3. Aku Harus Apa?

351 12 0
                                        

"Entah suatu saat hati ini akan berlabuh pada siapa. Tapi yang kurasakan saat ini, sakit melihatmu berdua dengannya."
-Azza-

***

Teng...teng...teng

Bel sekolah baru saja terdengar sangat nyaring. Murid-murid sudah banyak yang berhamburan keluar kelas, begitupun Azza dan teman-temannya.

Hari ini Azza pulang bersama Dina karena mereka sudah berencana bahwa sepulang sekolah ingin pergi ke " Toko Buku " terlebih dahulu. Karena itu sebelumnya tadi Azza sudah menghubungi sopirnya agar tidak menjemputnya di sekolah.

Mereka mencari taksi di depan gerbang sekolah, namun jarang sekali ada taksi yang lewat dihadapannya. Akhirnya setelah 10 menit menunggu barulah ada 1 taksi yang lewat, mereka pun langsung naik ke taksi dan menuju ke " Toko Buku ".

Azza dan Dina sudah sampai di " Toko Buku ". Mereka berdua sibuk memilih dan membaca sedikit sinopsis buku yang kira-kira menarik perhatiannya. Sebenarnya yang mengajak ke " Toko Buku " adalah Azza, karena Azza ingin membeli Kamus Fisika dan Dina pun mau menemani sahabat semata wayangnya itu. Setelah selesai membaca-baca buku akhirnya Dina menemukan sebuah novel yang berjudul " Laskar Pelangi " dan ia pun berniat membelinya. Mereka segera menuju kasir untuk membayar buku tersebut, sebelumnya Azza sudah mengambil Kamus Fisika.

Saat di kasir...

"Berapa totalnya mba?" Tanya Azza ramah kepada mbak kasirnya.

"Semuanya Rp.78.000,00 mba." Jawab mbak kasir dengan senyum manisnya.

"Oke, tunggu sebentar mbak." Balas Azza sambil mengeluarkan uang Rp.100.000,00 dan langsung memberikan kepada mbak kasirnya.

"Kembaliannya Rp.22.000,00 ya mbak." Ucap mbak kasir sambil memberikan kembalian kepada Azza.

"Iya mbak, terimakasih." Balas Azza sambil mengambil buku yang sudah dibelinya dan beranjak pergi.

Setelah dari " Toko Buku " Azza dan Dina memutuskan untuk mampir ke KFC terlebih dahulu karena cacing-cacing di perutnya sudah demo gak jelas. Setelah sampai di KFC Azza langsung memanggil salah satu pelayan untuk memesan makanan untuknya dan untuk Dina. Dan pelayan pun langsung mencatat pesanan Azza.

"Tunggu sebentar ya mbak." Ucap sang pelayan setelah itu beranjak pergi.

Azza pun menjawab dengan anggukan sambil tersenyum ramah.

Tiba-tiba Dina berteriak mengagetkan Azza yang baru saja mengambil hp dari sakunya.

"Azza lihat cepetan ihh." Teriak Dina memanggil Azza.

"Apasih Din teriak-teriak gitu kayak orang gila aja." Balas Azza dengan kesal.

"Coba kamu lihat deh ke belakang, itu beneran kak Adam apa aku yang salah lihat." Terang Dina.

Dan Azza pun segera menoleh ke belakang sesuai dengan yang diperintahkan Dina.

"Din, gue ga salah lihat kan. Itu kak Adam sama siapa?" Tanya Azza kepada Dina sambil berkaca-kaca.

"Laitu yang gue bingungin Za, mangkanya gue tadi cepet-cepet panggil lo." Balas Dina.

"Itu cewe kan Din yang duduk disampingnya kak Adam?" Tanya Azza lagi.

"Iya Za itu cewek." Jawab Dina pelan.

"Tapi mereka kan bukan muhrim Din, kenapa tadi aku lihat mereka bercanda-bercanda sambil pegang tangannya yang cewe kak Adamnya." Jelas Azza sambil menahan air mata yang sudah menumpuk di kelopaknya.

"Positif thinking dulu aja Za mungkin itu adeknya kak Adam atau saudaranya, kan kamu juga pernah cerita kalau kak Adam gak mau pacaran sebelum menikah." Jawab Dina berusaha menenangkan Azza.

HARAPAN DALAM DOATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang