Story by : pxcchi
CITTT!!!
BRAK!!!
“Gracia... Aku... sayang... sama... ka-“
“Ci Shani!!!”
Keringat dingin membasahi sekujur tubuh Gracia. Sudah beberapa malam ini mimpi buruk itu menghantui pikirannya, dan selalu saja mimpi yang sama.
Mimpi tentang sesuatu yang sama.
Mimpi tentang seseorang yang sama.
Gracia menyeka peluh yang membanjiri keningnya sambil melihat ke arah jam dinding yang tergantung di dekat jendela kamarnya. Sudah jam 5 pagi, waktunya untuk bersiap-siap pergi ke sekolah.Dengan gontai Gracia turun dari tempat tidurnya sambil mengusap wajahnya kasar berulangkali, menghela napas panjang sebelum keluar dari kamarnya dan...
“Selamat pagi, Gracia!!”
Sosok yang tiba-tiba saja muncul di depan pintu kamarnya itu sukses membuat Gracia terjengkang mundur ke belakang, terkejut.“C-Ci Shani! Kenapa cici bisa ada di sini, sih?! Ngagetin aja tau!” keluh Gracia sambil mengelus-elus badan bagian belakangnya yang mencium lantai.
“Hahahaha, cici cuma mau ngasih surprise buat kamu, Gre!” kata Shani sambil membantu Gracia untuk berdiri dan memperbaiki tatanan rambut Gracia.
“Emang salah ya kalo aku ada di sini pagi-pagi? Cici kan, kangen sama kamu...” Shani menggembungkan pipinya, membuat Gracia jadi gemas seketika.
“Nggak salah sih, tapi seenggaknya kan, cici bisa ngabarin dulu gitu.” Gracia memajukan bibir bawahnya.
Sekedar informasi, Gracia tinggal sendirian di sebuah kos-kosan yang terletak di pinggiran kota. Dan Shani merupakan kakak kelas Gracia di sekolah yang kebetulan juga tinggal di kosan yang sama dengan tempat Gracia tinggal, hanya saja mereka tinggal di kamar yang berbeda, namun letak kamar mereka berseberangan. Mereka berdua sama-sama anak rantau yang bersekolah di luar kota.
“Ya udah, cici minta maaf deh. Ayo sarapan bareng di kamar cici. Cici udah masakin nasi goreng sama telur dadar buat kamu.” kata Shani sambil mengusap pelan pucuk kepala Gracia.
Seketika Gracia teringat pada mimpinya semalam. Mendadak saja ia merasa ketakutan hingga tanpa sadar tubuhnya gemetaran.
“Gre? Kamu kenapa?” Shani yang menyadari perubahan sikap Gracia mendadak jadi bingung dan sedikit panik.
“Ci... Cici janji kan, nggak bakalan ninggalin aku? Cici nggak bakal pergi jauh dari aku, kan?” tiba-tiba Gracia memegangi kedua tangan Shani yang halusnya menyamai kulit bayi.
Alis Shani bertautan mendengar perkataan Gracia yang terdengar ganjil itu.“Maksud kamu apa, Gre? Ya nggak lah. Cici nggak bakalan pindah kos, kok. Cici udah nyaman tinggal di sini.”
“Bukan ini maksud aku, ci!” kata Gracia sambil menggigit pipi bagian dalamnya kesal, tapi ia memutuskan untuk mengikuti ‘permainan salah paham’ ini. “Ya, aku takut aja gitu kalo cici mendadak pindah kosan. Ntar aku mainnya sama siapa?”
“Kan ada banyak anak-anak seumuran kamu di sini, Gre. Ada Okta, Feni, Jinan, Christi, terus satu lagi tuh siapa namanya, cici lupa... oh iya, Citra!”
“Kalo aku maunya cuma sama cici, gimana?” Gracia tersenyum miring. Shani yang melihatnya langsung menelan ludah.
“Oh, y-ya nggak apa-apa sih. Udah ah, ayo turun. Ntar nasi gorengnya nangis kalo dibiarin aja.” Shani mencoba untuk mengalihkan pembicaraan dengan menarik tangan Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet Story
FanfictionKumpulan OS GreShan yang sedikit manis, sedikit pahit.