fyi : pencet bintang di bawah sebelah kiri gak susah kok. tq.Pas Kai manggil gue kemarin. Gue langsung ke kamar dan dia cuma bilang.
"Gak jadi."
Gue udah susah ngebawa kursi roda sendiri, terus pas sampe kamar dibilang gak jadi. Mau gue jorokin rasanya Si Kai dari penthouse yang tingginya naujubilah ini.
Suwe bener.
Dia lagi tiduran di kasurnya sambil mainin mac book-nya. Gue ngeliat dia lagi ngerjain beberapa proposal dan itu serius banget ngerjainnya. Karena gue baik, cantik nan rupawan. Ye kan?
Gak usah nyinyir udeh.
"Udah makan lo?" tanya gue dan dia masih berkutat sama mac book-nya. "Ditanya juga lo!" ucap gue lagi dan dia masih diem. "Ish ngambek. Cowok tuh begitu?"
"Apa? Kenapa?" tanya dia dengan suara yang meredam amarah.
"Kan gue nanya. Udah makan apa belum?"
"Kalau udah kenapa? Kalau belum kenapa?"
"Kalau udah syukur alhamdulillah. Kalau belum lo ke tante gengges sono minta uang terus beli makanan." jawab gue jengkel.
"Kalau lo nanya cuma buat bikin emosi, mending--"
"Lo tinggal jawab udah apa belum ribet amat sih?!"
"Belom. Puas?" jawabnya yang bikin gue memutar mata jengah.
"Minjem handphone lo," ucap gue sambil mengadahkan tangan gue.
"Buat?"
"Yak ilah. Sini, minjem sebentar." Ucap gue lagi dan dia langsung ngasih handphonenya ke gue.
Setelah mengutak-ngatik handphonenya gue langsung kasih ke dia dan mencoba memejamkan mata gue sebentar untuk tidur. Di sela-sela gue mencoba untuk tidur, Kai ngomong.
"Lo ngapain nanyain gue udah makan apa belum kalau emang lo gak ngelakuin satu hal apapun buat gue?"
"Berisik, mau tidur."
"Nges--"
Teng nong!
"Siapa coba?" Ucap Kai sambil menutup mac book-nya.
Gue membuka mata gue dan bersiap untuk keluar.
"NABILA KENAPA LO MESEN MAKANAN SEBANYAK INI?!!!"
Teriakan Kai bikin gue pura-pura tidur. Selama gue berpura-pura tidur. Gue ngerasa ada orang yang masuk ke dalam kamar dengan langkah terdengar kasar. Dan setelahnya gue mendengar Kai yang tertawa sarkas.
"Haha, pura-pura tidur gini lo?"
Gue masih memejamkan mata gue sampai gue ngerasa ada tangan yang menjalar ka paha gue.
"Woy! Ngapain lo?!" Pekik gue dan dia cuma berkacak pinggang sambil liatin gue.
"Bener kan lo pura-pura doang."
"Mmmm, iyaa. Kenapa?"
"Kenapa lo mesen makanan sebanyak ini?" Tanyanya sambil menunjukan empat bungkus plastik dengan berisi penuh.
"Kan lo tadi bilang belum makan. Gue pesenin makanan. Baik kan gue?"
Gue mendengar Kai menghela nafasnya. Sembari menetralkan emosinya.
"Lo gak perlu mesen makanan kayak gini. Gue bisa ngurus diri gue sendiri. Gue masih okay kalau lo yang bayar. Lah?? Ini gue yang bayar???"
Gue cuma bisa menggaruk kepala gua yang gak gatel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle ; Jongin✔️
FanfictionMau kemana gue pergi pun kayaknya gue akan selalu berada di jangkauan semua orang. fak, why? Warn : to much harsh words