♡7♡

2.1K 274 39
                                    

"...uke, Sasuke... Oi Uchiha SASUKE!"

Pemuda berambut raven itu terperanjat saat seruan keras membuat telinganya berdenging. Ia mengerling kesal pada rekan sejurusannya yang tengah memasang ekspresi setengah bosan setengah kesal.

"Ah mendokusai, sudah dipanggil berkali-kali tetap saja bengong," Nara Shikamaru mendengus sebal kemudian kembali bersandar pada punggung kursi di ruang kelas, "jadi nanti kau ikut gathering jurusan tidak? Chouji sudah susah-susah booking tempat gathering, semua teman seangkatan kita pada pergi tuh, kau ikut tidak?"

"Ah... aku..."

"Omong-omong Chouji tidak menerima penolakan, ya," Shikamaru mengingatkan, "kau tahu kan si gembul itu, selalu serius terhadap makanan. Dan sebagian besar uang gathering kali ini dari dompetnya, dia bakalan geram kalau ada orang yang tidak bersyukur bisa dapat makanan gratis. Jadi pergi sajalah."

Sasuke terdiam beberapa saat, sebelum ia menjawab.

"Baiklah, lagipula sudah lama aku tidak ikut gathering jurusan," dan Sasuke belum mau dipencilkan gara-gara lebih mementingkan klub jurnalis ketimbang jurusannya sendiri. Dikucilkan dari kelompok itu tidak enak.

"Baguslah kalau begitu," Shikamaru menyodorkan secarik kertas bertuliskan alamat rumah makan yang di maksud, "di sini ya, jam delapan."

"Kenapa tidak kirim posisi pakai google map saja sih?"

"Sudah jangan bawel dan awas jangan sampai telat."

"Hn."

"Responmu kok bikin tanganku gatal ya," Pemuda berambut hitam yang diikat seperti nanas itu menghela napas panjang, "sudahlah... semoga mood-mu jadi kembali bagus setelah gathering ini."

Sasuke mengangkat sebelah alisnya terhadap statement tersebut.

"Oh ayolah, semingguan ini kau menebar aura gelap, kayak mau ngajak ribut anak-anak kelas, tahu?"

"Ah...," Sasuke tidak sadar kalau satu minggu ini ia membuat suasana di kelas tidak enak. Padahal selama ini ia pandai menyamarkan perasaannya agar tidak mudah terbaca oleh orang yang tidak kenal betul dengannya.

Tapi, untuk masalah kali ini, ia tidak bisa berpura-pura tengah baik-baik saja. Ia bahkan sampai jarang makan gara-gara masalah peliknya kali ini. Masalah yang mungkin dapat membuatnya berhubungan dengan pihak yang berwajib.

Rape.

Tidak, tidak bisa dibilang rape juga sih, kalau kedua orang yang bersangkutan tengah mabuk dan... melalakukan sexual intercourse tanpa kesadaran yang jelas.

Namun ingatannya benar-benar membuat kejadian itu lebih mirip pemaksaan daripada kesepakatan dari kedua belah pihak. Dan yang paling parah, ia melakukan itu dengan seorang lelaki.

Lelaki yang juga memiliki benda yang sama di selangkangannya. Belum lagi lelaki itu baru dikenalnya beberapa hari.

Tanpa proteksi, tanpa pelumas, tanpa belas kasihan.

Ya, tanpa belas kasihan.

Sasuke seperti kerasukan saat itu, entah apa yang mendorongnya melakukan hal tersebut. Sepertinya, pent up hampir sebulan seakan menumpulkan akal sehatnya hingga memperlakukan Uzumaki Naruto secara kasar. Ia tengah mabuk saat itu. Dalam keadaan terpengaruh anastesi, tapi bukan berarti ia tidak bersalah.

Sasuke ingat jelas bagaimana ia tidak peduli bahkan ketika Naruto melenguh minta ampun agar Sasuke berhenti, dengan berurai air mata dan rona merah menjalar dari pipi hingga ke pundaknya. Semua itu malah memacu hasrat Sasuke untuk terus membuat Naruto merintih dalam dekapannya, mengucap namanya disela desahan panas dan suara becek dalam...

GoateeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang