Eternally You

3.2K 226 77
                                    

"Pagi ma !!! Maaf tadi malam aku gak datang, Soalnya baru siap urusan tugas bareng temen kampus jam 9 an. Jadi Bunda nyuruh aku langsung pulang aja kerumah." Suara riang gadis itu memecah kesunyian pagi ini di sebuah ruangan yang tak asing lagi baginya selama 4 bulan terakhir.
Langkahnya terlihat mantap menghampiri seseorang yang tengah tertidur di pembaringan itu. tampak tangan kanannya membawa sekuntum mawar ungu yang masih terlihat sangat segar.

"Aku bawain bunga kesukaan Mama nih, lagi gak musim Ma jadi dapetnya Cuma 1" lanjutnya sambil meletakkan bunga itu di sebuah Vas kecil diatas nakas samping tempat tidur.

"Oiya Ma, semalam aku udah dapat tempat untuk magang loh ! aku diterima di Kantor Kementrian Keuangan. Aku seneng banget Ma, bisa magang di tempat yang aku pengen dari dulu." Ucapnya antusias menceritakan kesehariannya kepada sosok yang masih tertidur itu.

"Aku bakalan berangkat bulan depan Ma, Mama gak papa kan kalo aku tinggal sebentar. aku Cuma 3 bulan disana, dan akan kembali setelah magangnya selesai. Disana juga aku bakalan tinggal di tempat Bubby Veranda kok, jadi Mama gak perlu khawatirin aku disana." Gadis itu masih saja terus berceloteh ria kepada orang yang dipanggilnya Mama itu. meskipun dari tadi tak mendapat tanggapan ia sepertinya tak pernah bosan untuk menceritakan keseharian dan kegiatan yang dijalaninya yang sudah menjadi ritual ketika sedang bercengkrama dengan sang Mama.

"Aku belom cerita sama Bunda tentang hal ini, kalo aku ceritain pasti bunda bakalan seneng banget dengernya. Ohiya, Mama seneng gak ?" tanya Gadis itu. namun tak ada yang menjawab, hanya suara detakan alat pengukur jantung itulah yang menjadi pengisi suara di ruangan ini selain suara Cindy.

"Ma...." Gadis itu menghentikan ucapannya ketika rasa sesak didadanya sudah membuncah hebat, tak terasa pipinya sudah basah oleh linangan air mata yang turun entah sejak kapan. Ia hanya rindu, rindu berbicara dengan sosok yang ada dihadapannya saat ini, ia rindu.... rindu membagi semua cerita kesehariannya seperti dulu. Ia rindu... ia rindu kenangan itu.

"Hhhhhh Mama kapan mau bangun ? apa disana lebih indah daripada semua yang ada disini ?" gadis itu tampak menarik nafas panjang sebelum melanjutkan ucapannya.

"Apa Mama gak bosen tidur terus ? hari ini genap 4 bulan Mama koma. Apa Mama gak mau balik ke kami lagi?"

"Ap—paa Mama gak kangen sama aku ? Bunda Shani ? Bubby Veranda, Aunty Kinal? "

"Apa Mama gak kasian sama Bunda Shani yang tiap malam nangisin Mama ? apa Mama gak kangen sama Bunda Shani yang selalu manjain Mama ?" pecahlah tangis gadis itu. Dengan air mata yang berlinang, ia menumpahkan semua rasa sedih yang selama ini hinggap di rongga hatinya. Menumpahkan air mata yang selama selalu ia tahan agar tak dianggap manja oleh orang lain. Hari ini ia menyerah, rasa Rindu, rasa sayang, dan rasa cinta yang dimilikinya kepada sang mama membuatnya harus menumpahkan air matanya saat ini.

"Pliiss Ma, bangun.... untuk aku, untuk Bunda... untuk Kami semua"

"Mama gak boleh nyerah ya ma, dan kami semua juga gak akan nyerah untuk bantu Mama dan doakan Mama dari sini"

"Aku sayang mama !!!" dengan sesenggukan yang masih melanda, gadis itu pun mendekat ke sosok yang ia panggil Mama, mengecup dengan hangat dahinya sembari hatinya terus berdoa

Jikalau ada kesempatan, kembalikan dia kepada kami tuhan !!!

.

.

.

.

"Cindy..."panggilan itu membuat gadis itu menghentikan kegiatannya yang masih betah mengecup setiap inci wajah Mamanya, ia menghapus kasar jejak air mata yang tersisa sebelum berbalik arah menatap pemilik suara lembut yang memanggilnya itu.

Bitter Sweet StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang