Satu minggu sebelumnya...
SASUKE's POV
"Apa kau tahu tujuan kami memanggilmu kesini Sasuke-kun ?" Pria licik itu bertanya padaku.
"Langsung saja pada intinya." Jawabku tak sabar.
"Tanpa basa-basi seperti biasanya ya Sasuke-kun.." Pria itu terkekeh. Demi apapun aku muak melihat wajahnya. "Baiklah, harus kukatakan bahwa aku telah gagal dalam membuat ramuan penghilang kekuatan itu."
Mataku membesar mendengar kalimat manusia ular itu. Apa ? Gagal ?
"Tapi bisa dikatakan itu tak sepenuhnya gagal. Karena aku telah menyelesaikannya." Orochimaru meletakkan sebuah gelas kaca berukuran sedang. Di dalamnya terdapat cairan berwarna merah. Terlihat seperti darah.
"Apa yang membuatnya gagal ?" Desisku.
"Jika anak itu meminum ini, kemungkinan dia akan kehilangan kekuatan mengerikan itu sebanyak 93%, tapi efek samping yang diberikan sangatlah besar."
"Aku sudah melakukan uji coba pada binatang percobaanku, dan hasilnya sangatlah mengerikan." Orochimaru berhenti sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya.
"Hewan-hewan itu seperti kehilangan akal, mereka bertingkah abnormal. Dengan kata lain, anak itu bisa sembuh dari kekuatannya, namun dia akan tumbuh menjadi anak abnormal. Kau lebih mengenalnya dengan sebutan down syndrome" Orochimaru menimang-nimang gelas kaca berisi ramuan menjijikkan itu.
Aku membeku. Tak dapat kubayangkan begitu besar harga yang harus dibayar untuk menghilangkan kekuatan itu dari tubuh Hikari. Aku tak ingin hal itu terjadi. Aku ingin melihatnya tumbuh menjadi anak sehat yang ceria. Menjadi cahaya bagi orang-orang di sekitarnya, sesuai dengan namanya, Hikari.
"Apa menurutmu aku akan membiarkan hal itu terjadi ?" Kurasakan suaraku bergetar.
"Yah, mau bagaimana lagi. Lagipula kenapa kau harus repot-repot memikirkan apa yang akan terjadi dengan anak itu ? Dia bukan siapa-siapa bagimu." Orochimaru menyeringai.
BRAK!
Aku menggebrak meja tempat kami bertiga berkumpul. Aku benar-benar kesal mendengar ocehan Sannin dihadapanku.
"Dia bukanlah orang lain." Hanya empat kata itu yang berhasil keluar dari mulutku.
"Sasuke, seperti yang kau tahu bahwa kekuatan anak itu sangatlah mengerikan. Dan kita sudah tak memiliki banyak waktu untuk menunggu Orochimaru menyempurnakan ramuan itu..." Kakashi mencoba menenangkanku.
"Tapi, kita tak kehilangan harapan untuk menghentikan anak itu membunuh orang di sekitarnya dan bahkan dirinya sendiri suatu hari nanti, masih ada satu cara lagi, kau ingat ?" Iris obsidian itu menatapku tajam.
Aku kembali duduk dan mencoba menangkan pikiranku. Kucoba mengingat apa satu cara lagi itu. Sudah satu tahun berlalu sejak percakapan mengenai menghilangkan kekuatan dalam tubuh Hikari. Wajar jika ingatanku agak blur.
"Menggunakan jutsu penyegel yang dapat menghilangkan nyawa sang penyegel" Iris obsidian itu menatapku tajam.
Hening.
"Bagaimana yaa mengatakannya... Tapi apakah ada yang mau berkorban nyawa demi menolong anak itu ?" Kakashi menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal.
"Aku akan melakukannya."
Aku pasti sudah gila. Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulutku.Kakashi dan Orochimaru saling pandang lalu mengembalikan tatapan mereka kepadaku.
"Apa kau yakin, Sasuke ?" Kakashi memberi penekanan pada kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Ever Look at Me ?
FanfictionTiba-tiba aku dapat merasakan chakra milik seseorang. Tapi sangat lemah. Tubuhku secara impulsif mengaktifkan mode waspada dan sharingan aktif dengan sendirinya. Momen berikutnya, mataku terpaku pada seorang gadis bersurai indigo panjang dengan gaun...