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang