#7

11 4 5
                                    

🌷Happy Reading🌷

Alunan musik yang memperdengarkan lagu Tired milik Alan Walker dan Gavin James itu bergema di seluruh penjuru sekolah. Kebiasaan hari Sabtu, mereka selalu mengadakan acara seperti biasa. Acara yang mempertontonkan penampilan seluruh ekskul dan juga bagi para siswa-siswi yng berminat menunjukkan bakatnya kepada semua orang. Dj itu memainkan musik dengan begitu santai, tidak hanya dj itu sendiri yang tampil, tapi juga ada seorang lagi yang tampil sebagai vokalisnya. Namun, setiap lagu yang berbeda-beda vokalis itupun juga berbeda-beda atau lebih tepatnya digantikan dengan vokalis yang lain. Mereka semua tergabung dalam satu grup dan menamakan diri mereka The Perfect Strangers.

Grup itu di bentuk sejak dua tahun yang lalu, entah siapa yang mempelopori pembentukan grup tersebut tidak ada yang tahu. Desas-desus mengatakan kalau pembentukan grup tersebut di pelopori oleh DJ itu. Orang-orang mengatakan pada saat perekrutan anggota, mereka mengadakan pertemuan khusus yang hanya boleh diikuti oleh orang-orang yang diundang saja.

Awal pertama mereka tampil, mereka semua sudah menarik perhatian karena tentu saja oleh penampilan dj itu. Semakin sering mereka tampil, semakin penasaran orang-orang dibuatnya. Banyak dari mereka mangatakan bahwa dj itu laki-laki karena dilihat dari postur tubuhnya yang tinggi melebihi tinggi para siswi di sekolah itu. Tidak ada yang pernah melihat wajah asli dj itu, karena wajahnya benar-benar tertutupi oleh tudung jaketnya dan masker maupun kacamata hitamnya. Bahkan para siswa laki-laki di sekolah itu mengatakan kalau dj itu adalah salah satu DJ paling syar'i yang pernah mereka lihat.

Hari itu sedikit mendung, namun tidak menyurutkan semangat sang dj untuk memberikan penampilan terbaiknya kepada para siswa-siswi sekolah tersebut. Semua orang ikut bernyanyi saat sang vokalis mengarahkan mikrofonnya ke arah penonton. Benar-benar seperti sebuah konser musik.

Ansel mengangkat handphonenya ke atas bermaksud untuk merekam penampilan dj tersebut. Kali ini Ansel merekam bukan atas kemauan Audrey, tapi atas kemauannya sendiri. Entah kenapa ia melakukan itu. Dia mendengarkan dengan seksama permainan dj itu, mengagumkan, gumamnya. Sudah lama ia tidak mendengarkan musik seperti itu dengan penuh penghayatan. Biasanya dia akan dengan senang hati mendengarkan alunan musik tersebut sambil menutup matanya, namun semuanya tidak lagi ia lakukan sejak kejadian itu.

Dia masih ingat percakapannya dengan Alvin dua minggu yang lalu. Dia juga masih memikirkan apakah dia harus mempercayai orang itu atau tidak. Alvin bilang dia memiliki bukti, tapi Ansel tidak tahu bukti apa itu. Yang membuatnya cukup heran adalah kenapa Alvin menyuruhnya ke bandara nanti? Jika Alvin benar-benar ingin menunjukkan buktinya, kenapa tidak dirumahnya saja? Kenapa harus di bandara? Apa dia akan dijebak kalau dia memutuskan untuk pergi kesana nanti? Berbagai pertanyaan memenuhi isi kepala Ansel. Seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya dan membuatnya cukup terkejut. Dia tahu siapa orang itu, iapun berbalik,
"Audrey-" bukan Audrey yang dia lihat tapi Keyza.

"Apaan sih lo, Key?!"

"Biasa aja kali, An. Gue mau ngomong sesuatu sama lo,"

"Ngomong aja!"

"Tapi gak disini"

"Lo tuh kalau mau ngomong ya ngomong aja! Gak usah kesana-kemari! Lama-lama lo bikin gue emosi!"

"Ikut gue!" Keyza menarik tangan Ansel dan membawanya ke taman belakang sekolah.

"Lo apaan sih?! Main tarik-tarik orang!"

"Lo lihat nih video."
Keyza menunjukkan sebuah video yang memperlihatkan dirinya dan juga Alvin. Video tersebut diambil saat dia dan Alvin sedang berada di kafe Sarang Tawon dan membicarakan masalah pembunuhan kakaknya. Ansel membeku, dia menatap Keyza.
"Darimana lo dapetin ini?!"

"Nggak penting gue dapetin ini darimana!"

"Mau lo apa?" tanya Ansel mengetahui maksud dari Keyza.

"Mau gue?"

"Iya! Mau lo apa?!"

"Pinter juga lo, padahal gue belum bilang maksud gue tapi lo udah tau duluan, ck."

"Cepetan!"

"Oke-oke, gue mau lo jadi pacar gue dan lo jauhin Audrey! Putusin hubungan persahabatan lo itu!"

"Sialan! Gue gak mau!"

"Come on, An. Jelas-jelas kakaknya Audrey udah ngebunuh kakak lo, tapi lo masih aja mau temenan sama adeknya!"

"Gue tau itu! Gue tau jelas kakaknya udah ngebunuh kakak gue, tapi Audrey gak salah, dia gak ada hubungannya sama masalah ini, karena dia gak tau apa-apa."

"Gue gak peduli! Pokoknya lo jadi pacar gue dan ngejauhin Audrey, atau gue bakalan nunjukin video ini ke semua orang termasuk Audrey dan bikin dia malu!"

"Licik lo ya!"

Ansel nampak berpikir sejenak, dia tidak ingin menjauhi Audrey, tapi dia jua tidak mau Audrey tahu masalah ini. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri dan pada Alvin agar tidak memberitahu Audrey tentang masalah ini.

"Argh.. Gue terima permintaan lo! Tapi, kalau sampai Audrey tau tentang masalah ini, gue gak segan-segan ngebunuh lo saat itu juga!"
Keyza sedikit takut dengan ancaman Ansel, namun ia segera menutupi perasaan takutnya dengan memasang tampang sinis.

"Oke, kalau gitu mulai hari ini lo adalah pacar gue dan lo harus ngejauhin Audrey!"
***

Tbc
Dah tanggal 17, so author up lagi
Segitu aja dulu ye..
Vommentnya jan lupa
Bye bye

A Pitch Of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang