Vampire wannabe (16)

2.8K 44 7
                                    

"Dom, apa yang kau lakukan disini?" Elis setengah berteriak melihat sahabatnya meninju vampir itu, dan betapa kagetnya ia ketika melihat akibat yang didapat oleh Carlos dari aksi Dom barusan. Carlos tersungkur jauh dari posisinya berdiri sambil berusaha untuk tetap berdiri, tapi itu terlihat cuma-cuma. Carlos terduduk jatuh, kedua tangannya menahan tubuhnya dibelakang. Dengan cepat Carlos kembali berdiri, menyentuh ujung bibirnya yang mengeluarkan darah lalu ia menjilat jari telunjukknya sendiri, menyicipi rasa darahnya sendiri. Matanya memancarkan kengerian yang amat sangat.

"A-aku......" belum sempat Dom meneruskan kalimatnya yang terdengar gagap, sebuah pukulan -yang sepuluh kali lebih keras- dari tinju miliknya mendarat di perut bagian kirinya. Membuat Dom yang tanpa pertahanan jatuh terbaring tepat dihadapan Carlos. Memegangi perutnya dengan kedua tangannya -seperti seorang anak kecil yang menderita sakit perut- sambil terbatuk-batuk mengeluarkan darah segar dari mulutnya. Pukulan itu sangat keras sampai mengaduk isi perutnya untuk kembali keatas kerongkongannya. Dom berusaha untuk bangun, tapi dia bukanlah Vampire seperti lawannya kali ini. Dia kembali terjatuh tapi semangatnya menunjukkan kalau dia masih ingin memukul lawannya beribu kali lebih kuat.

Sambil menyatukan jari-jari tangannya membentuk sebuah kepalan, Dom sudah bersiap untuk meninju lawannya untuk yang kedua kalinya. Sedangkan tangan yang satunya masih tidak mau lepas dari sisi perut bagian kirinya.

Elis berlari kearah Dom dan menjauhkan mahluk malang itu dari hadapan Carlos. Tapi harga diri laki-laki itu sangat tinggi untuk segera menuntaskan perkelahian ini. Dia menepis tangan Elis yang mencoba menuntunnya ketempat yang aman dan mulai mengambil alih situasi ini.

Carlos sudah jelas bukanlah lawan yang tepat untuk Dom, jika ia berkelahi dengan salah satu teman kelasnya mungkin Dom adalah juaranya tapi tidak untuk vampir yang berada didepannya -yang belum ia sadari akan kenyataan bahwa Carlos adalah vampire-.

Elis berhasil memisahkan keduanya. Tentu saja dengan keadaan Dom yang jauh lebih buruk dari anggapan laki-laki itu, bahwa dia bisa mengalahkan Carlos. Dom benar-benar kacau, tak ada satu pukulan pun yang ia tujukan untuk membalas pukulan Carlos. Carlos dengan sepihak menguasai pertarungan ini, dan itu adalah hal yang wajar. Carlos berulang kali menunjukkan keahliannya dalam bertarung -sebagai vampir-, dia tidak peduli lagi akan kelanjutan dari pertarungan ini, yang ia inginkan adalah membuat laki-laki itu diam tak bernyawa. Tapi Elis mengacaukan semuanya.

###

Elis membawa Dom pergi menjauh dari tempat itu. Membiarkan Carlos berpuas hati karena sudah melukai sahabatnya.

"Ah..." Dom meringis kesakitan ketika tangan Elis mencoba untuk menghentikan darah yang mengalir dari ujung bibirnya dengan tisu. Tapi Elis mengabaikan ringisan kecil itu, ia tetap melanjutkan perbuatannya itu dan membiarkan Dom sesekali mengernyit kesakitan.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan, bodoh?" tanya Elis masih dengan tisunya diujung bibir Dom.

"Kau bilang aku apa? Bodoh?" balas Dom menjauhkan wajahnya dari tangan Elis "Laki-laki itu memang pantas mendapatkan sebuah pukulan" sambungnya lagi

"Tapi yang kulihat, dia lah yang terus-terusan memukulmu tadi" protes Elis

"Ya aku juga sadar itu" Dom masih membuang mukanya, tapi ketika Elis mengusapkan tisunya dibibir laki-laki itu, ia kembali memutar wajahnya. "Kau tahu, aku kira dia bukan manusia"

Elis mendadak berhenti mendengarkan pernyataan laki-laki itu. Dia memang bukan manusia, pikirnya dalam hati.

"Matanya merah, pukulannya sangat keras dan kau lihat sendirikan, aku terpelanting jauh tadi. Hanya mahluk-mahluk fantasi dalam game yang sering kumainkan yang bisa melakukan itu" Dom bergidik ketakutan ketika membayangkannya. Dia benar-benar terpelanting secara harfiah tadi. Dia beruntung masih bisa bergerak.

vampire wannabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang