3**Miraculous*

4.9K 315 2
                                    

"Kiya, kau harus pergi jam 10?" tanyaku pada Kiya sambil membereskan perlengkapan yang belum dipersiapkan semalam.

"Ya."

"Lalu kenapa kau baru membereskan perlengkapanmu sekarang? Sekarang sudah jam 9 Kiya." Akupun memasukkan pakaian yang sudah disiapkan tetapi belum disusun ke dalam koper.

"Maaf. Semalam aku ketiduran," ucapnya sambil menggaruk kepala lalu menyeringai.

"Rumah nenekmu di mana?"

"Kenapa?" Dia menoleh kearahku bingung. Apa pertanyaanku salah? Kurasa tidak.

"Aku hanya ingin mengunjungimu kalau aku punya waktu," jawabku masih fokus dengan pekerjaanku.

"Tidak perlu repot-repot. Aku yang akan mengunjungimu." Dia tersenyum padaku. Apa maksudnya? Jadi harus dia yang mengunjungiku? Kenapa? Apa salahnya sih dia kasih tau aja? Menyebalkan.

Setelah selesai mempersiapkan perlengkapan, kamipun menunggu Tante Mizuka--ibunya Kiya--keluar dari kamar sambil berbincang-bincang.

"Eh ada Minku. Minku tunggu sebentar ya biar tante ambil minum dulu," ucap tante Mizuka yang datang membawa kopernya.

"Tidak perlu tante lagian 5 menit lagi udah jam 10. Kayaknya gak sempat lagi. Entar tante sama Kiya terlambat lagi."

Tante Mizuka tersenyum padaku, dan mengangguk pelan

Tante Mizuka keluar dari rumah lalu memberi isyarat agar kami mengikutinya. Kami berjalan keluar rumah.

"Ayo. Naik Minku. Nanti juga kan lewat rumahmu," ajak Kiya sebelum masuk ke dalam mobil dibalas dengan anggukan tante Mizuka.

"Tidak perlu. Lagian jaraknya dekat kok," tolakku sebenarnya sih pengen. Tapi merepotkan sekali jika harus berhenti-henti.

Kiya memelukku singkat. Lalu masuk ke dalam mobil sambil melambai-lambaikan tangannya dibalas dengan lambaian tanganku dan wajah sedih yang berhasil kusembunyikan.

~♪~

"Eh? Kau sudah pulang?" tanya Bibi Vanes yang duduk dengan santainya sambil menonton tv.

"Hmm..." Malas sekali aku menjawab sapaannya itu. "Dan aku tidak akan membersihkan rumah ataupun belajar hari ini," ucapku sebelum mendengar tawarannya itu.

"Baiklah kau bisa melakukan apapun sesukamu."

Aku tersenyum penuh arti. Lalu mengambil handphoneku lalu bermain game di samping bibiku. Aku memulainya dengan berteriak, "Ke kiri ke kiri." lalu aku menggerakkan badanku ke kiri. "Eitts ke kanan ke kanan!" Lalu aku menggerakkan badanku ke kanan. "Beuhhh. Bodoh! Harusnya kau tabrak dia. Ke kanan! ke kanan!" Aku menggerakkan badanku ke kanan dengan sengaja menyenggol lengan bibi Vanes. "Yap! Menang!!!" teriakku gembira.

Aku tau aku terlalu bocah.

"Kau mengganggu! anak nakal," ucap Bibi Vanes kesal. Lalu dia kembali ke kamarnya.

"Hahaha!" Aku mengeluarkan tawaku yang sedari tadi kutahan. Setidaknya tindakanku ini mengurangi sedikit rasa sedihku hari ini.

~♪~

Tidak terasa sudah enam bulan kira-kira setelah Kiya pergi. Apa kabarnya, ya? Dia tidak bisa dihubungi dan dia juga tidak menghubungiku. Bahkan tempat dia bersekolah aku tidak tau.

Apa dia melupakanku?

Ah ... mana mungkin dia melupakanku.

Hari ini hari ke-2 libur semester 1 dan kami akan melanjut ke semester 2. Jangan tanya betapa kesepiannya hidupku ini di sekolah dan di rumah. Bukan berarti di sekolah aku tidak punya teman. Hanya saja mereka tidak begitu cocok padaku.

"Minku. Kau harus belajar hari ini. Kau tau kan kau mendapat peringkat berapa semester ini?!" teriak Bibi Vanes dari bawah. Dan aku yakin pasti dia sedang bersantai sambil menonton tv.

"Tau," jawabku dengan nada kesal. Apa pula dia menanyakan hal itu? Yang terjadi biarlah terjadi, tidak perlu diungkit lagi.

"Ibumu datang menjemputmu besok. Dan kau pasti tau ibumu pasti akan kecewa!" teriaknya lagi.

Ibuku menjemputku besok?

Ujung bibirku pun terangkat. Sudah lama aku tidak berjumpa dengan mereka.

Aku tiduran di ranjangku. Dan mengambil boneka kesayanganku, Momo. Kududukkan boneka itu di atas perutku sambil kuperhatikan lekat-lekat boneka itu. Dan yang paling paling-paling menyebalkan adalah peringkatku. Lagian apa yang akan kupelajari sekarang? Tidak ada materi. Dan ujian kan sudah selesai. Lagian libur itu kan dibuat untuk menenangkan pikiran-

-kan?

Saat aku mengelus elus boneka itu, aku merasakan ada yang janggal. Tapi entah apa itu. Aku membalikkan boneka itu dan sekarang aku melihat punggung boneka itu. Seperti ada sesuatu di dalamnya.

Apa itu?

Aku mengangkat baju boneka itu dan kutemukan retsleting di belakang yang selama ini aku tidak tau karna di tutupi baju. Aku membuka resleting itu dan memasukkan tanganku ke dalamnya.

Kupikir isinya hanya kapas. Tapi bukan. Ada buku di dalamnya, aku mengeluarkan buku itu. Dan kalian tau apa isi buku itu? Isinya kata-kata yang kuucapkan pada Momo dalam bentuk tulisan lengkap dengan waktunya. Aku saja heran. Dari mana ada boneka seperti ini?

Aku memasukkan lagi buku itu ke dalam boneka itu, lalu ku pencet pencet boneka itu sekuat tenaga, namun tak kutemukan buku itu dari luar. Yang kurasakan hanyalah kapas.

Aku menerjap kan mataku bingung.
Ternyata ada boneka seajaib ini.

Atau aku sedang berkhayal?

Aku melempar boneka itu ke sudut ruangan dengan takut. Apa itu boneka hantu?

Aku benar-benar tidak percaya.

~

Halo/haaai

Salam maanisss,,
I love you

:'***

🦄

Pure Witch [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang