vampire wannabe (18)

2.5K 61 11
                                    

Flight Facilities - Crave You ft. Giselle

"why can't you love me like the other boys do?"

####

Elis mengernyitkan keningnya membentuk lipatan-lipatan halus. Dia sama sekali tidak mendapatkan maksud dari syarat yang diberikan Carlos. Menemaninya? Resepsi pernikahan? Janice? Elis berharap dirinya untuk tuli sejenak daripada harus mendengarkan kelanjutan permintaan vampire itu.

“Kenapa kau diam saja? Apa syaratku terdengar berlebihan?” tanya Carlos sambil memainkan rambut lawan bicaranya dan melingkarkannya di ujung jari, membentuknya seperti lingkaran-lingkaran kecil dijarinya.

“Sangat.... sangat berlebihan, kau tahu” balas Elis antusias, berharap antusiasnya dapat membuat Carlos mengurungkan niatnya untuk mengajak Elis ke resepsi pernikahan itu yang... bahkan Elis sendiri tidak ada kaitannya dengan keluarga vampire tersebut, teman sekalipun bukan. Elis hanyalah manusia biasa yang tanpa sengaja berurusan dengan vampire, Carlos. Dan satu lagi, ajakan itu sama sekali bukan suatu kehormatan baginya, melainkan seperti mimpi terburuk dari segala macam mimpi buruk yang pernah dialaminya. “Aku hanya memintamu untuk mengatakan maaf kepada Dom, dan rasanya tidak adil jika aku harus menurutimu kali ini”

“Kali ini?” tanya Carlos dengan tidak bisa menyembunyikan wajah bingungnya. “Memangnya kapan aku memintamu untuk menurutiku?”

Otaknya berpikir, mengingat-ingat atau lebih tepatnya mencari jawaban dari pertanyaan Carlos. “Ah.. pokoknya itu tidak adil !” jawabnya singkat sambil terus berusaha mendorong Carlos, tapi seperti usaha yang sebelumnya, Elis tidak bisa memindahkan posisi Carlos yang masih berada tepat diatasnya. Bahkan membuat tubuh Carlos bergeser pun Elis tak mampu.

Carlos menyeringai lebar, menggoda dan memesona. Elis ingin sekali untuk tidak luluh dalam senyuman itu.

“Kau tidak bisa mengingatnya atau aku memang belum pernah memintamu untuk melakukan sesuatu?”

“Melakukan sesuatu? What the heck ! i’m not your maid! Dan aku tidak mau melakukan apa yang kau suruh!”

“Ayolah ! Janice pasti senang jika kau datang “

Elis ingat benar pertama kali ia bertemu dengan Janice, perempuan itu menunjukkan rasa tidak sukanya secara terang-terangan tanpa sedikitpun mencoba untuk menguranginya. Membuat siapa saja yang berada diposisi Elis malam itu menyimpulkan bahwa perempuan itu tidak menyukainya. Dan sekarang, laki-laki atau lebih jelasnya vampir yang tidak mau merubah posisi berbicara mereka mengatakan bahwa Janice pasti senang dengan kehadiran Elis di tengah-tengah acara sakral itu. Sesuatu yang bermakna ganda dan seperti ada sesuatu dibalik ajakan itu, sesuatu yang tidak bisa diterka.

“Ok, kebisuanmu kuartikan bahwa kau setuju dengan syaratku, dan kau tenang saja besok pagi-pagi sekali aku akan meminta maaf secara langsung dengan.... ummm siapa nama sahabatmu itu.... ah aku lupa siapa namanya tapi aku masih ingat dengan jelas wajahnya jadi kau tenang saja, aku menjalankan syaratmu dan kau menjalankan syaratku, fair enough

Gigi Carlos bersinar terang menunjukkan deretan yang tersusun rapi saat ia tersenyum. Sampai akhirnya ia menyatukan kembali bibir atasnya dengan bibir bawahnya dan...

“Apa yang kau lakukan sial !”

“Memberikanmu good night kiss, memangnya kau kira apa?”

Carlos beranjak berdiri setelah cukup lama menindih tubuh Elis. Membuat perempuan itu menggeliat bebas merasa tubuhnya lebih ringan dari sebelumnya.

“Kau tidak bisa melakukan apa pun itu bentuknya sesuka hatimu terhadapku”

“Mengapa sulit sekali bagimu untuk mengatakan bahwa aku baru saja menciummu?”

 Diam. Mungkin itu yang terbaik yang bisa dilakukannya. Seolah-olah otaknya kehabisan kata-kata untuk terpikirkan. Elis hanya tidak menyukai jika Carlos terus menerus menggodanya dengan sifatnya yang tidak disadarinya itu, atau Carlos memang menyadarinya. Elis ingin vampire itu berhenti untuk membuatnya terpengaruh dengan aura  vampir miliknya. Ingin sekali Elis untuk bersikap biasa saja didepan mahluk ini, tetetapi dia sadar dia sudah jatuh terlalu dalam dalam perangkapnya. Mengapa ada mahluk yang begitu sangat mengagumkan tapi memiliki sifat yang yang berlawanan dengan rupanya.

“Tapi aku tidak mengenal Janice ataupun keluargamu yang lainnya, kurasa kau terlalu sangat sangat sangat berlebihan dengan mengajakku ke acara itu"Elis berusaha mengalah dengan mengalihkan topik.

“Menurutmu aku mengenal dia... sahabatmu? Lalu mengapa aku harus meminta maaf kepada orang yang tak kukenal jika bukan kau yang memintanya?”

“Lalu mengapa aku harus menuruti syaratmu kali ini?”

“Karena kau harus menurutiku”

###

"Bollocks !!!!"

Elis melempar tasnya dengan asal diatas tempat tidurnya. 

‘Karena kau harus menurutiku’

Kalimat itu seperti tak ada habisnya berputar dikepala Elis. Sudah berpuluh –puluh kali Elis mengucapkannya didalam kepalanya, bahkan dirinya juga masih bisa mengingat bagaimana Carlos mengucapkan kalimat itu dengan aksen khas miliknya. Elis menyukai aksen British  yang dimiliki Carlos, membuat dirinya mau tak mau mendengarkan dengan seksama setiap kalimat yang meluncur dari mulut vampir tersebut. Terdengar kental dan sarat makna.

Bukan karena Elis menyukai aksen yang dimiliki Carlos, hingga dirinya terus-menerus mengingat kalimat terakhir sebelum vampir itu menghilang seolah-olah dia memamerkan keahlian menghilangnya-dengan-sekejap, melainkan betapa nonsense-nya vampir itu. Betapa unclear-nya jawaban yang diberikan Carlos.

Seperti difilm-film, Carlos seolah-olah mengencam dirinya melalui kata-kata terakhir yang diberikannya itu, entah disadarinya atau tidak, kalimat itu membuat Elis membayangkan sebuah film psikopat yang dirinya sendiri menyesal untuk menontonnya.

Well, mengira Carlos adalah psikopat gila mungkin terdengar sama gilanya, mana ada psikopat setampan dia ! Elis mencoba menghibur dirinya sendiri dari anggapan-anggapan yang diluar batas kemampuannya dengan memuji betapa mengagumkannya mahluk tersebut untuk menjadi seorang psikopat. Walaupun anggapan Carlos adalah psikopat terdengar menggelikan.

Jika tujuan Carlos ingin membuat Elis bingung, tujuannya kini sudah tercapai. Elis malah sudah menghabiskan satu jamnya hanya memikirkan apa yang baru saja terjadi sore hari ini. Seharusnya dia tidak menuruti memo sialan itu, seharusnya dia tidak seyakin itu, bahwa Carlos mau menuruti syaratnya -walaupun mungkin dia akan menurutinya- tapi tidak menjadi senjata makan tuan sepeti yang dialaminya sekarang. Seandainya dirinya cukup pintar untuk tidak datang menemui vampir itu sore tadi. Seandainya dia tidak pernah bertemu dengan Carlos malam itu, seandainya dia menuruti ayahnya untuk tidak datang kekonser The Skylar. Seandainya dia menjadi gadis penurut malam itu.

Sebenarnya apa yang sedang kau rencanakan Carlos?

Ku harap aku tak pernah bertemu denganmu...

###

vampire wannabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang