HINATA's POV
Aku terbangun dari tidur yang sangat nyenyak. Setelah meregangkan tubuhku, aku tersadar bahwa aku tidak berada di dalam kamarku. Melainkan di tempat terbuka dan di atas rumput tebal.
Aku mengusap kedua mataku untuk menghilangkan sisa air mata semalam.Tiba-tiba aku menemukan jubah berwarna hitam menyelimuti tubuhku.
Aku terkesiap dan memelototi jubah itu seakan ingin menelannya, pikiranku diselimuti berjuta pertanyaan akan siapa ? mengapa ? kapan ? Sang empunya jubah menyelimuti tubuhku.
Kepalaku terasa sangat sakit akibat tertidur di atas rumput tanpa beralaskan apapun. Lalu aku berdiri dan mencoba mengumpulkan seluruh kekuatanku untuk berjalan, tak lupa aku juga membawa jubah itu pulang bersamaku.
💮💮💮
Sore hari...
Matahari sudah tergelincir di barat, menyihir langit menjadi lembayung raksasa yang bergantung di atas kepala. Aku bersiap untuk keluar dari rumah menuju surga kecil di pinggir sungai. Jujur saja sebenarnya aku merasa takut setelah kejadian kemarin malam, saat aku tertidur di sana seorang diri, lalu ketika terbangun, aku mendapati diriku sudah berselimut jubah berwarna hitam.
Tapi, hari ini aku harus kembali ke sana, karena aku harus mengembalikan jubah itu.
Alasan lain kenapa aku pergi ke sana pada malam hari adalah, agar aku dapat merenung sendirian lagi. Saat ini, aku merasa tak ada seorangpun yang dapat menghiburku. Aku hanya ingin sendirian di sana, dengan ketenangan bersama semesta.
Akhirnya aku sampai di tepi sungai itu, irisku berkelana menelanjangi segala sesuatu yang dapat aku lihat. Mencoba menemukan orang yang telah menyelimutiku saat aku tertidur di sana.
Tak ada seorang pun.
Angin membelai lembut wajah serta rambutku.
Aku duduk di atas rumput yang kemarin dia tiduri.
Aku memeluk jubah hitam itu, memeluknya tanpa bermaksud apapun. Karena aku butuh sesuatu untuk dipeluk. Aku butuh sesuatu atau seseorang untuk berbagi rasa sakit ini. Rasa sakit yang sudah membayangiku selama dua tahun setelah Naruto-kun menolak cintaku. Pria itu menganggapku hanya sebagai adik kecil yang harus selalu dilindungi.
Aku membenamkan wajahku di atas jubah hitam itu. Air mata terus mengalir tanpa bisa aku cegah. Bahkan sekarang aku tak ingin lagi menahan air mataku. Biar saja satu dunia tahu tentang kepedihan hatiku.
"Oi, jangan mengotori jubahku dengan airmata-mu."
Secepat kilat, tubuh tegap itu sudah berada tepat di sebelahku. Tatapan matanya sangat menakutkan. Aku mendongakkan kepalaku menuju asal suara itu. Aku sangat terkejut mendapati siapa yang berbicara. Satu detik kemudian, aku beranjak dari rumput dan berdiri. Aku sangat ketakutan.
"Su-Sumimasen Uchiha-san." Aku menundukkan kepalaku dan kalau aku tak salah dengar tadi, Sasuke mengatakan sesuatu tentang jubahnya ?
"Jubah ini adalah milikmu ?" Aku melihat jubah yang sekarang sudah basah oleh airmataku. Itu berarti, orang yang menyelimutiku malam itu adalah Uchiha Sasuke. Bagai disambar petir di siang bolong, aku hanya bisa berdiri pasrah. Masih tak mempercayai apa yang sedang terjadi.
Dengan cepat Sasuke mengambil jubahnya dari tanganku dan memakainya kembali. Lalu dia merebahkan tubuhnya di rumput dan menopang kepalanya dengan kedua tangannya. Dia memejamkan mata, tak menganggapku ada di sana.
"Arigatou Uchiha-san, maaf jika aku merepotkanmu." Aku sudah bersiap untuk membalikkan tubuhku dan berlari sekencangnya untuk pulang. Aku takut sesuatu yang buruk akan terjadi jika aku berlama-lama di sana bersama Uchiha Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Ever Look at Me ?
FanficTiba-tiba aku dapat merasakan chakra milik seseorang. Tapi sangat lemah. Tubuhku secara impulsif mengaktifkan mode waspada dan sharingan aktif dengan sendirinya. Momen berikutnya, mataku terpaku pada seorang gadis bersurai indigo panjang dengan gaun...