UKK hari pertama segera dimulai.
Seluruh siswa smp Internasional Jawa Barat segera memasuki ruangan ujian yang telah ditentukan sebelumnya dengan tertib. Tak terkecuali kelas 8-Z yang terlihat bersemangat menyambut ulangan kali ini karena bertepatan dengan bulan Suci Ramadhan.
Ulangan pertama Agama. Mereka mengerjakannya dengan serius.
"Eh Fira pinjem penghapus naha..!" ucap Lisa. Ia menyenggol bahu Fira yang tengah fokus dengan ujiannya.
"Ambil aja.." ucap Fira yang masih terfokus dengan lembar kertas ujian di hadapannya.
20 menit kemudian.
Suasana hening untuk beberapa saat. Adapun suara itu juga hasil dari helaian kertas dan pensil yang beradu. You know lah.. Suaranya crunchy-crunchy gitu lah..
"Lisa.. Penghapus gue mana?" tanya Fira setengah berbisik. Lisa mengangkat kedua bahunya.
"Tadi ada di sini.. Tapi sekarang enggak tau ada di mana?" balas Lisa heran.
"Sttt... Harap tenang anak-anak. Jangan berisik!" ucap Ibu Vina yang bertugas di ruangan ini.
"Iya Bu.." ucap semua murid.
Fira memincingkan matanya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Ada beberapa anak yang sedang fokus dengan ulangan. Bahkan ada juga beberapa yang tengah komat-kamit entah apa yang sedang dibaca. Yang jelas bukan lagu.
Kemudian mata Fira terbelalak ketika Ia menemukan penghapus F***** C***** warna putih miliknya. "Ewgile si Anto! Kutuk*pr*t!"
Anto yang mendengar itu segera menutup kedua telinganya berpura-pura untuk tidak mendengar ucapan Fira.
"Eh Anto balikin penghapus gue cepet! Gue butuh sekarang!" pinta Fira setengah memekik. Untungnya jarak antara Ia dan Anto tidaklah jauh.
"Eh iya. Iya gue lupa. Nih Fir, makasih ya..." ucap Anto sembari melempar penghapus milik Fira. Fira mendengus kesal.
"Makanya, kalau udah selesai minjem sesuatu itu segera dikembalikan ya.." nasihat Fira.
"I.. Iya Fira.. Ma'af ya.." ucap Anto terbata-bata. Fira pun mengangguk.
Pukul 12.00
Mereka semua pulang ke rumah masing-masing. Fira, Fani, Nina, dan Sesil pulang bareng karena rumah mereka saling berdekatan.
"Eh tadi ulangan gimana menurut kalian susah nggak?" tanya Sesil memulai obrolan.
"Susah. Susah-susah gampang sih.." ucap Fani.
"Cie gampang.." ucap Nina.
"Iya juga sih.. Gue setuju sama Fani!" respon Sesil.
"Eh nanti pada ngaji, kan di rumah Ibu Ima?" tanya Nina kemudian. Semuanya mengangguk semangat.
"Pake sepeda yuk... Abis pulang ngaji kita ngabuburit.." sambung Nina.
"Boleh.. Ajak Jesy sama Cika ya..? Mau nggak?" usul Fira.
"Boleh..!" tanggap Sesil diikuti anggukan teman lainnya.
Mereka melanjutkan perjalanannya dengan senang.Pukul 14.00
Rumah Ibu Ima.
Sudah banyak murid-murid yang berdatangan. Termasuk Ana, Tina, Asya, Jesy dan juga Cika.
Di sana terlihat Ana dan Tina yang sibuk dengan smartphone mereka. Usut punya usut, ternyata mereka sedang selfie menggunakan kamera.
"1,2,3" Cekrek.
"Aduh.. Gue cantik banget... Mirip artis India..!" pekik Tina dengan semangat 45nya.
"Kalo gue mirip Angelina Jolie dund..!" ucap Ana tak kalah senangnya. Ia memanyunkan bibirnya.
Hal tersebut membuat Fani dan Nina terkekeh. Sementara Ana dan Tina memandang mereka dengan tatapan sinis.
Pengajian pun segera di mulai. Para murid pengajian segera mengambil wudhu untuk menyetor hafalan mereka selama ini.
Mereka mengaji dengan khusyuk. Ibu Ima terlihat sabar menghadapi anak-anak yang masih terbata-bata saat melafalkan huruf hijaiyah. Beliau telaten dan gigih untuk mengajarkan anak-anak didiknya.
Pukul 15.30
Setelah selesai sholat Asar, mereka semua segera pulang ke rumah masing-masing.Fani, Nina, Sesil, dan Fira menghampiri Jesy dan Cika yang tengah memakai sendal.
"Hey Jesy, Cika!" sapa Fani ramah.
"Nanti ngabuburit bareng yuk. Sambil cari makanan buat bukber!" lanjut Fani.
"Wah.. Enggak bisa Fan, nanti ada acara bukber di masjid deket rumahku. Ma'af lain kali aja ya.." ucap Jesy.
"Kalau aku mau, tapi mamaku nyuruh aku jagain rumah bareng Ciko. Soalnya mama mau pergi. Sebenarnya aku ogah banget kalau harus bareng sama anak itu.." ucap Cika memasang wajah masamnya. Hal tersebut berhasil membuat mereka terkekeh.
"Ahahaha kamu ini bisa aja. Bagaimanapun juga Ciko itu kan kembaranmu.." kekeh Lisa.
"Iya juga sih.. Tapi yah gitu.. Anaknya nyebelin bin ajaib!" celoteh Cika.
"Yaudah enggak apa-apa deh.. Lain kali ya.. Oke!?" ucap Fani.
"Oke!" ucap Jesy dan Cika berbarengan. Mereka segera mengambil sepeda masing-masing. Sedangkan Cika dan Jesy pulang dengan berjalan kaki.
Jawa Barat Street
Pukul 16.30
"Eh ke sana yuk.." Fira menunjuk tukang sop buah di persimpangan jalan.
Mereka segera menuju tempat tersebut.
"Mang sop buah satu hargana sabaraha?" tanya Fani penasaran.
"20 rb neng!" ucap tukang sop buah tersebut.
"Ngg.. Mahal amat bang!? 10 rb kali?" tanya Fani.
"15 aja, gimana?"
"Oh yaudah deh enggak apa-apa bang.. Saya pesen 3" ucap Fani.
"Eh kalian pada mau mesen nggak?" tanya Fani kepada 3 teman lainnya.
"Gue mau 2 dong Fan!" ucap Fira.
"Gue 4 ya.." sambung Sesil
"Aku 2 juga sama kayak Fira.." ucap Nina.
"Oh oke.."
***
"Sekarang kita beli kolak yuk.. Di sana ada langganan Ibuku..!" ucap Nina.
"Wah.. Yang bener Nin? Asiiik nih..!" ucap Fani senang.
Mereka segera melanjutkan perjalanan menuju penjual kolak.
"Ayo neng.. Kolakna, cendolna, asinanna.. Di beli monggo.." ucap beliau.
"Permisi Bu, saya pesen kolaknya 2 ya.." ucap Nina.
"Tunggu sebentar ya.." kata penjual kolak tersebut.
"Kalian mau pesen nggak?" tanya Nina kemudian.
"Mau 3!" ucap Fani.
"Gue 4 ya.." ucap Sesil semangat.
"Gue 2 sama kek Loe :v" sambung Fira.
15 menit kemudian..
Setelah asik ngabuburit dan membeli makanan untuk berbuka, mereka berempat segera pulang ke rumah masing-masing.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Anak SMP
HumorCOMPLETED EDITION Dilarang Melanggar Hak Cipta! Cerita ini menggambarkan tentang Siswa SMP kelas 8-Z yang mempunyai 2 sisi yang berbeda. Di satu sisi mereka itu Kakak kelas. Sedangkan di sisi yang lain mereka juga merupakan adik kelas. Masing-masing...