RANDIKA
Air mata gue mengalir lebih deras setelah melihat Alvin dan Kinan pelukan. Haruskah mereka nunjukkin kemesraan setiap waktu di depan gue dan bikin hati gue makin sakit ? Egois.
..Sadar Ran
Untuk apa gue marah ? Alvin bukan siapa-siapa gue selain temen. Buat apa gue cemburu ? Gue gak berhak. Gue terlalu berharap banyak sama Alvin seolah-olah dia bakalan membalas perasaan gue. Padahal pada nyatanya Alvin sudah punya Kinan, yang pastinya sudah bahagia bersamanya.
Tapi salah kah gue yang berharap sama Alvin ? Salahkan dia yang ngasih gue perhatian lebih. Salahkan dia yang selalu ada di samping gue. Salahkan dia yang udah nyium gue seenak jidat. Salahkan dia karna punya kharisma yang mempesona kaum gay di muka bumi ini.
Gue benci lo Alvin, tapi gue sudah tenggelam dalam cinta lo. Andai gue bisa mengulang waktu, gue lebih memilih untuk tetap bermusuhan sama lo sampai detik ini. Gue lebih baik tersiksa dengan permusuhan daripada harus tersiksa dengan rasa sakit yang bahkan sulit untuk disembuhkan ini.
"Hiks...hiks...hiks" gue masih terus menangis di danau belakang. Mengusap-usap dada gue bahkan gak bisa menghilangkan sakit yang dibuat Alvin.
"ALVIN BANGSAT ! GUE BENCI LO !" Gak ada gunanya gue teriak. Toh dia juga gak akan denger .
"Lo yakin benci sama gue ?"
Deg
Sentuhan tangan di pundak gue sontak membuat gue terkejut. Dan suara itu, gue yakin itu Alvin. Perlahan, gue membalikkan tubuh gue menghadap ke belakang. Dan bertemulah wajah gue dengan Alvin. Sangat tampan, gue bahkan langsung melupakan apa yang baru aja gue ucapin tadi.
"Dika, lo gak bosen nangis terus ? Gue gak mau lo kaya gini" serunya
Salah siapa yang bikin gue nangis kaya gini ?
"Maafin gue" ucapnya lirih.
"Udah lah Al, lo gak salah. Gue yang terlalu baper sama lo. Gue gak bisa ngontrol perasaan gue. Lo gak perlu merasa bersalah, gue tau lo gak mungkin bisa punya perasaan yang sama kaya gue." Ucap gue menahan air mata gue yang hampir jatuh.
Alvin mengambil tangan gue dan menggenggamnya. Sementara tangan satunya mengusap-usap poni gue dan memindahkan helai rambut gue ke balik telinga.
"Dika sebenernya....gue udah jatuh cinta sama lo sejak pertama kali kita bertemu" ucap Alvin seketika.
"A-pa ?" Gue menanyakan ulang penyataan Alvin.
"Gue udah cinta sama lo sejak pertama kali kita ketemu" balasnya sambil menampilkan simpulan senyuman manisnya.
Gue mencoba mencerna kata-kata Alvin di otak gue dan memperbaiki pendengaran gue. Gue lemot atau budeg ya ? Ini gue gak salah denger ? Atau gue gak ngeh?
"Gak usah di pikirin lagi. Apa yang lo denger itu bener kok" sambung Alvin seolah-olah tau isi otak gue.
Jadi, Alvin sudah lebih dulu suka sama gue ?
"Maksudnya, lo udah lama suka sama gue Al ?" Tanya gue memastikan.
"Hm" jawab Alvin sambil mengangguk pelan.
"Lo gak lagi bercanda kan ?"
"Nggak !"
"Tapi, kok bisa?"
"Gue gak tau. Pertama kali gue ketemu lo, jantung gue deg-degan. Awalnya gue pikir, ini cuma karna grogi punya temen baru. Tapi ternyata beda, rasanya sama kaya waktu gue jatuh cinta sama cewek bedanya lo cowok." Jelasnya sambil senyum-senyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/112264140-288-k297363.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Wrong ✔
Humor[COMPLETED] ‼️BxB, nsfw, harsh word‼️ Randika adalah seorang siswa baru di asrama khusus atlet. Berkat bakat pesepak bola yang dimilikinya, ia bisa tinggal di asrama idamannya itu. Namun, ekspetasinya tentang keseruan tinggal di asrama hilang ketik...