Tak Tersadari (2)

24 5 0
                                    

Gabe mengangguk kecil. Eleanor melepas rangkulannya.
"Aku ada pekerjaan lain, mungkin akan segera kembali sekitar 30 menit lagi,"
Pamit Eleanor yang kemudian pergi meninggalkan ruangan.

~

"Tripp? Kau menemukan Clementine?"
Tanya Eleanor saat Tripp kembali dari Richmond. Tripp menggeleng pelan.
"Penjagaan tempat tersebut terlalu ketat, aku tidak tau bagaimana caranya Clementine melewati semua itu,"
Jawab Tripp lalu turun dari kudanya dan membereskan barang-barangnya.
"Lalu bagaimana dengan Clementine?"
Tanya Eleanor lagi.
"Dia pasti baik-baik saja, mereka tidak mungkin langsung menembak Clem begitu saja,"
Ucap Tripp sambil berjalan menuju kantor. Ia langsung berbicara pada sebuah mikrofon untuk menyuruh beberapa penduduk mendatangi kantor petinggi Prescott. Eleanor menghela napas dan membersihkan beberapa peralatan medisnya di ruangannya.
Jklek...
Sebuah suara pintu terbuka terdengar di telinga Eleanor. Ia menoleh ke asal suara. Terlihat Gabe sedang berdiri di ambang pintu.
"Aku mendengar suara dari luar. Apa yang terjadi?"
Tanya Gabe mendekati Eleanor.
"Kurasa Tripp meminta bantuan penduduk disini untuk membantunya mencari Clementine,"
Gumam Eleanor.
"Menurutmu, apa yang terjadi pada Clementine?"
Tanya Gabe.
"Menurutku dia baik-baik saja, paling tidak dia ditangkap oleh orang-orang itu dan dikurung di suatu tempat. Yah, itu hanya dugaanku saja,"
Gumam Eleanor sambil melihat ke arah jendela. Terlihat Tripp, Conrad dan beberapa penduduk sedang berdiskusi satu sama lain. Sudah pasti tentang Clementine yang terjebak disana.
"Aku ingin ikut bersama mereka,"
Gabe bersikeras akan ikut dalam menyelamatkan Clementine dan menyelesaikan masalah antara Richmond dan Prescott.
"Gabe, aku sudah mengatakannya padamu, tanganmu belum pulih, jika tanganmu sudah pulih sepenuhnya, aku akan memperbolehkanmu melakukan apapun yang kau suka asalkan itu tak membahayakan nyawamu,"
Ucap Eleanor menepuk pundak Gabe.
"Aku mengerti apa yang kau rasakan, tetapi kau juga harus mengerti keadaanmu sendiri, mungkin ini sudah direncanakan supaya Clementine tidak harus melihatmu dalam keadaan terluka,"
Tambah Eleanor sambil tersenyum. Gabe menghela napas lalu mengangguk.
"Yah, sekarang aku mengerti bahwa kesehatanku juga lebih penting. Aku akan kembali ke kamarku,"
Ucap Gabe, kemudian meninggalkan ruangan tersebut. Eleanor menaruh tas dokternya di atas meja, kemudian duduk di kursi. Gabe terus menerus menanyakan tentang Clementine dan sangat ingin menolongnya. Apa yang terjadi padanya?
Eleanor bergumam dalam hati.

~

"Sudah beberapa hari Clementine menghilang, dan kita sama sekali belum membuat pergerakan sedikit pun untuk menolongnya!"
Bentak Tripp yang kemudian menggebrak meja.
"Membentak tidak akan merubah apapun, Tripp. Kita harus memikirkan ini dengan kepala dingin,"
Ucap Conrad berusaha menenangkan Tripp yang sudah marah-marah akan masalah ini. Sudah sekitar 4 hari Clementine terjebak di tempat yang sudah dijajah oleh The New Frontier itu, Richmond. Bahkan para penduduk menolak untuk membantu karena mereka tidak bisa menggunakan senjata api atau alat lainnya. Nyali mereka pun ciut saat mendengar tentang penjagaan yang sangat ketat oleh orang-orang yang membawa pistol. Tak ada rencana lain. Eleanor hanya diam karena tak bisa melakukan apa-apa. Dia hanyalah seorang dokter dan tidak bisa berkelahi atau menembak. Ia memutuskan untuk pergi dan menemui Gabe. Gabe terlihat duduk di atas tempat tidur sambil melihat keluar jendela.
"Hei, Gabe,"
Sapa Eleanor sambil tersenyum. Gabe menoleh ke arah Eleanor dan membalasnya dengan senyuman tipis. Namun, saat Gabe melihat kembali ke arah jendela wajahnya kembali murung.
"Aku punya kabar baik hari ini,"
Ucap Eleanor mengejutkan Gabe.
"Hari ini perban tebalmu akan dilepas, dan kau sudah hampir pulih,"
Ucap Eleanor sambil mengeluarkan beberapa alat medisnya. Wajah Gabe yang semula bersemangat sekarang kembali tanpa ekspresi. Eleanor pun menggunting pelan pengait antara perban dan pundak Gabe.
"Ah, apa ini?"
Eleanor melihat beberapa gambaran pada perban milik Gabe. Eleanor memberikan perban tersebut kepada Gabe.
"Ini... digambar oleh Clementine,"
Ucap Gabe lirih. Eleanor menepuk pundak Gabe.
"Aku tau, semua orang sangat khawatir padanya. Tapi, aku melihat sesuatu yang berbeda dalam dirimu, kau... seperti merasakan kerinduan yang tak kau sadari,"
Ucap Eleanor.
"Kau punya rasa terhadap Clementine?"
Tanya Eleanor. Pertanyaan itu membuat Gabe bengong. Seakan-akan tidak percaya apa yang ditanyakan oleh Eleanor.
"Gabe?"
Eleanor mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Gabe. Gabe mengerjap-ngerjap.
"Ah, lu-lupakan saja. Terimakasih karena sudah melepaskan perbannya untukku,"
Ucap Gabe yang kemudian menggerak-gerakan tangannya. Ia bisa menggerakannya secara bebas sekarang. Eleanor tersenyum.
"Baiklah, kau boleh tinggal di rumahmu lagi sekarang,"
Ucap Eleanor. Gabe mengangguk kemudian berlari menuju rumahnya yang sudah beberapa hari tak bepenghuni. Gabe membuka pelan pintu rumahnya. Ia mendapati gitarnya yang sudah lama tidak ia mainkan. Ia sangat bersemangat.
"Clem, mau mendengar-"
Teriak Gabe sambil berlari menuju kamar Clementine. Namun ucapannya terhenti ketika dia tidak mendapati Clementine disana. Sesaat ia teringat kalau Clementine sedang tidak ada disini untuk mendengarkan permainan gitarnya. Gabe menghela napas dan menunduk sedih. Tanpa ia sadari, air matanya jatuh ke lantai tempat ia berpijak.

~To Be Continued~

Thanks for Reading ( ^-^)~♡

Further Than A Dream (TWDS3 Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang