Kriing...Kriing...Kriing
Akhirnya bel istirahat bunyi juga, walaupun suaranya kayak bel soak, tetapi tetap indah bagi seorang murid. Tapi kali ini gak seindah biasanya. Hari ini gue gak mood, sampe tawaran traktiran Ucup pun gue tolak. Alhasil Ucup pergi ke kantin sendiri. Gue cuma diam di kelas mimi peri ini sambil merenung gak jelas, kan siapa tahu shawn mendes tiba-tiba ngajak merid. Tapi sebenarnya ini membosankan. Gue pura-pura baca buku aja biar disangka pinter sama murid baru yang lain, padahal yang gue baca buku kosong."kalau mau disangka pinter, jangan kelihatan begonya dong." Ucap pria yang tiba-tiba duduk di sebelah gue. Suaranya cool agak serak--mungkin panas dalam, gue hafal banget itu Dirayuda. Gue suka suara dia, tapi gak suka karena dia selalu tiba-tiba, kayak cinta aja datang tiba-tiba.
"lo gak berubah ya? Dari dulu masih aja oneng" Ucapnya sambil terkekeh. Untung dia ganteng, coba kalo absurd kayak Ucup, buku yang gue pegang mungkin lepas landas ke muka dia.
"maksudnya gak berubah itu apa?"
"iya. Lo gak berubah, dari kelas delapan masih sama. Lo pikir buku kosong yang ditangan lo itu bisa dibaca? Ada tulisannya juga enggak. Lo itu terlalu polos ya" Ucap Dirayuda sambil berkacak pinggang kayak model lagi run way. Lama-lama gue kasih garam juga nih cowok, abis kurang asem sih.
"suka-suka gue lah. Lagian buku ini ada tulisannya, cuma orang-orang tertentu yang bisa lihat."
"iya, cuma orang aneh bin ogeb yang bisa lihat. Gue sih enggak." Dirayuda berdecak membanggakan dirinya. Tapi terserah juga sih, orang ganteng mah bebas.
"lo juga gak berubah ya? Masih kayak dulu. Masih suka ejek gue gak jelas. Lo mending ngaku sama gue, lo kritik gue karena mau modus kan?!"
"dih! Buat apa modus sama lo, gak ada untungnya buat gue. Gue lebih suka modus sama cewek pinter, biar ada faedahnya dikit lah."
Jleb.
Aduh, hancur dah ini hati. Sakit banget dia ngomong itu. Rasanya hati gue kayak diuleg sampe halus, trus ditumis dan dicampur kangkung, dan jadilah tumis kangkung. Aduh jadi laper kan. Tapi tetap aja sakit, man. Ternyata usaha gue di kelas 8 dulu semua sia-sia.
"by the way, lo lagi ngapain disini? Kenapa gak ke kantin? Lo gak punya duit ya? Kasian banget sih lo" Dirayuda terkekeh lagi.
"gue lagi nunggu doi, dia lagi beli makanan buat gue! Udah sana! Ganggu aja lo!" akhirnya jiwa kak ros gue keluar juga.
"doi? Siapa doi lo?"
"kepo banget!"
Dan tepat setelah itu, sesosok alien muncul dari pintu dan menghampiri gue. Dengan tatapan mengerikan dia mendekati gue.
"Lo lagi ngapain berduaan disini, Peh?" Ya, itu Ucup.
"cuma ngobrol sedikit doang kok sama Mpok Ipeh lo. Gak ada yang penting. Yaudah, gue pergi duluan ya. Gak enak ganggu orang lagi pacaran." Ucap Dirayuda dengan kekehan kecil kemudian berlalu meninggalkan gue dan Ucup.
"pacaran?"
Tuh, kan. Ini yang bikin gue pusing. Si Suneo ini pasti GR setelah Dirayuda ngomong tadi.
"ah, forget it. Gue tadi di kantin beli seblak, Peh. Yang jual cakep dah, seblaknya juga enak. Eh, tiba-tiba gue inget lo. Gue pikir lo pasti suka juga. Makanya gue beliin, nih." Ucup berkata sambil memberikan sebungkus jajanan legend gue pas masih SD dulu.
"choki-choki?"
"iya. Abis kalo gue beli seblak, duit gue gak cukup. Gue beli choki-choki aja. Hehe...." Ucup menyeringai sambil menggaruk tengkuk lehernya yang bentol karena gigitan nyamuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Me and 3 Doi
Humor"Doi peka terlambat." sesuai judul cerita, gue punya 3 cowok yang masuk daftar doi gue. semua itu dimulai dari cinta monyet ala anak SMP. gue selalu punya doi baru disetiap tingkatan kelas SMP, dari kelas 7,8, hingga kelas 9. tapi sayangnya mereka g...