BAB 8

71 7 3
                                    

*Cuplikan BAB 7

"Talitha!" kaesang meninggikan suaranya.

"Jawab ayah! Darimana kamu?!" kali ini seperti bentakan.

"Pacaran sama Ka Bidi, lah. Kemana lagi?" lagi - lagi Talitha menjawab dengan santai, bahkan kali ini dia menyandarkan lengannya di dinding tangga.

"Sudah Ayah bilang kamu nggak boleh pacaran sama Bidi! Ayah mau kamu kayak dulu, bukan mau kamu menjadi pembangkang seperti ini!" Kaesang menatap putrinya murka.

"Putri ay-"

"Jangan panggil aku Putri!" ucap Talitha memotong perkataan Kaesang.

"Litha, ayah mohon, jangan seperti ini!" mohon Kaesang dengan lembut.

Talitha menatap Kaesang dengan perasaan sesak di dadanya, ada apa sih? Kok jadi gini banget?

"Jelasin, apa alasan Ayah ngelarang aku pacaran sama Kak Bidi?" tanya Talitha dengan tajam.

Kaesang menghela napas berat. "Belum waktunya kamu tahu, sayang!" jawabnya.

"Oke, Litha capek mau tidur!" sesaat setelah mengatakan itu Talitha langsung melangkah menaiki tangga menuju kamarnya.

"Talitha tunggu! Kamu tidur di mobil, kita ke Jakarta sekarang!"

Talitha berbalik menatap Kaesang dengan mata membulat, "Ha? Yah!"

"Sekarang! Barang - barang kamu juga sudah di mobil, ayo kita berangkat!"

"Ayah! Ayah kenapa, sih?!" Talitha menuruni tangga menuju ayahnya dan menatap Kaesang heran.

"Tidak usah banyak tanya, ayo berangkat!" titah Kaesang lalu menarik tangan Talitha keluar rumah.

"Ayah, stop! Talitha nggak mau berangkat sekarang!" tukas Talitha membuat langkah mereka terhenti dan tarikan tangan Kaesang terlepas.

"Ayah tidak peduli, Talitha! Cepat masuk mobil!" ucap Kaesang tak terbantahkan.

"Tunggu - tunggu, terus mobil Litha?" sela Talitha.

"Mobil kamu sudah ada di Jakarta," balas Kaesang.

"Itu mobil Litha!" ujar Talitha menunjuk mobilnya yang terparkir rapi di bagasi.

"Mobil itu memang di sini, tapi mobil baru kamu sudah ayah siapkan di Jakarta!" jelas Kaesang dengan tatapan malas.

"APA??!" tanya Talitha dengan nada terkejut.

BAB 8

"Nah, ini kamar kamu, Litha. Ayo masuk!" Bunda Rike masih setia memberi arahan pada Talitha yang hanya pasrah mengikutinya. Kali ini Talitha disuruh masuk ke sebuah ruangan 4x4 meter dengan sebuah tempat tidur berukuran besar di tengahnya, juga dengan perlengkapan kamar perempuan yang membuat Talitha melongo.

Semua lengkap, alat make-up pun sudah tertata rapi di meja rias. Meskipun Talitha juga tergolong gadis yang berasal dari keluarga kelas atas, tapi kamarnya tidak seluas dan selengkap ini.

Late ❌IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang