"Jurusan komunikasi, belajarnya apa saja?"
"Katanya Uchiha-san ini ketua klub jurnalistik, betul? Wah, apa sering lembur di klub?"
"Sasuke-kun, asinan ini enak coba deh!"
"Hih, jangan main serobot! Antre!"
"Apaan sih! Kan dari tadi aku duduk di samping Sasuke-kun, jangan ngaco deh!"
Uchiha Sasuke. Dua puluh tahun. Single.
Mungkin dalam waktu dekat (dalam hitungan jam) ia tidak akan menjomblo lagi karena ternyata di blind date yang disiapkan oleh rekan sejurusannya (Rock Lee yang sudah benar-benar tidak kuat jadi jomblo menahun) ini, Sasuke jadi pusat kerumunan gadis-gadis.
Sasuke sebenarnya tidak ingin pergi. Hanya saja Lee agak memaksa, katanya kalau Sasuke ikut gadis yang datang bakalan bening-bening. Lagipula Lee terlihat sangat nelangsa, Sasuke jadi tidak tega. Walaupun Sasuke dikenal sangat dingin di jurusannya. Ada beberapa orang yang kebal akan sifatnya ini; Shikamaru dan Lee. Walaupun Si rambut batok kelapa itu berisik, tapi orangnya tidak terlalu menyebalkan.
Uchiha satu ini merasa kalau tampangnya memang di atas rata-rata (bukan maksud narsis, ini fakta). Namun, akhir-akhir ini ia mencurahkan semua perhatiannya pada klub Jurnalistik. Hingga akhirnya hubungan romansanya berantakan.
Ia akui saat-saat sibuk di klub jurnalistik, Sasuke sering merasa kangen dengan Hinata, tapi ia tidak pernah mengambil langkah pertama seperti menghubungi Hinata atau sekadar mengirim pesan singkat sekadar ucapan selamat malam.
Saat minggu pertama putus dengan Hinata, barulah Sasuke merasa bersalah dan kehilangan, walaupun sudah terlambat. Ternyata memiliki seseorang yang sayang dan peduli padamu itu rasanya beda.
Lagipula kalau tidak punya pasangan, ia tidak bisa ehem-ehem.
Oh ayolah, umur dua puluh tahun itu adalah saat-saat dimana seseorang gampang sekali horny. Sasuke sendiri termasuk pemuda yang sexually active, walaupun tidak sampai seminggu tujuh kali layaknya dog in heat. Tidak punya pacar itu sedikit membuat Sasuke sexually frustated sampai-sampai sering tidak fokus.
Kapan terakhir kalinya ia melakukan itu ya?
Ah...
Ya... dengan Naruto.
Blush.
Wajahnya merona seketika.
Kenapa ia jadi ingat kejadian itu lagi. Padahal Sasuke sudah susah payah mengubur ingatan itu, tapi ternyata memori segar yang baru berumur dua minggu ini sulit sekali hilang. Bahkan kadang saat Sasuke melamun, ingatan itu muncul dengan senak jidat. Lengkap dengan audio dan visual seperti tengah nonton film blu-ray.
Kejadian itu tergambar sangat jelas, beserta sound effect lenguhan dahsyat Naruto yang membuat telinganya pengang.
Sasuke tidak tahu kalau tubuh lelaki bisa membuatnya... 'bersemangat'. Well, saat itu mereka mabuk dan Sasuke sedang sexually frustated. Tapi seharusnya Sasuke bisa membedakan boobs dan otot pectoral.
Dada Naruto datar, pectoralnya tidak terlalu menonjol karena tubuhnya agak kurus, tapi tonjolan di dadanya berwarna pink seperti ceri. Pinggulnya langsing, pas dalam genggaman tangannya. Pahanya mulus, tak berbulu membuat Sasuke bisa merasakan kelembutan kulutnya. Lehernya! Lehernya, ya Tuhan! Bagaimana leher lelaki bisa selembut itu saat dicium? Dan yang paling sensual... bokongnya... that bubble butt...
...
KENAPA SASUKE MALAH MEMBAYANGKAN TUBUH NARUTO!!!
Lagipula kalau mau melamun kotor seperti ini harusnya Sasuke membayangkan bagian tubuh wanita.

KAMU SEDANG MEMBACA
Goatee
Fiksi PenggemarMemikirkan arti cinta dan tidak menemukan jawabannya, Naruto Uzumaki tertidur di kereta karena mengantuk (tidak biasa berpikir keras, sih). Saat terbangun, ia jadi punya fetish pada sesuatu yang tidak lazim. Sesuatu yang berbulu. Sesuatu yang kasar...