"A-aku hanya mencari seekor kelinci yang bersembunyi di sekitar sini...,"
Ucapnya meyakinkan Clementine. Clem menurunkan pistolnya. Namun masih tidak terlalu yakin dengan laki-laki yang mengaku bernama Gabe.
"Baiklah, apa kau punya kawanan?"
Tanya Clementine, masih berjaga.
"Tidak, aku sendirian. Selama ini...,"
Ucap laki-laki itu terlihat kasihan. Namun Clementine tidak secepat itu mengasihani seorang laki-laki. Apalagi dia belum mengenal orang itu.
"Clementine,"
Ucap Clementine berdiri tegak. Dia memasukan pistolnya ke dalam saku.
"Senang bertemu denganmu,"
Ucap Gabe tersenyum tipis. Dia keluar dari semak-semak.
"Apa kau punya makanan atau sesuatu yang lain...?"
Tanya Clementine pada Gabe.
"Yah... sepertinya tidak. Aku menemukan sekaleng makanan, tapi kurasa itu sudah kadaluwarsa,"
Balas Gabe.
"Kau punya senjata...? Atau peluru...?"
Tanya Clementine. Lagi. Gabe langsung menoleh ke arah Clementine dengan tatapan bingung.
"Kalau aku berkata aku memilikinya apa kau akan mencurinya?"
Tanya Gabe menaikan sebelah alis.
"Aku membutuhkannya,"
Ucap Clementine dengan nada memaksa.
"Tapi aku juga membutuhkannya,"
Balas Gabe sambil berjalan pergi. Clementine menghela napas, lalu berjalan ke arah yang sama dengan Gabe.
"Kenapa kau mengikutiku...?"
Tanya Gabe sambil melihat kebelakang.
"Aku mencari makanan, bukan mengikutimu,"
Balas Clementine sambil memutar bola matanya. Gabe hanya mengiyakannya, meskipun sebenarnya ia tak yakin bahwa Clementine adalah orang baik, begitu sebaliknya.
"Sudah berapa lama kau bertahan hidup sendiri? Atau kau punya kawanan lainnya?"
Tanya Gabe tiba-tiba setelah mereka berjalan beberapa lama.
"Dulu aku bertahan hidup bersama beberapa orang yang kupercayakan. Sekarang aku hanya hidup sendiri. Selama 5 bulan, kurasa,"
Jawab Clementine sambil sedikit berpikir.
"Keren,"
Ucap Gabe seakan-akan tak pernah mendengar hal seperti itu. Clementine tersenyum tipis.
"Kau kelihatan tidak pernah melewati masa-masa ini sebelumnya,"
Ucap Clementine memojokkan Gabe.
"Yah, aku tidak begitu handal dalam membunuh muertos,"
Ucap Gabe. Clementine melongo.
"Muertos?"
Tanya Clementine tak mengerti.
"Ah, manusia yang sudah tergigit, kau mengerti?"
Jelas Gabe sambil menoleh dan tersenyum tipis. Clementine mengangguk-angguk.
"Aku menyebutnya sebagai walkers,"
Ucap Clementine.
"Walkers? Jadi yang berlari kau sebut apa?"
Tanya Gabe. Clementine kembali melongo.
"Mereka semua berjalan, kan?"
Ucap Clementine sambil berjalan di samping Gabe.
"Benarkah? Kukira selama ini ada muertos yang berlari, bahkan melompat,"
Gabe menceritakan pengalamannya seperti orang bodoh. Clementine menunjukan ekspresi datar. Tiba-tiba, seekor kelinci keluar dari balik pohon. Clementine dan Gabe melihat itu, langsung berpandangan kemudian...
SRAK!
Suara sepatu bergesekan dengan tanah mulai terdengar. Mereka berlomba mengejar kelinci tersebut sebagai makanan. Lalu, tiba-tiba...
BRUK!
Clementine berhasil menangkap kelinci tersebut. Mereka berdua tertawa lepas.
"Baiklah, kau yang menang,"
Ucap Gabe mengalah.
"Kau seharusnya mengecek kaleng yang kau dapatkan sekarang,"
Ucap Clementine menggendong kelinci yang ia dapatkan. Gabe menggeledah tasnya, mengecek apakah makanan kaleng yang ia temukan masih bisa dimakan atau sudah kadaluwarsa.
"Ah, syukurlah. Kurasa masih bisa dimakan, ini cukup untuk makan malam nanti,"
Gumam Gabe sambil tersenyum tipis. Clementine ikut tersenyum melihat hal itu.
"Kau punya tempat tinggal?"
Tanya Clementine.
"Di dekat sini ada tempat pembuangan mobil. Aku biasa tidur diantaranya. Kedengarannya memang lucu, tapi aku tidak punya tempat tinggal lagi,"
Ucap Gabe sambil membereskan kembali isi ranselnya. Mendengar itu Clem merasa sedikit iba padanya.
"Bagaimana jika kau tinggal bersamaku saja? Yah, tempat tinggalku hanya sebuah gubuk, tapi mungkin cukup untukmu dan untukku,"
Tawar Clementine lalu menusuk kelinci yang ia tangkap dan membungkusnya dengan daun besar.
"Benarkah? Keren!"
Gabe kelihatan bersemangat karena akhirnya mendapatkan tempat tinggal yang "layak" untuknya. Clementine dan Gabe kembali ke tempat Clem tinggal.
"Keren!"
Teriak Gabe. Lagi. Clem agak sedikit terganggu dengan Gabe yang terus-menerus berkata "Keren!". Clementine menyembelih daging kelinci lalu membakarnya.
"Hari sudah mulai gelap. Ayo tutup pintunya dan kunci menggunakan lemarinya,"
Ucap Clementine membawa sepotong daging kelinci yang sudah dibakar.
"Kau bisa mengandalkanku!"
Ucap Gabe mantap, kemudian menutup pintu dan mengganjalnya menggunakan lemari.
"Terimakasih sudah mengizinkanku tinggal dirumahmu, ini keren!"
Lagi-lagi, Gabe mengucapkan kata keren, Clementine hanya tersenyum memaklumi. Tiba-tiba, sebuah suara erangan terdengar di telinga mereka. Tepat di depan pintu, terlihat beberapa walkers sedang berusaha mendobrak pintu.
"Clementine, mereka akan menghancurkan pintunya!"
Ucap Gabe panik, kemudian mengambil tongkat baseball dari dalam ranselnya. Clementine pun mengeluarkan pistolnya, kemudian berusaha menembak salah satu walkers yang berusaha masuk.
TAK!
Peluru di dalam pistol Clementine telah habis. Clem mengeluarkan pisaunya, bersiap jika seandainya mereka berhasil masuk.~To Be Continued~
Thanks for Reading ( ^-^)~♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Further Than A Dream (TWDS3 Fanfic)
FanfictionFanfic about Clementine on TWD the game! Especially fo Gabentine! 💟 Menceritakan seorang gadis perempuan bernama Clementine atau Clem yang menjalani kehidupan yang dipenuhi zombie atau disebut sebagai walkers bersama beberapa orang yang ditemuinya...