11. Bohong

1.8K 191 1
                                    

08:46 am.
Ini awal musim panas dan kamu malah kena flu. Bentar lagi juga libur semester dan kamu malah nggak bisa keluar dari apartement karena sakit. Ah parah.

"Ah hidung mampet gini susah napas." Gumam mu yang tengah berjalan mengambil minum.

"Nanti ada quis lagi." Keluhmu setelah meminum segelas air. Kamu juga pusing, biasanya juga kalo flu ya biasa aja, masih bisa ngelakuin aktifitas yang lain dengan normal dan nggak pusing.

HCHIH!!

Kamu bersin dan ingusmu juga ikut keluar.

Cape nya ya kaya gini, harus sedia tisu + sapu tangan.

"Harus kedokter kalo gini mah." gumam mu.

Kamu mengambil handphone di atas ranjang mu. Menekan nomor 8 lama untuk panggilan cepat dan menunggu sambungan itu terhubung.

sekali terbengar bunyi sambungan, panggilan itu pun terhubung.

"Hmm, apa?" Ucap Jihoon di sebrang sambungan.

"Jihoon-ah, kamu sibuk?" Tanya mu dengan suara tak begitu jelas karena hidung yang tersumbat.

"Nggak juga, kenapa?" Tanya Jihoon.

"Aku flu, bisa antar aku ke dokter nanti siang."

"Maaf (Y/N), aku nggak bisa. Full kelas dari siang sampai jam 6 nanti. Gimana kalo sekarang aja?" Ucap jihoon.

"Aku nggak bisa, ada kuis jam 10." Jawab mu lesu.

"Nanti malem gimana?" Ajak jihoon.

"Nggak apa lah ji, aku ajak Sena aja." Ucap mu.

Sempat terjadi beberapa perdebatan kecil sebelum jihoon akhirnya setuju kamu akan di antar Sena ke dokter siang ini.

"Kalo ada apa-apa cepet telpon aku, paham?" Tegas jihoon yang membuatmu tersenyum.

"Paham. Aku tutup ya Ji." Ucap mu dan dijawab gumaman jihoon sebelum sambungan terputus.

********
"Sena!" Panggil mu dengan suara parau.

"Kenapa kok pucet gitu?" Tanyanya.

"Sen, kamu bisa anter aku ke dokter gak?" Ucapmu tanpa menjawab pertanyanya.

"Loh kenapa? Sakit apa?" Heboh Sena khas ibu-ibu rempong.

"Cuman flu biasa."

"Ok aku anter, jam?" Tanya Sena.

"Seberes jadwal kuliah hari ini." Jawabmu.

"Nggak bisa jam segitu, aku ada janji sama si sipit." Jawab Sena sungkan mengatakannya.

"Oh, iya nggak apa." Ucap mu sambil tersenyum penuh arti.

"Gimana kalo jam 4?"

"Udah nggak apa, aku bisa sendiri." Jawab mu.

"Ih nggak bisa, aku khawatir." Ucap Sena.

"Aku bisa sendiri." kamu mencoba meyakin kan nya.

"Nggak papa ni sendiri? Aku khawatir pake banget. Aku bilang sama si jihoon kamu sakit, supaya ditemenin ya?"

"Nggak usah. aku aja yang bilang." Jawabmu buru buru.

"Maaf ya aku nggak bisa nganter."

"Nggak usah minta maaf segala, aku minta anter ke Jihoon aja." Bohong mu.

"Maaf ya (Y/N), cepet sembuh."

"Hmmm.... Makasih."

********
Kamu sedang duduk di kursi tunggu rumah sakit, menunggu hasil untuk tes darah tadi. Kamu denger-denger hasilnya keluar 3 jam setelah pengambilan darahnya.

Kamu melihat jam di dinding rumah sakit. Ini sudah jam 5 sore, masih ada setengah jam lagi sebelum hasilnya keluar. Sebenernya kamu bisa ambil hasilnya besok tapi entah kenapa kamu lebih milih buat nunggu. Kepalamu juga terkadang pusing dan tentu saja bersin-bersin.

-drrtrrtrrt drttdrtt-

~My happiness❤ calling~

Kamu mengangkat panggilan jihoon.

"Kamu dimana?" Ucap jihoon saat panggilan terhubung.

"Di rumah sakit xxxxxxx, ada apa?" Tanya mu.

"Tunggu di situ." Setelah itu sambungan pun terputus.

"Ada apa sih?" Gumammu sembari melihat layar handphone.

-10 menit kemudian-

-Bruk-

Jihoon duduk disebelah mu dengan napas yang terengah-engah.

"Loh kok disini." Kaget mu.

"Kenapa nggak bilang kalo Sena nggak bisa nganter?" ucap jihoon masih dengan napas yang belum teratur.

Kamu terdiam, enggan menjawab.

"Kenapa nggak bilang ke Sena aku nggak bisa nganter kamu?" Tanya jihoon lagi kali ini dengan napas yang sudah lebih stabil.

"Sena punya janji sama Soonyoung. Masa aku tega buat janji mereka batal." Ucap mu menghindari tatapan jihoon.

"Terus kenapa nggak ngasih tau aku?" Suara jihoon melembut dari sebelumnya, membuat mu melihatnya.

Jihoon terlihat khawatir, sangat khawatir.

"Maaf." Ucap mu pelan.

"Nggak bisa kah kamu dengan status pacar aku, lebih ngandelin aku." Jihoon sedikit meninggikan suaranya.

"Aku nggak enak ngeganggu kuliah kamu ji." Bela mu.

"Aku bisa bolos, aku bisa ngulang materi kuliah." Ucap jihoon tegas dengan amarah yang diredam.

"Maaf.." hanya itu yang keluar dari mulut mu. Kamu memeluk jihoon dari samping dan menyembunyikan wajahmu di pundaknya.

Jihoon menghela napas panjang. "Hmm aku maafin. Jadi kenapa masih disini?"

Kamu melepaskan pelukanmu "Nunggu hasil tes."

"Tes? Tes apa?" Tanya jihoon penasaran.

"Tes syaraf." Ucapmu. Jihoon memandangmu dengan lekat dan diam seribu bahasa. Mungkin kaget setelah dengar jawabanmu.

Kamu tertawa pelan, "Bercanda Ji, nggak usah kaget gitu. Cuman tes darah aja kok." Seketika jihoon menutup matanya dengan tangan. Terdengar helaan napas yang begitu jelas di telinga mu.

"Bisa nggak kamu serius kalo lagi kaya gini?" Jihoon tersenyum tidak percaya dan kembali melihat mu.

"Nggak, hehehh." Ucapanmu membuat jihoon mengambil ancang-ancang untuk menyubit pipi mu.

"Dasar kamu yah, aku udah kaget banget tau." Ucap Jihoon sambil mencubit pipi mu gemas.

"Hehehh.. maaf." Ucap mu dengan cengiran.

"Kenapa harus tes darah?" Tanya jihoon yang sudah berhenti mencubit pipi mu.

"Tadi kata dokternya aku kena gejala tifus. Terus buat mastiin enggak atau iya nya aku kena tifus aku harus tes darah." Ucap mu.

"Kapan hasil nya keluar?" Tanya jihoon.

"Lima belas menitan lagi." Ucap mu.

Kamu dan jihoon pun mengobrol, dan jihoon pun menjewermu karena tau kamu sudah menunggu hampir 3 jam dan tidak mengabarinya apa-apa.

Jihoon juga ternyata kabur dari kelasnya saat tau sena dan soonyoung menanyakan kabarmu, ia membolos mata kuliah terakhir dan meminjam mobil Wonwoo untuk melesat menuju rumah sakit.

Jihoon sempat marab karena omelanmu pada jihoon yang kabur dari kelas, tapi akhirnya baikan juga dan mengantarkanmu ke apartement dengan selamat.

*****
Selamat Hari raya Idul Adha.. bagi yang merayakan! 🐄🐄🐄

Woozi ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang