....
Kakashi menaruh telunjuknya di bibirnya yang tertutup masker. Memberi isyarat agar mereka tetap diam. Dengan gerakan nyaris tanpa suara, Hokage Keenam itu mengaktifkan Sharingan dan bergerak menuju pintu samping dekat taman.
Kakashi dapat menangkap chakra seseorang yang sangat kuat berada di balik pintu itu.
Pria bersurai perak itu meletakkan tangannya pada knop pintu dan dengan mode waspada tingkat dewa, bersiap untuk melancarkan serangannya.
Seekor ular besar muncul dari dalam lantai dan membelit tubuh Kakashi. Pria itu meronta mencoba melepaskan lilitannya.
Di saat yang bersamaan, pintu yang menghubungkan taman dengan ruang tengah itu terbuka. Muncullah seorang bajingan nomor satu dari balik pintu.
"Hishasiburi Kakashi... Tak ku sangka kau semakin tua dan menjadi sangat lambat seperti mantan guruku Sarutobi." Pria itu terkekeh.
"Cih. Sekarang bisakah aku yang memanggilmu tua bangka, huh, Orochimaru ?" Kakashi sudah berada di belakang pria itu dan menyentuh lehernya dengan kunai. Ular besar itu sekarang melilit sebatang kayu. "Apa yang kau inginkan ?" Desis Kakashi.
"Hmmm.. Aku kesini bukan sebagai musuh. Tapi aku membawa informasi penting untuk kalian." Kakashi melepaskan kunai-nya dari leher manusia ular itu namun tak sedikit pun menurunkan tingkat kewaspadaannya.
Sasuke dan Hinata menyusul ke ruang tengah. Hinata tak dapat mempercayai matanya, Orochimaru ada di dalam rumah yang dia tempati. Sasuke memasang kuda-kuda dengan menjadikan tubuhnya sebagai tameng bagi Hinata. Kaki Hinata sudah siap untuk melompat ke kamar Hikari dan membawanya pergi jauh dari sana, sampai suara dua orang yang terdengar bodoh mengurungkan niatnya.
"Nah kan. Apa ku bilang, pasti benar ini tempatnya. Lihat tuh, pujaan hatimu di sana."
"Diamlah Suigetsu. Dia bukan pujaan hatiku !" Wanita bersurai merah dan berkaca mata itu memukul wajah laki-laki bergigi tajam bak ikan Hiu, namun kepalanya malah berubah menjadi air dan menyatu kembali. Seakan seluruh tubuhnya terbuat dari air.
Sasuke yang melihat pemandangan itu terkesiap.
"Apa yang kalian lakukan di sini ?" Sasuke memburu jawaban.
"Sasuke-kun ! Sudah lama sekali tak melihatmu" Gadis berambut merah itu menghampiri Sasuke dan bergelayut manja di lengan pria itu. Sasuke diam saja pasrah menerima perlakuan itu. Seperti sudah terbiasa.
"Dasar munafik !" Cicit Suigetsu dan dibalas dengan tatapan membunuh oleh gadis itu.
Hinata merasa ada tangan tak kasat mata yang menonjok ulu hatinya. Kenapa rasanya sesak melihat pemandangan itu.
💮💮💮
Setelah yakin bahwa kedatangan Orochimaru dan kedua 'anak percobaan' miliknya adalah sebagai kawan, Kakashi mengizinkan mereka duduk dan bicara.
"Dimana anak itu ?" Mata ular pria paruh baya itu menjelajahi ruangan utama tempat mereka berkumpul dan duduk di atas tatami dengan sebuah meja kayu berbentuk kotak.
"Kenapa kau bisa mengetahui tentang anak itu ?" Kakashi memperlihatkan ketidaksukaan-nya pada lawan bicaranya.
"Kau tak perlu meragukan secepat apa aku bisa mendapatkan informasi. Aku memiliki mata di belakang kepalaku" Pria ber-iris ular itu terkekeh sebelum melanjutkan kalimatnya. "Rasanya seperti bernostalgia, benar kan Sasuke-kun ?" Orochimaru menatap Sasuke dengan pandangan mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Ever Look at Me ?
Fiksi PenggemarTiba-tiba aku dapat merasakan chakra milik seseorang. Tapi sangat lemah. Tubuhku secara impulsif mengaktifkan mode waspada dan sharingan aktif dengan sendirinya. Momen berikutnya, mataku terpaku pada seorang gadis bersurai indigo panjang dengan gaun...