4

11.6K 975 48
                                    

Keesokan harinya...

"Ohayou, Shikamaru, Ohayou Sai." Hinata yang baru tiba di depan gerbang Konoha menyapa kedua temannya yang tampaknya sudah sampai lebih dulu.

"Ohayou Hinata." Sai tersenyum.

"Ohayou." Jawab shikamaru sambil menguap.

Langit masih belum terang. Bahkan matahari masih terlalu malas menampakkan diri. Pagi yang cukup dingin di musim semi.

Suara langkah kaki berjalan mendekati mereka.

"O-ohayou Sasuke-kun" Hinata menyapa pria terakhir yang baru tiba.

"Ohayou." Jawabnya singkat.

"Mari kita mulai perjalanan misi kita." Sai mencoba memberi semangat seperti yang selalu dilakukan oleh Naruto, namun sepertinya gagal. Karena yang Nampak dari wajah dinginnya malahan senyum palsu mengerikan.

Sepanjang perjalanan, keempat shinobi itu hanya diam. Tak ada yang membuka mulut sedikitpun. Tak heran karena sifat mereka berempat hampir mirip. Sama-sama pendiam. Sama-sama tak suka bicara. Sama-sama tak ingin menghabiskan energi dengan percuma (mungkin ini hanya untuk Shikamaru)

Hinata menjadi salah tingkah dibuatnya. Dia juga tak tahu apa yang harus dikatakan pada saat seperti ini. Yang lebih membuatnya bertanya-tanya adalah, apakah Sai pernah menjadi teman Sasuke ? apakah Sai sudah berteman dengan Sasuke ? Sepintas hinata selalu memperhatikan bahwa Sai melihat ke arah Sasuke. Namun, tatapan itu adalah tatapan waspada dan penuh kecurigaan. Situasi ini menjadi semakin canggung.

"Hinata, gunakan byakuganmu untuk melihat ke arah lima kilometer barat." Shikamaru membuka mulutnya setelah mereka melakukan perjalanan selama empat jam non stop.

"Baik Shikamaru." Hinata mengaktifkan byakugan dan menelusuri arah barat. Tak ada apapun.

"Kita aman."

"Yosh Minna, kita istirahat dulu." Shikamaru memberi perintah.

Mereka beristirahat di pinggir sungai dengan air terjun kecil. Hinata mengisi botol minumnya karena tadi dia sudah menghabiskan isinya. Dia benar-benar haus. Cuaca hari itu juga lumayan panas.

Sasuke bersandar di pohon besar, matanya terpejam.

Sai melihat peta.

Shikamaru menguap entah sudah yang keberapa kalinya dalam waktu seperempat hari.

"Jadi, kita akan beristirahat di sini untuk makan siang, lalu kita akan melanjutkan perjalanan sampai matahari terbenam. Dan kita akan mencari tempat untuk tidur malam ini."

"Hinata, apakah kau akan memasak untuk kami ?" Sai memberi penekanan pada kata memasak.

Sasuke yang hanya pura-pura tidur membuka satu matanya, melirik kepada sang empunya suara.

"Iya Sai-kun. Serahkan saja padaku. Kalian beristirahatlah."

Hinata mulai mengeluarkan bahan-bahan masakan yang dia bawa dari rumah dan mulai meraciknya.

Shikamaru dan Sai sudah tidak berada di sana lagi dengan alasan ingin buang air kecil dan melihat-lihat sekitar sambil menunggu masakan matang.

Sasuke berjalan ke arah Hinata yang sedang sibuk dengan pisaunya, memotong bawang, sayuran dan tomat.

"Berikan aku tomat itu." Sasuke membuka mulutnya.

Hinata terkejut dan mengiris jarinya sendiri dengan pisau.

"Ahh !" hinata meringis.

"Apa yang kau lakukan ?"

"Kau mengagetkanku Sasuke-kun." Hinata meringis kesakitan.

Will You Ever Look at Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang