Masa abu-abu, masa yang katanya ada wow nya gitu. Gue sih gak tau pasti seperti apa masa SMA, karena gue aja baru masuk SMA. Dan hari ini adalah hari pertama gue. Dan kata bapak tebe, hari pertama di masa sma itu harus ada manis-manisnya gitu, kayak aer minum. Tapi anehnya, daritadi gue ngedekem di kelas bau ini nungguin sesuatu yang spesial tapi kagak ada yang muncul. Mata gue hanya terpaku menatap pintu kelas bercoretkan kata yang Amazing, "Clàmet datenk ea di kelas baroe kalian semoea. And celamoet belcengcara riaa."
Dan dari situ gue mikir, mungkin alumni kelas ini alay nya melebihi dijjah geseng. Dan mereka membuat kelas ini seperti rasa keperawanan mimi peri. Sumpah! Gue mual seketika pas liat poster yang tertempel di kursi gue, gambar mimi peri lagi megang handuk dan ada tulisan dibawahnya, "dicocol bang."
"hadeh, gue gak yakin hari pertama gue di SMA berasa manis, orang daritadi yang gue liat cuma poster mimi peri, coretan anak dugem, dan gambar naruto pake hijab. Kelas apaan sih ini?!"
"ini kelas kita sekarang, Peh." sahut seorang pria dari pintu dan perlahan menghampiri gue sambil duduk di meja gue dengan seenak idungnya.
"apa sih lo?! Kayaknya lo merhatiin gue mulu sih!"
"dih, siapa yang merhatiin lu, mending gue perhatiin laler lagi bertelor noh." pria itu menunjuk laler yang terbang semeriwing ke arah gue. "eh, btw on the buswayy, kok lu ngomong sendiri tadi?"
"apasih, gue lagi ngomong sama laler yang lagi bertelor!" gue memukul meja yang tak bersalah itu seraya menahan panas ditangan karena kualat sama meja.
"b aja dong bang, hayati takyut!" ucap pria setengah dugong ini sambil memeluk dirinya, seakan-akan gue mau macem-macem sama dia, padahal sih sebenarnya pengen gue pites ini manusia satu.
Tuh bener kan, hari pertama pasti gak ada spesialnya sama sekali, seengaknya ada gitu cogan yang pura-pura kenalan sama gue. Tapi apa daya, yang deketin gue malah manusia seperempat dugong dan seperlima suneo. Oh iya, kenalin, dia sahabat gue sekaligus tetangga gue dari kecil. Kita selalu bareng dari TK sampe sekarang. Namanya Yusuf Mutawaqil, tapi gue manggil dia Ucup deqil, walaupun emaknya sendiri manggil dia Arnold. Yah panggilan gue itu sesuai fakta, karena kulitnya yang eksotis, rambutnya jabrix, dan otaknya yang agak gesrek. Manusia langka itu udah jadi sahabat gue sejak lama. Otaknya pas-pasan, mukanya standar, dan jomblo akut yang membuat dia jadi Best prend yang susah gue cari, karena dia makhluk langka.
"Woy, nanti pas masuk, gue duduk sama lo, ya? Gue males nanti cewe-cewe baru pada histeris liat gue." Ucup berdecak membanggakan dirinya. Mungkin ada benarnya juga, nanti cewe-cewe histeris liat muka dia yang terlalu absurd.
"terserah lo. Tapi jangan ngaku-ngaku kalo gue pacar lo kayak di SMP dulu. Ogah banget gue."
"iya cayangkuhh."
"najis, dasar kembaran mimi peri! Jauh-jauh sana!"
"aw! Mau dong dicocol bwang!"
Bel masuk sudah terdengar, semua murid baru di kelas sudah berkumpul, tapi ada empat kursi kosong di sebelah kursi gue yang gue gak tau punya siapa. Tak lama kemudian, guru pun datang. Guru pertama ini terlihat sangat galak, karena kepalanya yang bersih tanpa rambut dan kumis tebal di bawah dagu, eh maksudnya bewok deng. Dari bewoknya yang sekseh itu gue tau, dia guru fisika. Liat aja, rambutnya abis pasti gegara kebanyakan mikir. Tapi lumayan cakep lah gurunya, tapi sayangnya dia udah tuir, dan gue gak demen yang over usia.
Balik ke topik. Guru itu membanting dirinya di kursi guru dengan keras, dia terdiam cukup lama. Gue yakin, pasti sakit itu kaki kepentok meja. Makanya dia diem. Tapi yaudahlah. Guru itu menatap horror ke arah kursi kosong itu, matanya melotot seakan ingin mengeluarkan jurus sharigan, mulutnya mulai berkicau, "siapa yang terlambat hari ini?!"
"lah kagak tau dah. Secara kan akoeh baru masuk dan gak kenal sama mereka, Pak." Sahut Ucup dengan santai seakan guru itu bapak moyangnya.
"kemana mereka?!" guru itu memekak seperti kak ros kalo lagi liat kecoak, nyaring coy.
"maaf, Pak. Kami terlambat." tiba-tiba dua orang pria berkacamata masuk dengan nafas memburu, seperti orang abis dikejar bences. Seketika mata gue mengeluarkan jurus byakugan ketika melihat dua pria itu, salah satunya yang berkulit sawo matang dan sedang senyum pepsodent ke arah guru itu. Gak salah lagi, itu dia! Rizky, doi gue pas kelas 9! Omaygat, cowok cuek dan ngeselin yang pernah gue sukain di kelas 9 sekelas lagi sama gue!
"kenapa kamu terlambat?!" guru itu mulai mengintimidasi Rizky dan temannya yang satu lagi.
"kakek saya mules, Pak."
"kucing saya lahiran, Pak.""oh, ya? Kucing kamu lahiran berapa anak?" guru itu mulai melunak dan tertarik pada kucing teman Rizky yang katanya lahiran.
"anaknya 4 dan alhamdulillah sehat semua. 3 betina dan 1 jantan, namanya Noki. Dan saya bingung, Pak. Karena si Noki itu pengen kawin tapi gak ada mas kawinnya." alibi pria berkacamata itu.
"au ah hayati lelah mendengarnya. Sudah sana duduk!"
Rizky dan temannya itu pun duduk di meja sebelah gue. Duh, jantung gue rasanya cenat-cenut kalo deket dia. Tapi kira-kira dia kenalin gue gak ya?
"perkenalkan anak-anak, nama saya Agung Sobirin. Walaupun nama saya Agung, tapi saya bukan Agung hercules, apalagi agung manis yang pake susu itu." Ucap pak Agung dengan nada alay dan disambut gelak tawa para murid.
"itu jagung, keles. Gue goreng juga dah itu bewok biar jadi bewok crispy ala Pak Agung." dan akhirnya meleset lah gumaman ini dari mulut gue.
"Dan jangan pernah panggil saya Justin Bieber ataupun Shawn Mendes, okay? Walaupun wajah saya mirip sama mereka tapi saya ogah disamain sama mereka." Ucap pak Agung sembari mengelus kepalanya seakan mempunyai jambul.
Lalu tiba-tiba pintu kelas terbuka keras dan munculah dua manusia yang terlihat lelah karena berlari, bisa dilihat seragamnya yang basah, pasti bau ketiak.
"kalian kenapa telat?!" pak Agung memukul meja yang sontak membuat dua orang itu terkejut.
Anehnya, gue ikut kaget melihat dua sosok yang telat itu, mereka berdua doi gue! Itu Farhan dan Dirayuda!
"Sa…saya telat bangun tidur, Pak." Jawab Farhan--doi gue saat kelas 7--sambil menundukkan kepalanya.
"Macet, Pak." Sahut Dirayuda dengan santainya.
"halah! Bilang aja kalian godain cabe-cabean pengkolan dulu kan?! Kalo kalian mau godain, ajak bapak juga lah. Bapak single tau!" ucap Pak Agung yang membuat seisi kelas tertawa.
Farhan dan Dirayuda tersenyum saat itu, tapi senyumnya berkembang menjadi seringaian lebar ketika mereka melihat gue, ya gue, entah kenapa mereka senyum ga danta gitu. Tapi ada satu hal yang jelas sekarang,
Gue satu kelas lagi sama 3 doi gue! Dan bisa dipastikan kalau hari pertama gue dimasa abu-abu ini mencengangkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and 3 Doi
Humor"Doi peka terlambat." sesuai judul cerita, gue punya 3 cowok yang masuk daftar doi gue. semua itu dimulai dari cinta monyet ala anak SMP. gue selalu punya doi baru disetiap tingkatan kelas SMP, dari kelas 7,8, hingga kelas 9. tapi sayangnya mereka g...