Sepuluh

718 38 3
                                    

"Kak Daniel."

"Kak?." Panggil Ysabel yang melihat kakaknya tiba-tiba terdiam.

"Kakak??." Panggil Ysabel sekali lagi kali ini dengan nada yang lebih tinggi.

"Ehh.. iya." Sahut Kathryn terbata-bata.

"Kakak kenapa? Ko malah jadi ngelamun?."

"Ah.. ng—nggak papa ko. Ini Daniel yang kamu maksud Daniel Padilla?." Tanya Kathryn memastikan.

"Iyalah kak. Anak osis yang namanya Daniel siapa lagi kalau bukan dia. Dia baik 'kan kak? Pilihan aku nggak salah?."

'Iya. Pilihan kamu emang nggak salah Ybel. Tapi, yang salah. Kenapa harus Daniel? Seseorang yang juga kakak cintai?!.' Ucap Kathryn namun sayang ia hanya mampu mengungkapnya di dalam hati.

"Iya dia emang baik ko."

"Tapi kak, aku sering lho ngeliat kalian berdua bersama dan itu mesra banget. Bahkan hati Ybel jadi panas kalau ngeliat kalian berdua. Apa itu yang di sebut cemburu ya kak? Dan ternyata cemburu itu nggak enak banget yaa.. kakak tau nggak Ybel berharap banget kalau Kak Daniel itu bisa menjadi yang pertama dan terakhir buat Ybel. Karena untuk pertama kalinya Ybel ngerasain jatuh cinta, dan Ybel nggak mau sakit karena cinta—dan jika itu sampai terjadi, entah apa yang akan terjadi sama Ybel. Mungkin Ybel akan trauma dan nggak pengen untuk jatuh cinta lagi." Jelas Ysabel panjang lebar lalu menarik napasnya sedikit memberi jeda. "Kalian nggak pacaran 'kan?." Tanya Ybel.

'Deg'
Kathryn benar-benar bimbang, dia dilema. Entah apa yang harus dia jawab, setelah mendengar penjelasan dari Ysabel. Kathryn menjadi tak tega untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Iya. Kita... kita.." Kathryn menarik napasnya panjang. "Kita sahabat, kakak dan Daniel cuma sahabat." Ucap Kathryn pada akhirnya. Hatinya tak kuat mengatakan itu, namun ia lebih tak kuat jika harus melihat adiknya bersedih. 'Maaf Daniel' batin Kathryn berkata, ia juga merasa bersalah karena tak mengakui Daniel dan juga telah berbohong pada adiknya.

"Oh yaa?? Syukurlah." Ujar Ysabel tersenyum lega. "Terus, kakak jadi,'kan bantu Ybel? Kakak, 'kan udah janji."

Lagi. Kathryn tak bisa berkata lagi, ia bimbang, ia bingung, ia dilema. Semua perasaan itu terus berkecamuk di hati dan pikiran Kathryn. Awalnya, memang dia sangat senang akan membantu adiknya. Tapi sekarang, setelah mengetahui bahwa Daniel orangnya. Kathryn tak rela. Tapi, Kathryn harus bagaimana lagi ia sudah terlanjur janji. Dan pada akhirnya Kathryn harus menganggukan kepalanya mengiyakan. "Iya kakak bantu ko." Ucap Kathryn tersenyum samar.

"Yaudah makasih kakak." Ysabel memeluk Kathryn dengan erat. "Kakak, emang kakak yang paling the best di dunia ini. Aku beruntung karena memiliki seorang kakak yang seperti kak Kathryn. Ybel sayang kakak."

"Kakak juga sayang kamu Ybel." Kathryn membalas pelukan adiknya.

Ysabel melepas pelukannya. "Yaudah Ybel ke kamar dulu yaah. Selamat malam kakak." Pamit Ysabel lalu mencium kedua pipi Kathryn, lantas melenggang pergi meninggalkan Kathryn sendirian dengan perasaannya yang terluka.

Setelah di rasa Ysabel telah menghilang dari kamarnya. Kathryn menelungkupkan kedua tangannya di atas lutut. Tubuhnya berguncang hebat. Ia menggigit bibir bawahnya agar isak tangisnya tak terdengar. Dan ia semakin mempererat tangannya untuk memeluk kedua lututnya. Ia hanya mampu menangis yang memilukan di dalam kesendiriannya.

***

Keesokan paginya Kathryn bangun dari tidurnya. Dan pada saat ia bercermin betapa mirisnya keadaanya sekarang. Rambut yang berantakan sehabis tidur, di tambah matanya yang membengkak sembab akibat menangis yang begitu lama tadi malam. Jika begini ia pun malu untuk berangkat ke sekolah. Tapi, mau bagaimana lagi..? Ia harus sekola karena akan di adakan ulangan harian. Dengan langkah gontai Kathryn pun menuju kamar mandi untuk segera menyegarkan badannya.

Complicated Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang