Sebelas

646 47 1
                                    

Nadine hanya mampu melihat mereka dengan perasaan yang terluka. Air matanya menetes. Lagi. Entah, sudah berapa banyak air mata yang ia habiskan untuk James. Nadine menatap gamang kotak makan itu. Lalu melihat ada tempat sampah di dekatnya dengan perasaan marah ia pun melempar kotak makan itu ke tempat sampah. Lalu kembali melihat James dan Kathryn yang sepertinya mau keluar. Dengan cepat Nadine membalikkan tubuhnya, ingin pergi, tapi, tanpa sengaja ia melihat Daniel yang sepertinya juga ingin ke kelas kekasihnya. Entah dapat ide darimana. Sedikit berlari Nadine pun memeluk Daniel. Sedangkan Daniel yang di perlakukan tiba-tiba itu hanya melongo terkejut.
"Nad, lo—"

"Bentar. Gue mohon. Sebentar aja." Pinta Nadine masih memeluk Daniel. Sebenarnya, ia tak ingin melakukan ini. Hanya saja ia terpaksa, ia cuma ingin tahu bagaimana reaksi James jika melihatnya memeluk orang lain. Nadine berharap James akan marah jika melihatnya—karena itu berarti, menandakan kalau James mecintainya.

Daniel pun ragu, ia takut kekasihnya marah jika melihatnya. Tapi, bagaimana pun juga Nadine adalah sahabatnya. Apalagi sekarang Nadine kelihatannya begitu sedih. Dengan kepeduliannya sebagai sahabat; Daniel menepuk-nepuk bahu Nadine berusaha menenangkannya.

Kathryn dan James yang baru keluar kelas pun terkejut melihat pemandangan yang ada di depannya.

Daniel yang menyadari adanya kehadiran kekasihnya. Ia pun melepas pelukan Nadine.
"Ini...nggak seperti yang kamu lihat ko." Ucap Daniel berusaha menjelaskan.

Sementara Nadine menatap ke arah James. Menunggu reaksi James.
"Nadine. Ikut aku!." Perintah James lantas menarik lengan Nadine.
Nadine yang di bawanya tersenyum. James kelihatan sangat marah. Berarti itu tandanya James mencintainya. Betapa bahagianya Nadine mengetahui kebenaran ini.

James membawa Nadine ke lorong yang sepi dari murid. Hening sebentar.

"Apa yang kamu lakukan tadi?!." Tanya James dingin.

"Aku hanya–" ucap Nadine tertunda karena di potong oleh James.

"Jangan pernah melakukan itu lagi!."

"Kenapa? Apa kamu cemburu? Aku seneng kalau kamu cem–"

"Aku nggak peduli kamu memeluk siapapun. Kamu boleh memeluk siapapun yang kamu suka. Tapi , tidak dengan Daniel!" James memberi jeda sedikit.  "Karena itu akan menyakiti Kathryn!" Tegas James lalu meninggalkan Nadine sendiri disana.

Nadine yang mendengarnya, tak menyangka bahwa James akan mengatakan itu padanya. Dia pikir, James cemburu padanya. Tapi nyatanya dia lebih peduli dengan Kathryn.
"Kamu boleh memeluk siapapun yang kamu suka?." Nadine mengulang perkataan James, ia tertawa sumbang.

"Hahaa kamu boleh memeluk siapapun yang kamu suka? Haha. Kalaupun aku ingin memeluk, seseorang yang ingin aku peluk itu cuma kamu James.!" Nadine menjawabnya sendiri sambil menangis.

"Karena itu akan menyakiti Kathryn!." Lanjut Nadine. "Lalu, bagaimana dengan aku? KAMU MENYAKITI AKU JAMESSSSS" Teriak Nadine lantas terisak.

"Aaahhhhhh!!!!!." Jerit Nadine meraung-raung hatinya sudah sangat sakit. Ia lelah! Seperti rasanya ingin mati!.

***

Kathryn dan Daniel sudah berada di taman tempat biasa mereka.

"Sayang? Kamu nggak marah, 'kan sama aku?." Tanya Daniel setelah beberapa saat hening.

"Aku cuma kasian aja ngeliat Nadine, kayanya sedih banget. Sebagai sahabat, wajar 'kan kalau aku me—" belum sempat Daniel menyelesaikan perkataannya. Kathryn menghentikannya dengan menaruh jari telunjuk di bibirnya. "Ssstttt."
"Nggak papa sayang. Itu memang sudah seharusnya, sebagai sahabat saling menenangkan sahabatnya jika ada masalah maupun tidak ada masalah" Ucap Kathryn tersenyum.

Complicated Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang