"Mmpphh.. To-long.. Mmpphh.."
Seseorang membekap mulut seorang gadis yang sedang berbelanja di Mall sendirian, dalam sekejap gadis itupun tidak sadarkan diri. Orang itu segera membopong tubuh gadis itu dan mendudukkannya dikursi roda yang sudah ia persiapkan. Dia memakaikan topi, kacamata hitam dan masker di wajah gadis itu agar orang-orang yang melihatnya tidak menyadari bahwa gadis itu pingsan. Kebetulan suasana disana sedang sangat ramai karena ada sebuah pertunjukan di Mall tersebut sehingga tidak ada satupun yang menyadari kejahatan apa saja yang terjadi disana karena mereka hnya fokus menyaksikan pertunjukan tersebut.
Orang itu segera membawa gadis itu keluar dari Mall, dia kembali membopong tubuh gadis itu untuk memasukkannya kedalam mobil. Setelah selesai, teman dari orang itu segera melajukan mobilnya ke suatu tempat. Gadis itu terbangun dari pingsannya, perlahan ia membuka matanya kemudian memperhatikan sekitarnya. Sebuah ruangan dengan cat berwarna biru dan didominasi dengan barang-barang yang berwarna putih. Pandangan gadis itu terhenti ke sebuah pintu yang ada didepannya. Pintu itu berderit kemudian terbuka dan menampakkan wajah Alvin dan Ansel. Gadis itu segera bangun dari rebahannya dan menatap ke arah kedua laki-laki itu.
"Ansel? Kak Alvin? Aku.. Ada dimana?" tanya gadis itu— Keyza."Baguslah kalau kamu sudah sadar, sekarang lebih baik kamu mandi dulu."
"Ta-tapi-"
"Audrey" panggil Alvin.
"Iya kak?"
"Kamu bantuin Keyza dulu ya, suruh dia mandi dulu habis itu temui kami disana."
"Oke kak."
Alvin dan Ansel berlalu meninggalkan mereka berdua. Audrey melangkah masuk ke kamar dan menghampiri Keyza. "Gue dimana?" tanya Keyza.
"Lo ada dikamar gue,"
"Gue tahu itu, yang gue tanya ini ada dimana?"
"Dirumah gue sama kakak gue, udah ah lo mandi aja dulu. Ini baju ganti lo, lo tinggal mandi di sana, gue udah siapin air hangat buat elo." ucap Audrey tidak ingin berlama-lama.
Keyza menganggukan kepalanya, kemudian berjalan menuju kamar mandi. Cukup lama bagi Audrey untuk menunggu Keyza selesai mandi. "Udah selesai?" tanya Audrey saat Keyza keluar dari kamar mandi dengan mengenakan piyama miliknya. Keyza menganggukan kepalanya, "Sini gue keringin rambut lo dulu," ucap Audrey.
Audrey menyuruh Keyza untuk duduk di meja rias yang ada di pojok ruangan. Ia kemudin mulai mengeringkan rambut Keyza menggunakan hairdryer sambil menyisir rambut milik Keyza agar cepat kering. Keyza hanya bisa terdiam melihat perlakuan Audrey kepadanya. Selama ini ia selalu berbuat jahat kepada gadis itu, namun gadis itu membalasnya dengan cara seperti ini. Setelah selesai, Audrey mengajak Keyza untuk keluar kamar dan berjalan menuju studio milik Alvin.
"Kita mau kemana?" tanya Keyza.Audrey tidak menjawabnya, dia hanya terus menarik tangan Keyza menuju ruangan dibalik pintu bercat merah tersebut. Keyza sempat ketakutan saat melihat lorong gelap yang ada dibalik pintu itu, namun setelah ia berjalan melewati lorong itu ia bisa melihat cahaya dari bola lampu yang menerangi sebuah pintu diseberang lorong gelap itu. Mereka tiba di depan pintu itu, pintu kayu yang tidak dicat itu mengeluarkan suara berderit yang cukup keras saat Audrey membukanya. Pintu terbuka, memperlihatkan Alvin dan Ansel yang tengah duduk di sofa ruangan tersebut.
Audrey kembali menarik tangan Keyza lalu menyuruhnya untuk duduk di sofa tersebut. Mereka semua saling memandang satu sama lain, "Keyza, sebelumnya maafkan aku karena membuatmu pingsan dan membawamu kemari," ucap Alvin.
Keyza menatap Alvin, menunggu laki-laki itu melanjutkan perkataannya.
"Sebelum aku mulai berbicara, apa kau ingin mengatakan sesuatu?" tanya Alvin kepada Keyza. Keyza nampak berpikir, "K-kenapa kalian membawaku kemari?" tanya Keyza."Justru itu aku akan menjelaskannya, jangan ada yang menyela sampai aku selesai berbicara, mengerti?"
Semua yang ada di ruangan itu menganggukan kepalanya. Alvin menghela napas, kemudian mulai berbicara. "Aku membawamu kesini karena aku ingin mengatakan dan menjelaskan tentang video yang kau dapatkan entah darimana itu dan kau gunakan untuk mengancam sahabat adikku, Ansel. Oh ya, dimana kau mendapatkannya? Apa kau menyuruh seseorang untuk merekamnya?"
"A-aku sendiri yang merekamnya, s-saat itu aku sedang berada dicafe itu juga."
"Jadi maksudmu, kau juga berada dicafe itu dan saat kau melihat kami yang juga berada disana kau mulai memperhatikan kami. Dan saat kami membuat keributan kau berpikir mungkin jika kau merekamnya kau bisa menggunakannya untuk memisahkan Ansel dari Audrey?"
"Uh, y-ya-"
"Oh, oke lupakan hal itu. Sekarang aku ingin mengatakan kalau yang kau lihat, kau dengar dan kau rekam itu semuanya salah besar,"
"A-apa? Tapi-"
"Sudah kubilang jangan menyela, kecuali jika aku bertanya padamu maka kau boleh menjawabnya." Ucap Alvin membungkam Keyza yang ingin berbicara.
"Pada awalnya memang semua orang mengira bahwa akulah pembunuhnya, tapi aku bertekad ingin membuktikan bahwa bukan aku pembunuhnya. Lima tahun lebih aku mendekam dipenjara dan selama itulah aku mencoba mencari bukti. Walaupun aku tidak bisa leluasa mencari bukti karena posisiku yang sedang berada dipenjara, tapi aku tetap berusaha agar bisa berkomunikasi dengan orang luar. Hingga seorang wanita mengunjungiku, dia mengatakan bahwa dia mempunyai bukti kalau bukan aku yang membunuh kakaknya Ansel. Awalnya aku tidak bisa mempercayainya, tapi setelah dia menunjukkan semuanya kepadaku maka akupun mulai memercayainya. Sekarang kau boleh berbicara, Key."
Keyza menatap Alvin, "Jika bukan kau pembunuhnya, lalu siapa?"
"Huh, jika aku beritahu kau mungkin tidak akan memercayainya, tapi aku ingin kau bertemu dengan seseorang dulu. Keluarlah!" perintah Alvin kepada seseorang.
Olivia keluar dari sebuah pintu yang ada diruangan itu, kemudian berjalan ke arah mereka. Keyza nampak terkejut melihat Olivia, mulutnya sedikit terbuka saat Olivia menatapnya. "Keyza, perkenalkan dia adalah wanita yang membantuku. Wanita ini mempunyai bukti yang cukup. Dan wanita ini bernama Olivia Hope, memiliki marga yang sama dengan yang kamu miliki, Keyza Hope."
Keyza menatap Alvin dan Olivia bergantian, matanya berkaca-kaca. "Kak Oliv?" panggilnya kepada Olivia.
"Keyza~" ucap Olivia.
Keyza berlari kearah Olivia kemudian memeluk Olivia erat. "Kakak, ini beneran Kak Oliv kan? Iya, kan? Hiks..". Olivia membalas pelukan Keyza, perlahan air matanya mulai berjatuhan. "Kak?" panggil Keyza lagi.
Olivia menganggukan kepalanya, "Iya ini kakak," jawabnya.
"Kak Oliv masih hidup? Tapi kenapa papa bilang Kak Oliv sudah-"
"Mati? Nanti Kakak jelaskan, sekarang kita selesaikan dulu masalah Alvin kalau sudah selesai baru kita selesaikan masalah kita, oke?"
"Oke"
Olivia menatap Alvin yang juga menatapnya meminta untuk menjelaskan semuanya. Olivia menganggukan kepalanya, kemudian menatap Keyza.
"Key, tolong jangan menyela sedikitpun saat kakak berbicara dan jangan kaget saat kamu mendengar siapa pelaku sebenarnya." Olivia menarik napasnya kemudian menghembuskannya. "Pelaku sebenarnya adalah.." ada jeda yang cukup lama sebelum Olivia mengatakan siapa pembunuhnya.
"Pelaku sebenarnya adalah G-griffin Hope."Brukk
Tubuh Keyza seketika ambruk dan kesadarannya perlahan menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Pitch Of My Heart
Teen FictionPersahabatan antara Ansel dan Audrey sangat erat layaknya "kakak, adik" Mereka bahagia ketika bersama dan sedih saat ada orang yang mencoba untuk memisahkan mereka. Hingga masalah jatuh bertubi-tubi dan mencoba memisahkan mereka Akankah mereka sangg...