^Chapter 9

395 48 89
                                    


Selepas penjelasan eunha, hani tidak keluar kamarnya sampai malam tiba.
Bahkan taehyung teriak-teriak minta bukakan.

"Hani-ya! Buka pintunya!" teriak taehyung. Tapi hani tidak menggubrisnya, ia tidak berhenti menangis. Hatinya sangat sakit, sakit sekali.

"Bodoh, aku kan bisa nembus" gumam taehyung.
Akhirnya taehyung terpaksa menembus pintu itu.
Saat ia berhasil, ia melihat hani yang tidur dengan posisi membelakanginya.

Taehyung menghela nafas.
"Han?" tidak ada jawaban dari hani.
"Kau sudah tidur ya?" taehyung tau ia tidak akan dijawab, karna ia pikir hani sudah tidur.

"Apa kau tidak merindukanku?" gumam taehyung pelan. Tapi, hani masih bisa mendengarnya.
Perlahan taehyung naik keatas kasur hani. Merasa ada pergerakan hani dengan segera menutup matanya, seolah-olah ia sedang tidur.

Hani bisa merasakan lengan taehyung yang melingkar diperutnya. Yaa, taehyung tidur disamping hani. Tubuh hani semakin membeku saat taehyung menyembunyikan wajahnya diceruk leher hani. Tubuh mereka sangat dekat. Hani bisa merasakan hembusan nafas taehyung.
"Kau tau, aku juga mempunyai perasaan. Aku... Menyukaimu kim hani, ani... Aku mencintaimu, bahkan aku takut jika kehilanganmu. Tapi, aku sadar jika kita berbeda. Hanya saja, sangat susah menghilangkan perasaan ini." hani hanya terdiam seribu bahasa.

"Aku mencintaimu..." lirih taehyung.
Hani merasakan nyeri didadanya, dengan susah payah ia menahan agar isakan tangisannya tidak keluar.
Lama sekali mereka berdua diposisi itu, sampai mereka kelelahan dan tidur dengan posisi taehyung yang memeluk hani dari belakang.

~~~

DISISI LAIN...
Ada seorang namja jangkung sedang bersender ditembok, dengan meminum-minuman kaleng.

"Kapan aku akan melancarkan aksiku? Aku sudah menemukannya,aku sungguh tidak sabar. kau akan lenyap... Kim taehyung!" kaleng yang berada ditangannya remuk, smirk terpampang jelas diwajahnya.

"Oh, iya... Sebelum itu aku harus menelpon 'bunny'ku dulu" ia merogoh saku jaketnya, dan mengetik nomor yang akan dihubunginya.

~~~
Eunha sedang sibuk memasak didapur dan jungkook yang setia menunggu istrinya sambil menonton acara ditelevisi.
Eunha melihat ponselnya yang bergetar tanda ada panggilan masuk. Nomornya tidak diketahui, dengan ragu eunha menjawab telepon tersebut.

"Y-yeoboseyo?".

"Hai bunnyku tersayang~". Tubuh eunha menegang, ia kenal betul siapa pemilik suara ini.

"Kenapa? Kau sudah mengenali suaraku?" mingyu menyeringai,ya dia mingyu.
Eunha melawan rasa takutnya.
"Mau apa kau?!" ketus eunha.

"Ow, ow... Santai saja, aku tidak ingin apa-apa... Hanya ingin taehyung lenyap dari bumi ini agar aku bisa memilikimu seutuhnya" mingyu tertawa keras lalu mematikan sambungan itu.

Jantung eunha berpacu dengan cepat. Mingyu masih saja mengincar taehyung. Karna mingyu tak pernah tau kalau sekarang jungkooklah yang bertanggung jawab atas keselamatan eunha.

Jungkook yang tidak mendengar aktivitas eunha, mencoba pergi menghampiri sang istri. Jungkook terkejut karna istrinya terduduk lemas dengan air mata yang sudah mengalir deras.

"Astaga! Chagi, ada apa?" jungkook segera mengangkat tubuh eunha yang lemas kedalam kamar.

Jungkook merebahkan eunha kekasur. Jungkook melihat eunha yang bermandikan keringat dingin. Ia tahu jika sekarang eunha sedang ketakutan luar biasa, pasti satu penyebabnya.

"Chagi? Ada apa?" tanya jungkook khawatir. Eunha menatap sang suami.

"J-jungkook, m-mingyu sudah kembali" ujar eunha dengan terbata-bata.

Jungkook terkejut bukan main,.
"Apa?! Ini tidak bisa dibiarkan, aku akan selalu menjagamu eunha. Jangan khawatir." jungkook meraih tangan eunha dan mencium tangan eunha berkali-kali. Perlakuan jungkook memberikan eunha sedikit ketenangan.

"Tapi, jungkook. Yang sekarang harus kita lindungi taehyung bukan aku. Dia sedang mengincar taehyung!" ujar eunha khawatir.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya jungkook.

~~~

Hani mengerjapkan matanya perlahan membiasakan cahaya yang serasa menusuk matanya.

Badannya terasa kaku, ia baru sadar kalau ada lengan yang melingkari pinggangnya.

"Taehyung..." lirihnya pelan. Ia melepaskan lengan taehyung dengan perlahan. Dan melangkahkan kakinya kekamar mandi, sekedar info hani tidak bersekolah hari ini karna libur. Didalam kamar mandi,hani sama sekali belum mengguyur tubuhnya dengan air.
Ia masih sibuk dengan pemikirannya yang campur aduk.

Ia senang karna mengetahui fakta bahwa taehyung sekarang dalam keadaan koma dan ada kesempatan hidup jika taehyung kembali ketubuh aslinya.

Disatu sisi ia sangat kecewa, sangat-sangat kecewa. Bagaimana tidak? Jika taehyung kembali, maka dia akan melupakan hani. Dan seluruh hal yang berkaitan dengan hani.

Sungguh hal itu membuat hani sakit hati. Dia sangat sangat mencintai taehyung. Jangan salahkan hani atas hal ini, salahkan perasaan hani karna menyukai hantu. Toh, juga tidak salahkan jika kau menyukai lawan jenis? Apalagi mereka sudah terbiasa satu sama lain.

Ughh, hani frustasi memikirkannya. Ia dengan segera mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Menyejukkan pikirannya.

Hani keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutnya sebentar.
Ia berjalan kearah nakas meja dan mengambil ponselnya.

'Aku akan menelpon jimin saja, aku tidak bisa diam saja dirumah' batin hani.

Ia pun segera menghubungi jimin.

"Yeoboseyo"

"Ah, jimin. Apa kau sedang sibuk?"

"Nde"

"O-oh, kalau begitu baiklah. Maaf mengganggumu"

"Hmm"

Hani segera memutuskan panggilan tersebut.
"Ada apa dengan jimin? Tidak biasanya dia menolakku, dan kenapa dengan nada bicaranya?" gumam hani heran.

"Ah, dia kan sedang sibuk" ujar hani lagi.

Sementara itu jimin....

"Mianhae han..."

---TBC---

I Like Ghost[complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang