Vampire wannabe (19)

3.2K 99 31
                                    

Desire - under your spell

I  don't eat

I don't sleep

I do nothing but think of you

###

"Bagaimana?" tanya Janice tanpa menyembunyikan antusisnya dalam satu kata itu. Melihat Carlos berada dalam satu ruangan saja sudah membangkitkan semangat di jiwanya yang sudah lama mati itu. Apalagi jika Carlos bisa memberikan jawaban yang dapat memuaskan batinnya yang mungkin masih dimiliki perempuan itu.

Alih-alih menjawabnya dengan sama antusianya, Carlos malah berusaha mati-matian untuk tidak mengeluarkan semua amarahnya. Bagaimana bisa ada orang yang merasa senang jika dimanfaatkan oleh segelintir kaum untuk memuaskan diri mereka tapi dirinya sendiri merasa tak ingin melakukannya. Carlos bersumpah setelah ini dia akan berhenti melakukan itu, menjadi pesuruh Dimitri.

"Kau seharusnya bisa menebaknya Janice, bukankah aku ini pesuruh Dimitri yang paling setia?" Jawabnya dingin. Dia bahkan tak mengira kata pesuruh sangat pas jika disandingkan dengan dirinya.

"Hey, ayolah jangan merendah seperti itu. Kata pesuruh itu hanya pantas untuk budak yang rela melakukan apa saja untuk kelangsungan hidupnya sedangkan kau? Ibarat sebuah negara, kau adalah wakil presidennya yang tak kalah besar pengaruhnya dibanding sang presiden sendiri"

"Kau tak mengerti Janice, keadaan kini sudah tak sama lagi, dulu bisa saja aku sangat memanfaatkan  posisiku, memutuskan segalanya, mana yang harus dilakukan mana yang tidak, bahkan sudah banyak vampir yang mati terbakar karena pengaruhku, dan biar kubetulkan kalimat mu itu, sebenarnya akulah sang presiden dan Dimitri tak lebih dari sekedar juru pemberi persetujuan dari segala sikap yang kuambil. Dan apakah dia pernah berkata tidak? dia bahkan membiarkan aku menyelesaikan semuanya, dia hanya angguk-angguk saja ketika aku mengerjakan ini itu. Tapi itu dulu Janice, kita memang vampir yang hidup sudah lama sekali, tapi tetap saja hal sekecil apapun juga bisa merubah kita. Tak perlulah aku jelaskan mengapa sudah hilang rasa respect ku padanya, mengapa aku sudah tak peduli lagi dengan kerajaan vampir yang sudah mulai dari dahulu ini, mengapa aku kini tak mau tahu lagi dengan urusan menyelesaikan ini itu di Departemen seperti kerja ku dulu, dan mengapa aku juga tak peduli lagi dengan Catalina, bahkan kau tahu sendiri siapa yang paling ingin membunuh perempuan itu dengan tangannya sendiri kala itu, tapi lihatlah, satu keputusan Dimitri merubah semua sifatku. Ini terakhir kalinya aku mengikuti maunya, setelah itu... persetan dengannya"

"Profesional-lah Carl ! Buang dulu masalahmu itu, bukankah Catalina adalah musuh bersama klan kita?"

"Entahlah Jan, aku sudah seperti kehilangan obsesiku tentang perempuan bedebah itu. Tak ada lagi niatku untuk membunuhnya, semuanya sudah mengabur. Aku bahkan sudah mencapai titik dimana aku bosan menjadi vampir. Besok, lusa atu kapanpun itu, bisa saja aku mengakhiri masa abadiku ini"

Janice hanya terbengong, menegangkan otot matanya memandang Carlos, tak percaya vampir itu benar-benar kesal. Tahulah ia alasan dibalik dinginnya Carlos. Dirinya baru saja bertemu dengan Dimitri, yang lagi-lagi masih mempercayai keyakinannya sendiri bahwa Carlos tak membencinya. Padahal kentara sekali, tapi Dimitri seperti menutup matanya untuk melihat itu.

Janice masih merekam semua kata-kata yang keluar begitu saja dari mulut Carlos, entah karena Carlos sangat kesalnya atu memang dia sudah lama ingin mengeluarkan semua isi kepalanya, kalimat beruntun itu menyentuh Janice. Dia bisa merasakan bagaimana tidak senangnya saudara sepupunya itu terhadap Dimitri dan persoalannya. Seandainya saja Dimitri tak pernah melakukan 'itu' maka tak begini jadinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2012 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

vampire wannabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang