36

5.5K 1.4K 39
                                    

Vomment as usual❤️!



"Disini dulu ya?"

Gue bingung harus mengiyakan atau enggak. Masalahnya, kalau gue tinggal nanti sakitnya malah makin-makin dan kalau gue tetep disini gue bilang apa sama Papi?

"Mau tetep pulang? Yaudah pulang aja gapapa, lo juga capek kan dari pulang kantor langsung kesini? Gue udah mendingan kok," ucapnya setelah gue mendiami pertanyaan dia.

"Serius? Yaudah gue pulang nih?" Jawab gue dan dia langsung diam.

"Iya."

"Yaudah gue pergi ya. Kalau ada apa-apa hubungin gue, oke?"

"Hem."

Gue keluar dari kamarnya. Berat juga sih sebenernya ninggalin dia yang sakit kayak gini. Gue berhenti karena hati gue bimbang harus jagain apa enggak.

Akhirnya setelah berpikir-pikir gue memutuskan untuk menunggu sampai Kai sembuh. Gue masuk ke kamarnya dan ternyata dia udah tidur.

Ya agak lama juga sih gue mikirnya ada kali 30 menit.

Gue bergegas ke arah lemari dia dengan diam-diam supaya gak membangunnkanya. Gue mencari baju gue, tapi ternyata udah gue bawa pulang semua. Akhirnya gue mengambil celana training Kai dan bajunya dia. Kegedean sih di gue, tapi gue nyaman.

Setelah gue mandi dan bersih-bersih, gue langsung keluar lagi dan mengabari Papi kalau gue gak pulang.

"Halo? Kamu dimana kok belum pulang? Jangan macem-macem ya, Dek."

"Pi, aku enggak pulang ya. Temen aku sakit, kasian gak ada yang jagain,"

"Cewe apa cowo?"

"Pokoknya gitu deh Pi! Udah yaaa, goodnight Papi." Gue langsung mematikan telpon gue.

Aduh, Papi maafin ya. Abisnya mau gimana.. daripada anakmu ini berbohong menambah dosa? Mending gak usah dijawab.

Setelah menelpon Papi gue ke dapur untuk membawa baskom berisikan air dan handuk kecil buat mengompres Kai lagi. Gue masuk ke kamarnya lalu langsung mengompres Kai. Mungkin karena gue capek jadinya gue ketiduran.


Paginya gue bangun dengan badan yang terkekang gak bisa kemana-mana. Gue menetralkan indra penglihatan gue dan tersadar kalau Kai memeluk gue erat.

Nyaman, hangat yang gue rasain saat dipeluk dia. Tapi gue cepat tersadar dan mendorong badannya agar melepas pelukan.

"Udah sembuh gini jadi kurang ajar ya?" Celetuk gue.

"Tapi lo suka kan? Gue tau lo seneng dipeluk sama gue. Buktinya gue tau daritadi lo udah bangun tapi gak protes tuh," ucapnya.

"Kegeeran banget sih lo!"

"Katanya mau pulang tadi malem? Ngapain disini?"

"Yee gue pergi salah, gak pergi salah. Terserah lo! Lepas ah gue mau mandi terus pulang. Soalnya lo udah sembuh." Ucap gue sambil memaksa untuk dia melepas pelukan gue.

Setelah terlepas dari pelukannya gue langsung mengecek suhu tubuhnya untuk memastikan lagi dan ternyata udah turun panasnya.

"Mau makan apa?" Tanya gue sambil berkacak pinggang dengan baju kebesaran punya Kai dan celana trainingnya.

"Makan apa aja asal lo yang bikin juga gue makan kok," katanya sambil mengedipkan matanya .

"EWWWWW, gue kasih curut bakar mau ya berarti?"

"Kalau makannya bareng sama lo mah gapapa." Jawabnya yang membuat gue memutar mata jengah.

"Lo aje sono sama bapak lo."

"Nanti ketemu sama bokap gue yang ada lo tercengang lagi."

"Ih tau ah!" Kesal gue dan memilih berjalan ke arah dapur.

"Nab!"

"Ha?"

"Lucu juga lo pake baju gue. It's just cute to see you wearing my clothes. You look so cute tho,"

"Iye gue emang lucu, makasih." Jawab gue sambil keluar dari kamar dia.

Ini masih pagi tapi hati gue udah mau loncat dari rongganya.

Gue memasak sop oyong buat Kai. Selagi gue masak Kai selalu ngeliatin gue dari ruang tv dan matanya gak pernah meninggalkan gue yang membuat gue risih.

"Kenapa sih lo liatin gue? Demen lo sama gue?" Tanya gue dan dia malah ngangguk.

"Udah gak demen lo sama tante tante gengges?" Tanya gue lagi dan bukannya jawab Kai malah mendekati gue dan duduk dihadapan gue sambil bertopang dagu.

"Nab, Nab," panggilnya ke gue.

"Ha?"

"Nab,"

"Ha?"

"Nabbbbb,"

"Haaa??"

"Nabilaaaaaaaaa,"

"Apaan sih bacot deh?" Jawab gue kesel.

"Kalau gue udah gak tertarik sama tante tante gengges gimana?" Tanyanya yang bikin gue kaget seketika dan loncat dengan memegang spatula.

"HA? SERIUS? BAGUS DONG! Ya ampun akhirnya temen gue lurus juga huhu mau nangis jadinya..."

"Seneng banget ya?"

"Iyalah!"

"Kalau gue masih tertarik sama tante tante gengges gimana?"

"Gue langsung bawa lo ke habib biar dikasih air terus kalau masih gak mempan tu air dari habib gue panasin terus di sembur ke otak biar lo jadi bener."

"Waduhh,"

"Tapi lo bener udah gak kayak dulu kan....?" Tanya gue lagi hati-hati.

"Kalau gue udah bener lo gak bakal ninggalin gue kan ya?"

"Iya!"

"Serius?"

"Iyaa,"

"Berapa persen?"

"100% lah! Masa temen gue udah bener gue tinggalin?"

"Oke, gue berubah buat lo." Jawabnya yang membuat gue sedikit tertegun.

"Jangan berubah buat gue. Berubah buat diri lo sendiri biar bisa jadi yang lebih baik lagi."






N.n :

Karena circle mau abis, ceritanya bakal gue private yaa. Bukan nyari follower or everything tapi dr dulu gue bakal private cerita yang bakal mau abis:)

BTW, gue udah publish buat cerita baru yang bakal gantiin circle ya! Judulnya : SWEET LIES.

Tokohnya gak usah ditanya pasti Kai numero uno.

Terimakasih!

Circle ; Jongin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang