Masih dengan cerita yang sama. Gue perjelas lagi, kalo sekarang gue satu sekolah bahkan sekelas sama 3 doi gue dari SMP. Dan yang lebih parah, mereka duduk berdekatan dengan meja gue. Sejauh ini sih mereka biasa aja, ah mungkin dia udah lupa sama gue. Oh iya, sebelumnya gue sempat dag-dig-dug karena Farhan dan Dirayuda nyengir ke arah gue, dan gue pikir dia inget sama gue, ternyata enggak. Dia nyengir karena lihat dua bangku kosong di belakang. Mungkin mereka pikir dengan duduk di belakang jauh dari pantauan guru. Setelah Pak Agung menyuruh mereka duduk, mereka mengambil tempat di belakang gue. Sedangkan Rizky dan temannya yang punya kucing tadi duduk di samping meja gue. Yap, bisa dibayangkan, gue duduk dikelilingi para doi masa lalu.
Dan sekarang, kelas lagi free alias kosong. Walaupun kelas ini baru, tapi udah ribet banget dan rame seketika melebihi pasar diskon yang isinya emak-emak.
"eh, lo bukannya Ara, ya? Yang sekelas sama gue dikelas tujuh?" suara sedikit cempreng itu berbicara sama gue, gak salah lagi, itu suara Farhan. Omaygat! Gue salah kira, ternyata dia masih inget sama gue. Dan sekarang dia nyapa gue sambil megang pundak gue dari belakang. Otomatis gue sama Ucup mau gak mau harus nengok ke belakang--ke arah dia.
"eh, Farhan. Kita sekelas lagi ya rupanya." Jawab gue dengan malu-malu. Seriusan, ini gue jaim banget.
"iya, Ara. Kok lo berubah ya sekarang?" tanya Farhan sambil menatap wajah gue seakan muka gue ada yang beda. Iyalah beda, secara gue makin cantik gitu.
"apasih, Han. Dia itu namanya Lala bukan Ara." Sahut Dirayuda dengan nada cuek. Gue bingung kenapa gue sempat suka sama cowok beku kayak dia. Tapi kok dia kenal Farhan yak? Entahlah, incess bingung.
"eh, lo kan temen sekelas gue pas kelas 9? Nama lo Bella, kan?" sahut seseorang dari arah samping gue. Ya, dia Rizky, dan dia nyapa gue.
"dih, kok jadi Bella. Namanya itu Lala, dia temen sekelas gue pas kelas delapan!" Dirayuda kembali berkicau.
"dia itu temen sekelas gue pas kelas tujuh. Namanya Ara, bukan Lala ataupun Bella!" Oh ya ampun, sekarang Farhan mulai membantah hal itu.
"enggak, kok. Gue yakin, namanya Bella. Dia temen sekelas gue pas kelas 9! Lo gak lupa nama lo sendiri kan?" tanya Rizky yang terkesan mulai mengintimidasi.
"namanya Ara!"
"orang namanya Lala!"
"Dia itu namanya Bella!""Apasih kalian! Dia itu namanya Ipeh!" Dan keluarlah ucapan itu dari mulut manusia langka a.k.a Ucup--sahabat gue.
"ini malah tambah kagak jelas! Sebenarnya nama lo siapa sih?!" Dirayuda mulai menaikkan nada suaranya. Gue tahu, kalo dia udah histeris gitu pasti dia udah bingung banget.
"oke! Gue jelasin! Ara, Lala, ataupun Bella adalah nama gue! Ara adalah panggilan gue pas kelas 7, Lala panggilan gue pas kelas 8, dan Bella adalah panggilan gue pas kelas 9! Puas lo? Lagian kalian itu pernah sekelas sama gue, kalian gak tau nama lengkap gue di absensi kelas apa!"
"gue tau, nama lengkap lu Carla Clarabella. Tapi yang gue bingung, kenapa lo dipanggil Ipeh?" Rizky mulai mengeluarkan jurus coolnya. Gila, kalo dia lagi cuek gitu malah bikin gue geregetan.
"Ipeh itu panggilan dia juga lah." Ucup menyeletuk seenak udelnya.
"tapi gue bingung deh, kok bisa dipanggil Ipeh?"
"Udah sih gak perlu bahas panggilan manusia bunglon ini. Dia itu emang gak jelas. Manusia paling aneh dan sok kegantengan. Selalu jomblo dan sering ngaku ganteng padahal enggak. Dia itu..."
"tuh kan. Ini cewek bawel banget sama kayak Mpok Ipeh, tukang urut di rumah gue! Makanya gue panggil Ipeh" celetuk Ucup memotong ucapan gue. Kesel banget gue sama dia, rasanya pengen gue kepret pake bewok Pak Agung biar ganteng.
"au ah gelap!" ucap para doi gue bersamaan. Kompak banget ya mereka, jadi gemes dah gue.
Mereka pun kembali ke aktivitas nya yang tadi. Farhan, cowok kulit putih dan cukup ramah itu kini sedang menulis. Alasan gue suka sama dia karena dia baik banget sama gue. Gue kira dia ada rasa sama gue, tapi ternyata gue salah. Dia emang baik ke semua orang. Fix gue GR! Dan dia jadi doi pertama gue.
Dirayuda, Cowok yang...entahlah. Pokoknya cuek, suka ngomel, dan termasuk pintar. Gue suka sama dia karena dia selalu komentar soal nilai MTK gue yang jelek dulu. Mungkin gue suka sama dia karena terbiasa dengar komentarnya. Dia doi gue yang kedua.
Dan yang terakhir, Rizky, doi gue dari kelas 9. Dia itu cueknya melebihi Dirayuda. Tapi bedanya, walaupun cuek dia itu cukup humoris.
Kalian mungkin sempat bingung, kenapa gue bisa punya 3 doi walaupun pernah sekelas. Di SMP gue dulu, setiap gue naik kelas, pasti muridnya akan diacak. Dan bertemulah gue dengan mereka.
Oh iya, gue lupa belum kenalan. Nama gue Carla Clarabella. Gue punya nama panggilan disetiap kelas, itu sebabnya mereka manggil gue dengan nama yang beda. Bahkan di rumah gue punya nama panggilan sendiri, dan namanya aneh. Ucup dan teman rumah gue manggil gue Ipeh, tukang ojek pengkolan manggil gue Eneng, bahkan tukang sayur manggil gue Inyong. Karena itulah, emak dan bapak tercintah menjuluki gue sebagai Incess dengan banyak nama.
***
Untuk notenya sih, gue cuma mau bilang, cerita ini murni dari otak gue. Dan nama tokoh nya pun juga asal aja. Jadi tolong seenggaknya hargain lah. Nyari ide itu gak semudah nyari emas di idung. Sulit, kayak naklukin hati doi. *eh jadi ngemeng gajelas*.
Yaudahlah gitu aja. Vomment aja lah ya harapannya mah. Thanks 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and 3 Doi
Humor"Doi peka terlambat." sesuai judul cerita, gue punya 3 cowok yang masuk daftar doi gue. semua itu dimulai dari cinta monyet ala anak SMP. gue selalu punya doi baru disetiap tingkatan kelas SMP, dari kelas 7,8, hingga kelas 9. tapi sayangnya mereka g...