Gue langsung berdiri dan masuk kedalam ruang inap bokap gue. Gak tau deh Kak Hyolyn sama Kai mau ngapain. Mau aneh-aneh kali.Huhu kesal sangat hati ini.
"Udah pada pulang semua, Dek?" Tanya Papi yang gue angguki.
"Mami mana?"
"Lagi urus administrasi. Papi udah di bolehin pulang hari ini."
"Loh? Cepet ya cuma dua hari?"
"Kamu emangnya mau Papi di Rumah Sakit terus-terusan?"
"Ya enggak.. maksud aku.. yaudahlah ya. Yang penting Papi udah sehat lagi," ucap gue dan Papi cuma senyum liat gue.
Gak lama Mami dateng dan ternyata semua udah ke handle. Mami cuma tinggal tanda tangan aja. Barang-barang Papi juga udah selesai semua di packing. Jadi kita tinggal pulang ke rumah.
Akhirnya gue balik juga ke rumah selama dua minggu lebih nemplok di Rumah Kai.
"Yah, Dek." Keluh Mas Minho.
"Kenapa?" Tanya gue.
"Ini gue cuma bawa mobil Mansori Vivere Bugatti Veyro punyanya Papi."
"Lah kan kita berempat?"
"Iya, Papi sama Gue. Mami sama Hyolyn."
"Lah gue????"
"Nah itu. Gue lupa banget."
"ISH MAMAS! Terus gue naik apa dong?"
"Gue anter aja," saut seseorang dari pintu dan ternyata kai.
Ih? Ngapain coba dia kesini?
"Gak. Gak usah. Aku naik grab atau taxi aja." Ucap gue sambil mengeluarkan handphone tapi terhenti karena suara Papi gue.
"Kamu tau kalau Papi paling gak suka kamu naik grab atau taxi."
"Ya terus aku naik apa, Pi?"
"Supir kita pada kemana?"
"Pada minta cuti karena Papi kan lagi sakit," saut Kak Hyolyn.
"Yaudah. Minho kamu pulang terus ganti mobil, baru kesini lagi." Seru Papi.
"Pi, dikira dari sini ke rumah cuma berjarak lima langkah kali. Ogah." Jawab Mas Minho.
"Udah Om. Nabila sama saya aja. Daripada gak ada jalan keluarnya? Yang ada Om gak pulang-pulang. Padahal Om mau istirahat kan?" Ucap Kai yang bikin Papi gue mikir.
HUHU PAPI JANGAN BOLEHINN. Gak mauuuuu.
"Yaudah." Jawab Papi
"Yes!"
"Pi, aku bawa mobil Papi aja. Mas Minho yang sama dia," ucap gue.
"Ih? Apaan? Lo kan tau gue udah lama banget mau nyetirin Papi pake mobil dia. Bwleee."
"Ih Mas Minho apa deh! Kaya anak kecil! Sini kuncinya." Pinta gue tapi Mas Minho malah jalan. "Yaudah gue bawa mobil lo aja, Kak."
"No. Gak ada yang boleh bawa mobil gue selain gue." Jawab Kak Hyolyn.
"Ya kan lo bisa sama dia tuh. Mesra-mesraan sama dia." Ucap gue sambil nunjuk Kai. Awalnya Kak Hyolyn mikir tapi yang terjadi dia tetap pada kebatuan palanya.
"Sorry, mau sih sama Kai. Tapi nanti aja. Gak musti sekarang. Ya gak?"
"Najis." Ucap gue tanpa sadar. Mami udah liatin gue tuh.
"Yaudah Mami aja deh yang sama Kai," ucap Mami tapi yang terjadi Papi langsung ngedorong gue ke Kai dan Mami dikasih pelototan ama Papi.
Bagus banget.
Kita jalan ber enam udah kayak satu keluarga. Tapi, kalau satu keluarga pasti ada yang diomongin. Kalau gue sama Kai diem-dieman. Mau deket dia aja gue males. Ampunan.
Sesampainya di mobil gue langsung duduk dan diam. Kai menjalani mobilnya dengan diam juga. Dia juga beberapa kali nanya sih tapi gak gue jawab.
"Rumah lo di?"
"Jl.Ni Aja Tapi Ku Tak Sanggup." Jawab gue sambil melihat ke arah jendela.
"Lo kenapa sih?"
"Masih marah sama gue?""Gak."
"Kok jadi jutek gini?"
"Gak jutek."
"Tinggal sama lo selama dua minggu itu membuat gue tau sedikit banyaknya diri lo, ya."
"Heum."
"Wtf with 'heum'?"
"Heun."
"Nab, gue serius ya. Gue gak suka diginiin."
Lah???????
"Lo kenapa? Kasih tau gue." Ucapnya dan ada rasa kesal di nadanya.
"Dibilang gapapa! Apasih?!" Akhirnya gue kesulut emosi juga kan.
Kai tiba-tiba rem mendadak yang buat gue hampir kejedot dashboard kalau tangan dia gak ngehadang kepala gue.
"Tolong. Jangan kayak anak kecil."
"Haha?"
"Apa susah lo bilang kenapa lo bisa kayak gini? Diemin gue dan hindarin gue tanpa alasan?"
"Apa lo bakal terima kalau gue kasih tau gue kayak gini karena apa?" Tanya gue balik dan dia cuma bisa diam.
"Lo diem kan? Gak bisa jawab?" Tanya gue lagi.
Kai melihat mata gue dan kita saling pandang. Gue tau kok ada sorot mata dia yang menunjukan kalau dia takut akan apa yang bakal gue omongin ke dia.
"Apa karena gue gigolo?"
Sumpah. Sakit sih sebenernya dia bilang kayak gitu. Gue udah pernah bilang kan ya kalau gue gak terlalu mempermasalahkan dia gigolo. Karena itu masih bisa gue atasin lah gimana caranya nanti.
"Enggak."
"Terus?" Tanya dia sambil berderinyit heran.
"Udah ngapain aja lo sama kakak gue?"
Dan gue tau pertanyaan itu bakal berdampak kesakitan hati yang sebentar lagi gue rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle ; Jongin✔️
FanficMau kemana gue pergi pun kayaknya gue akan selalu berada di jangkauan semua orang. fak, why? Warn : to much harsh words