7-ILLY?!

6.4K 330 43
                                    

"FINO!!!!!" panggil Athalie dari lantai 2 sambil berlari.

"Kak Atha? Bukan nya tadi tidur ya?" batin Fino bertanya.

"F... hosh hosh Fin... Hosh tung... hosh tunggu hosh.. " Athalie sampai disamping Fino dengan keadaan penuh peluh dan nafas tak beraturan.
"Kenapa kak?" tanya Fino bingung.

"Lo hosh kok hosh hosh Fin hosh hosh hosh" Athalie menghentikan ucapannya dan mencengkeram lengan Fino erat, sebagi tumpuan badannya.

"Eh- eh lo kenapa kak?" Fino gelagapan ia bingung mengapa tubuh Athalie terlihat lemas dan nafasnya tak beraturan.

"Kak, lo kenapa?" tanya Fino lagi, tetapi Athalie masih tak menjawab ia terus mencoba menyesuaikan nafasnya.

Fino sangat bingung bercampur panik saat ini, ia tak pernah berada di situasi seperti ini sebelumnya. Tersadar akan situasi yang sedang membingungkan beserta mengkhawatirkan, Fino memapah Athalie menuju sofa terdekat yang berada di ruang keluarga.

"Duh..., ini gimana? Gue harus ngapain?" gumam Fino.

"Bang Artha!!!" pekik Fino dari ruang keluarga. Yang Fino tahu saat ini, hanya Artha yang mengetahui kondisi Athalie.

Sungguh Fino sangat khawatir dengan kondisi Athalie saat ini. Athalie terbaring di sofa panjang ruang keluarga, ia tak kuat untuk mendudukkan dirinya sendiri, badannya penuh keringat, rambut dan baju sudah kusut, dan nafas tak beraturan.

"Kenapa?!" tanya Artha panik.

Saat itu juga orang tua Athalie telah berada di pintu ruang keluarga. Mahendra dan Elsa - orang tua Athalie dan Artha- baru saja sampai di pintu utama saat mendengar teriakan Fino dan langsung tergesa-gesa menuju asal suara.

"Atha!?" kaget Elsa dan menuju sofa tempat Athalie terbaring.

"Ba hosh Bang hosh hosh In hosh ha hosh ler hosh hosh bang hosh di hosh—" belum selesai Athalie menjelaskan, Artha langsung berlari menuju lantai 3, kamar Athalie berada.

"Atha, kamu kenapa sayang? Fino, kakak kamu kenapa?" tanya Elsa bertubi-tubi, ia khawatir sekali dengan kondisi putri satu-satunya ini.

Fino tak menjawab, ia bingung, ada apa dengan kakak sepupunya? Mengapa kakaknya seperti ini? Apa karena dirinya? Kalau memang karena dirinya, apa kesalahan yang ia perbuat?, berbagai pertanyaan berkecamuk di pikiran Fino. Sedangkan Elsa, air mata nya sudah menggenang di pelupuk matanya saat melihat kondisi putrinya sekarang.

Tak lama -bahkan sangat cepat untuk naik-turun tangga dari ruang keluarga ke lantai 3- Artha kembali datang dengan nafas tak beraturan. Artha memberikan sebuah alat berukuran sedang kepada Athalie, dengan cepat Athalie memasukkan bagian alat yang berlubang ke mulut dan salah satu bagian alat itu ia tekan beberapa kali sampai nafasnya kembali normal.

Fano yang ikut turun bersama Artha menepuk bahu kembarannya prihatin, ia mengerti apa yang dirasakan Fino sekarang. Artha yang melihat kondisi Athalie sudah lebih baik langsung menjatuhkan tubuhnya di permadani indah yang sedang ia pijak. Ia menghela nafas lega, sungguh ia luar biasa panik tadi.

"Bang!" panggil Athalie dan ikut mendudukan badannya disamping Artha lalu memeluk tubuh saudara kembar 7 menit nya.

Artha menjadi lebih lega saat mendapat pelukan hangat Athalie. Ia sangat menyayangi Athalie lebih dari dirinya sendiri.

"Kamu gapapa? Hmm.." tanya Artha lembut sambil mengusap puncak kepala Athalie lembut dan membalas pelukan Athalie.

"Gapapa, abang gimana? Atha nyusahin abang ya? Atha minta maaf ya? Abang jangan marah sama Atha ya? Atha ga mau nyusahin abang kok! Atha ga tau kalo bakal kaya begini, maafin Atha ya bang?" racau Athalie terus menerus di pelukan Artha.

Fake Nerd Vs Most Wanted SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang