Seberkas cahaya masuk melalui jendela kamar yang terbuka lebar. Hinata menyeret kakinya menuju jendela itu. Dia duduk memandangi bulan tepat di hadapan irisnya. Tatapannya menerawang. Entah apa yang dipikirkan kunoichi Hyuuga itu.
Dia mengingat kejadian siang tadi di kantor Hokage. Dia berpikir mungkin dia agak berlebihan pada Sasuke. Hinata semakin menenggelamkan kepalanya pada kedua lengannya yang terlipat di bingkai jendela kamarnya.
"Memikirkanku, huh ?"
Hinata tersentak. Suara itu, suara milik Sasuke yang sekarang sudah berdiri di sebatang pohon besar tepat di seberang kamarnya.
"Sa-Sasuke-kun..." Hinata gagal mengontrol mulutnya untuk tidak mengucapkan nama pria yang sekarang sudah berada tepat di hadapannya. Jarak mereka sangat dekat.
"Boleh aku masuk ?" Sasuke bertanya dengan tatapannya yang tajam.
Hinata mundur sedikit, pertanda dia mengizinkan Sasuke masuk ke kamarnya.
Apa yang kau pikirkan Hinata ? kenapa kau mengizinkan seorang pria yang belum kau kenal dengan baik masuk ke kamarmu ?
Tanpa menunggu lebih lama, pria berambut raven itu masuk dan duduk di tepi ranjang milik Hinata. Jantung Hinata seperti ingin melompat keluar. Hinata diam tak berkutik dalam posisi berdiri, menundukkan kepala dan meremas ujung piyamanya. Sementara itu, Iris onyx milik Sasuke seakan menelanjangi isi kamar yang dipenuhi dengan warna lavender. Lalu, berhenti di mana Hinata berdiri dan menundukkan kepalanya.
"Sampai kapan kau akan berdiri seperti itu ?"
"Ahh, b-baiklah aku akan duduk." Hinata duduk di tengah-tengah ranjangnya. Dia mencoba untuk menjaga jarak dari Sasuke.
Sunyi.
Tak ada yang bersuara sedikit pun, kecuali dentingan jam yang seakan berdetak lebih lambat dari biasanya. Hinata masih menunduk dan tetap setia memainkan ujung piyamanya.
"Maafkan aku, atas apa yang terjadi pada saat misi dan juga tadi siang." Sasuke membuka mulutnya. Hinata terperangah mendengar permintaan maaf dari pria di sampingnya.
"Tidak... Aku yang seharusnya meminta maaf pada Sasuke-kun, karena sudah berlebihan..."
Hening kembali.
"Kemarilah... Mendekatlah." Sasuke menepuk ranjang disebelahnya, menyuruh Hinata agar duduk disana.
Hinata tak mengerti kenapa Sasuke menyuruhnya untuk duduk di dekatnya. Dengan ragu Hinata menggeser tubuhnya mendekati Sasuke.
Jarak mereka sekarang sangat dekat. Hinata bahkan bisa menghirup harum sabun yang menguar dari tubuh Sasuke. Pria itu mandi sebelum berkunjung ke mansion Hyuuga. Hinata berada di posisi yang sangat serba salah. Dia tak tahu harus mengatakan apa, dia hanya menundukkan wajahnya yang merah karena salah tingkah.
"Hinata..." Sasuke memanggilnya
"I-iya..." Hinata menjawab tanpa mengangkat wajahnya. Dia terlalu takut untuk menatap sepasang iris onyx tajam itu.
"Tataplah wajah lawan bicaramu..."
Akhirnya Hinata memberanikan diri untuk menatap mata onyx itu. Dia mengangkat wajahnya dan melihat wajah Sasuke dengan sangat jelas.
Entah apa yang ada di pikiran Sasuke, namun saat itu juga, tangannya menggapai pipi Hinata. Memaksa gadis itu untuk tak mengalihkan pandangan dari dirinya.
Dengan gerakan yang sangat cepat, tiba-tiba sesuatu yang lembut dan hangat menyentuh bibirnya. Itu adalah.. bibir Sasuke yang sekarang sudah menyatu dengan bibirnya. Hinata melotot, tak percaya dengan apa yang terjadi. Tapi, seperti terhipnotis dengan pesona si bontot Uchiha, Hinata hanya diam dan mengikuti permainan pria itu.
Awalnya hanya bibirnya yang bersentuhan, namun Sasuke menginginkan lebih dari itu. Lidahnya mulai menggelitik gigi Hinata, mencari sesuatu di dalam sana. Sesuatu yang hangat dan memberi sensasi aneh yang menyenangkan. Sekarang saliva mereka telah bersatu dalam sebuah ciuman. Hinata kelagapan menerima ciuman bertubi-tubi seperti itu. Sasuke mulai memegang leher belakang Hinata agar ciuman mereka semakin dalam. Hinata merasa kehabisan oksigen karena tak diberi waktu untuk mengambil napas oleh Sasuke. Apa daya, maksud hati ingin menghentikan ciuman itu, tapi yang terdengar malah seperti erangan. Dan itu membuat Sasuke semakin liar melumat bibir gadis itu.
"Hmmm... Sa-Sasuke-kun..."
Tangan Sasuke mulai turun dari leher Hinata menuju pundak dan mendarat di pinggulnya. Hinata seperti terbawa suasana, dia malah mengalungkan kedua lengannya ke punggung gagah milik Sasuke.
Ini tidak baik. Aku tak boleh begini.
Tenaga Sasuke yang sangat bertolak belakang dengan Hinata, sukses mendorong gadis itu sampai pada posisi tiduran di atas ranjangnya. Sekarang tubuh Sasuke sudah berada di atas tubuh gadis itu, dan Sasuke tak rela melepaskan ciumannya walau hanya satu detik. Tangannya mulai bermain disekitar pinggul ramping Hinata, entah sejak kapan Sasuke memiliki tangan yang sangat nakal, namun Sasuke sendiri tak kuasa menghentikan tangannya dari rasa penasaran tentang sesuatu dibalik pakaian gadis berkulit seputih salju yang sekarang berada di bawah tubuhnya itu. Tangannya mulai masuk ke dalam piyama Hinata dan mengelus pinggul Hinata. Tak lupa bibir dan lidahnya tetap melakukan serangan bertubi-tubi pada bibir Hinata.
"Hentikan... Sasuke-kun... Hmmmp... Hmmp" Hinata berusaha berbicara di sela-sela ciuman mereka.
Namun, pria itu bergeming. Dia tetap sibuk dengan permainannya. Sudah merasa puas dengan bibir Hinata, sekarang Sasuke menenggelamkan kepalanya di perpotongan leher Hinata, dia menciuminya tanpa ampun. Hinata dibuat begidik olehnya. Hal itu membangkitkan sensasi geli sekaligus merinding. Gadis itu sangat tak berpengalaman dalam hal semacam ini. Sasuke mulai menciumi leher Hinata dengan penuh gairah. Sementara itu, tangan Pria bertubuh atletis itu semakin naik menggerayangi punggung Hinata, dia berhenti saat menemukan suatu benda dengan pengait. Hati kecilnya sempat ragu, apakah dia akan melepaskan pengait itu atau tidak. Belum sempat memutuskan pilihan, Hinata sudah mendorong pria itu menjauh dari tubuhnya. Lalu, Hinata berdiri di sebelah ranjangnya. Berusaha menjauhi Sasuke.
"Hentikan, Sasuke-kun. Kita tak boleh melakukan ini."
Melihat Hinata seperti itu, Sasuke merasa seperti orang bodoh yang mengambil kesempatan pada seorang gadis tak berdosa di hadapannya.
Sasuke memegang kepala belakangnya, dia kehabisan kata-kata.
"Maafkan aku..." Sasuke bangkit dari ranjang Hinata dan mengayunkan langkahnya menuju jendela.
"Besok aku akan pergi ke Suna untuk menjalankan misi lanjutan dari Kakashi. Sampai bertemu empat hari lagi, Hinata..." Sasuke melompat keluar jendela lalu menghilang bersama dengan gelapnya malam.
Hinata masih mematung di tempatnya berdiri. Dia butuh waktu untuk mencerna kejadian barusan. Dia tak dapat mempercayainya. Apa yang Uchiha Sasuke lakukan pada dirinya ? Memang pria itu tak dapat sepenuhnya disalahkan, karena Hinata juga menikmatinya. Tunggu... Menikmatinya????!!!! Tak dapat dipercaya bahwa pria yang telah mencuri ciuman pertama Seorang Hyuuga Hinata adalah..
Uchiha Sasuke
💮💮💮
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Ever Look at Me ?
FanfictionTiba-tiba aku dapat merasakan chakra milik seseorang. Tapi sangat lemah. Tubuhku secara impulsif mengaktifkan mode waspada dan sharingan aktif dengan sendirinya. Momen berikutnya, mataku terpaku pada seorang gadis bersurai indigo panjang dengan gaun...