✌Happy reading✌
Keesokan harinya, Alvin mengantar Audrey sekolah. Audrey mencium tangan kakaknya pamit menuju ke kelasnya. Saat Alvin hendak melajukan mobilnya pulang ke rumah, dia melihat Ansel yang kelihatannya sedang berdebat dengan seorang gadis yang tidak kelihatan dengan jelas karena gadis itu membelakangi Alvin. Alvin meng-gas mobilnya perlahan-lahan mendekati mereka berdua. Kebetulan kaca mobil Alvin dirancang agar yang ada di dalam mobil tidak kelihatan oleh yang ada diluar mobil sehingga Alvin tidak perlu menundukkan kepalanya untuk menguping pembicaraan Ansel dengan gadis itu.
"Gue gak mau, Key!"
"Oh, jadi lo gak mau ngelakuin apa yang gue suruh? Kalau gitu siap-siap aja buat ngadepin kesedihannya Audrey! Gue bakal nyebarin video itu, biar semua orang tau kalau kakaknya Audrey itu pembunuh!!"
Alvin terkejut dengan perkataan gadis yang ia ketahui bernama Keyza itu. Bagaimana bisa gadis itu mengetahuinya. Padahal jelas-jelas dirinya selalu waspada ketika membicarakan hal itu. Apa mungkin Ansel yang memberitahukan Keyza? Alvin terus mendengarkan pembicaraan Ansel dan Keyza. Dia penasaran dengan apa yang akan dikatakan Ansel selanjutnya karena nampaknya Ansel sedang berpikir keras.
"Kalau bukan karena Audrey, gue gak bakal ngelakuin ini, apalagi buat elo!"
"Iya Ansel sayang, aku tahu kok kamu pasti bakalan ngelakuin ini. Emang kenapa sih kamu sayang banget sama Audrey, sahabat kampungan lo itu? Padahal kan ada aku, aku kurang apa coba? Cantik, terkenal, kaya, kurang apa coba?"
"Lo mau tahu kenapa gue sayang sama Audrey, sahabat terbaik gue? Karena dia beda dari cewek-cewek kebanyakan yang cuma modal tampang doang yang cantik tapi hatinya BUSUK kayak ELO!"
Dibalik kaca depan mobil, Alvin tersenyum. Dia segera mengambil handphonenya dan mengetik sebuah pesan kepada seseorang.
***Hahahahahaha...
Orang gila..Orang gilaa...
Kasihan banget sih, Audrey~
Iya, kasihan banget, dijahatin gitu sama sahabatnya sendiri
Ternyata Ansel gak sebaik yang kita kira
Ngakak hard gue, liat Audrey jadi kayak badut gitu wakakakaka
Iya, kok bisa sampe gitu ya? Cantik-cantik tapi dandanan kayak orang gila!
Semua orang menertawakan Audrey yang kini terlihat seperti badut dadakan. Sebelumnya, Audrey sedang duduk di dalam kelasnya sendirian. Namun, tiba-tiba Ansel datang dan langsung menarik paksa Audrey ke taman belakang yang sepi kemudian mencoret-coret wajah dan pakaian Audrey hingga membuatnya terlihat sangat kacau. Audrey sempat memberontak dan berteriak meminta bantuan saat melihat perlakuan Ansel kepadanya yang sungguh keterlaluan, namun sepertinya tidak ada yang mendengarnya dan karena kekuatannya yang kalah dengan kekuatan Ansel terpaksa ia menerima perlakuan mantan sahabatnya itu. Setelah puas mencoret-coret, Ansel kembali menarik paksa Audrey menuju lapangan dan mengikatnya di tiang bendera, membuat semua orang yang berlalu-lalang disekitar situ memperhatikan penampilan Audrey yang sangat aneh itu. Ada yang tertawa, namun ada juga yang menyayangkan perlakuan Ansel terhadap Audrey. Audrey hanya bisa menunduk dan menangis sesenggukan.
Keyza berdiri di depan Audrey sambil bersedekap, "Gimana? Seru gak? Pasti seru dong, apalagi yang ngelakuin kan mantan sahabat lo sendiri,"
"Oh iya temen-temen semua! Lihat nih, ada orang gila baru di sekolah kita!" Keyza mulai berbicara dengan suara yang lantang kepada seluruh siswa yang berada disana. Semua orang mulai bergerombol mengelilingi Audrey.
Tiba-tiba, Ansel datang dengan membawa seember tepung, kemudian ia menyiramkannya ke tubuh mungil Audrey. Suasana semakin ramai, tangisan Audrey pun semakin keras. Tiba-tiba, seorang guru datang dan menghambur ke dalam kerumunan. Guru tersebut menatap Audrey terkejut. Ia menatap ke arah semua orang yang ada disana. "Siapa yang melakukan ini semua?!" teriak Pak Bambang.
Semuanya terdiam, ada yang hendak melarikan diri namun teriakan larangan dari Pak Bambang menghentikan langkah sejumlah murid.
"Sekali lagi saya ulangi, siapa yang melakukan ini semua ke Audrey? Jawab!"
Tiba-tiba seorang siswi berceletuk, "Ansel sama Keyza, Pak! Ups.."
"Ansel! Keyza!! Ikut bapak ke ruang BP, sekarang!"
-Di ruang BP-
"Apa betul kalian yang melakukan ini kepada Audrey?" tanya seorang guru BP kepada mereka. Ansel dan Keyza hanya diam, kemudian Ansel mengeluarkan suraranya, "Iya Pak, saya yang ngelakuin itu semua." ucap Ansel.
Ansel menatap Keyza yang duduk di sampingnya. "Keyza gak ada hubungannya sama semua ini, saya melakukannya atas kemauan saya sendiri." sambungnya.
Ingin sekali dia mengatakan kalau dia melakukan ini karena disuruh Keyza, tapi ia takut kalau-kalau Keyza marah kemudian menyebarkan video itu kepada semua orang. Sudah cukup dirinya melihat Audrey menangis hari ini dan ia tidak ingin gadis itu kembali menangis untuk kedua kalinya karena dia tidak bisa menjaga rahasia.
"Kamu yakin Ansel?" tanya guru itu lagi."Iya Pak, saya yakin. Saya yang ngelakuin itu semua dan Keyza sama sekali gak ada hubungannya dengan ini."
"Kamu tidak lagi sedang menutupi kesalahan Keyza kan?"
"Saya yakin tidak, Pak."
Pak Adam menatap Ansel, kemudian dia mempersilahkan Keyza untuk pergi kembali ke kelasnya. Setelah Keyza sudah tidak ada, Pak Adam kembali menatap Ansel dengan ekspresi heran. "Saya heran dan tidak mengerti, semua orang tahu kalau kamu dengan Audrey bersahabat baik, tapi kenapa kamu melakukan ini semua Ansel? Apa alasan kamu mempermalukan sahabat kamu sendiri di depan semua siswa dan siswi di sekolah ini?"
Ansel menatap sendu ke arah Pak Adam, "Kadang sesuatu gak bisa di jelasin dengan kata-kata, Pak. Saya melakukan ini karena saya harus melakukannya, karena saya sedang berusaha melindungi Audrey."
"Melindungi Audrey? Melindunginya dari apa?"
"Saya gak bisa ngejelasinnya, Pak. Yang penting sekarang Bapak mau hukum saya gimanapun, saya bakalan terima."
Pak Bambang kembali menatap Ansel sambil berpikir, "Yasudah, karena Bapak sayang sama kamu dan Audrey, saya tidak akan memanggil orang tua kamu. Saya percaya sama kamu, karena saya juga pernah berada diposisi kamu sekarang. Bapak bakal tetap menghukum kamu, tapi kali ini hukumannya yang ringan saja. Tapi ingat, jangan pernah melakukan hal ini lagi dan jangan sia-siakan kepercayaan Bapak, ya?"
"Baik, Pak. Terimakasih banyak."
Saat ini Ansel tengah mencabuti rumput yang ada di taman sekolah. Dia menerima hukuman dari Pak Bambang dengan senang hati. Sebenarnya hukuman ini bukan apa-apa bagi Ansel yang sudah mempermalukan Audrey di depan banyak orang. Ansel ingin sekali menangis saat melihat perlakuannya kepada Audrey tadi. Dia juga ingin memeluk gadis itu, melindunginya, dan menghapus air mata gadis itu. Tapi, semua itu harus ia tahan karena dia tidak ingin Keyza menyebarkan video itu.
Ansel telah menyelesaikan hukumannya, ia sekarang duduk di kantin membeli segelas es teh. Hukuman tadi cukup membuatnya kehausan. Tadi ia juga sempat kembali ke kelas untuk mengambil uangnya. Semua siswa di kelas itu menatapnya dengan tatapan yang mengatakan "Dasar teman tidak tahu di untung!" namun ia mencoba untuk tidak terlalu memikirkan apa yang dikatakan oleh orang-orang terhadap dirinya. Keyza juga sempat memanggilnya, namun tidak dia gubris. Dia berencana pergi ke rumah Audrey sepulang sekolah nanti untuk meminta maaf, padahal dia ingin meminta maaf saat dia ada di kelas tadi. Namun sepertinya Audrey izin pulang.
Dia memikirkan bagaimana reaksi Alvin saat mengetahui bahwa ia telah membuat Audrey dipermalukan dan membuat gadis itu menangis. Tapi, dia siap menerima apapun perlakuan yang akan dia dapatkan dari Alvin demi Audrey. Ansel mengaktifkan handphonenya, segera saja banyak notifikasi yang masuk di handphonenya seperti Line, Bbm, Instagram dan aplikasi lainnya. Dia memperhatikan siapa saja yang men-chatnya. Namun ada satu sms dari nomor tidak dikenal yang menarik perhatiannya. Ansel membuka sms tersebut, kemudian membacanya.
"Temui gue pas pulang sekolah di Jalan Kenanga, Komplek Nusa Indah, rumah cat biru No. 23 , Alvin."
Tbc
Ya ampun ini cerita makin kesini makin aneh aja-_-
KAMU SEDANG MEMBACA
A Pitch Of My Heart
Teen FictionPersahabatan antara Ansel dan Audrey sangat erat layaknya "kakak, adik" Mereka bahagia ketika bersama dan sedih saat ada orang yang mencoba untuk memisahkan mereka. Hingga masalah jatuh bertubi-tubi dan mencoba memisahkan mereka Akankah mereka sangg...