Sasuke membolak-balikkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Dia tak dapat memejamkan sepasang iris onyx-nya. Bayangan wajah Hinata dan kejadian kemarin malam terus berputar di kepalanya bagaikan kaset rusak.Tertidur pulas seorang diri di hutan saja sudah merupakan hal yang mustahil, ditambah dengan banyaknya hal yang harus dipikirkan, hal itu semakin membuat Sasuke tertekan dan menyerah untuk tidur. Dengan langkah gontai, dia naik ke atas pohon dan mencoba untuk tidur disana.
Hey, anak lemah, jadilah kuat.
Penuhi dirimu dengan kebencian jika ingin mengalahkanku.
Penuhi dirimu dengan kebencian jka ingin membunuhku.Kau tahu Sasuke, sampai kapanpun aku akan selalu menyayangimu...
Karena kau selamanya tetap menjadi adik kecil bagiku..."Sial..."
Sasuke terperanjat dari tidurnya.
Mimpi yang sama lagi kesekian kalinya. Pria itu memegangi kepalanya yang berdenyut akibat bermimpi tentang kakaknya lagi.Dia melihat matahari sudah hampir terbit. Berarti usahanya untuk tidur tadi malam tidak sia-sia.
Sasuke bergegas merapikan barang bawaannya dan melanjutkan perjalanan misi lanjutan ke Desa Suna yang diperintahkan oleh Kakashi.Dalam hatinya terdapat perdebatan hebat antara menuruti perintah mantan gurunya atau pura-pura buta dan tuli atas semua yang telah dia lakukan. Tapi, melihat respon Hinata yang sangat sedih, Sasuke tahu bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk membuat gadis itu memaafkannya. Tunggu... Sejak kapan dia peduli dengan perasaan orang lain ? Sasuke tak tahu perasaan aneh apa yang selama ini merayapi hati dan pikirannya. Sejak kembali ke Konoha, dia merasa pikirannya selalu memikirkan sesuatu, atau seseorang...
💮💮💮
Tiga hari kemudian...
Tok tok tok
"Masuklah, Hinata."
Suara bariton itu terdengar gugup.Hinata pun tak kalah gugup saat masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi oleh tumpukan kertas dan buku. Iris amethyst-nya menangkap pemandangan yang sangat langka terjadi.
Sasuke berdiri di sana dengan menggendong seorang bayi lucu nan menggemaskan. Bayi itu tertidur dalam pelukannya. Pipi chubby-nya menempel pada pundak pria tampan itu.
Lalu, ada pemandangan aneh lainnya, saat kau melihat ada seekor serigala berukuran setengah dari tinggi manusia berada disana. Besarnya hampir sama seperti Akamaru, namun serigala itu terlihat sangat mengerikan, sedangkan Akamaru lucu dan bersahabat dengan manusia.
Sasuke melihat Hinata melalui ekor matanya. Tatapannya hangat. Hinata merasa salah tingkah karena masih mengingat kejadian malam itu di kamarnya. Dia berusaha bersikap tenang.
"Yo, Hinata, karena kau sudah tiba, segera kita mulai saja briefing lanjutan misi kalian untuk hari ini."
Kakashi memberi tanda pada Shizune untuk keluar dari ruangan itu."Nah... Seperti yang kau lihat Hinata, Sasuke telah berhasil membawa anak dari missing-nin itu, ah... Nama pria itu adalah Satoshi Urameshi. Mulai sekarang, aku akan menyebut namanya sebagai Satoshi" Kakashi meneguk ocha yang sudah mulai dingin "aaahh~ baiklah, sampai dimana kita tadi ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Ever Look at Me ?
FanfictionTiba-tiba aku dapat merasakan chakra milik seseorang. Tapi sangat lemah. Tubuhku secara impulsif mengaktifkan mode waspada dan sharingan aktif dengan sendirinya. Momen berikutnya, mataku terpaku pada seorang gadis bersurai indigo panjang dengan gaun...