Pintar sekali kau. Akhirnya kau mau mendengarkanku.
"Diam." Riel memelototi bayangannya. Di sebelahnya, mayat Orang Itu yang terpotong-potong. "Sekarang habisi mayatnya." Dia tidak ambil pusing untuk mengingat nama mayat itu. Toh, sudah lama lupa.
Tapi, jika kuintip masa lalumu... Kenapa kau dulu tidak bunuh saja majikan-majikanmu? Atau kabur dari mereka, misalnya? Kau yang dulu bahkan tidak pernah berani membunuh seekor tikus pun. Sekarang—
"Mayatnya."
Oke, oke. Jangan khawatir. Dan dalam sekejap, ampas-ampas itu lenyap.
"...Dan aku memilih untuk membunuhnya sendiri karena aku tidak mau merepotkan Keel. Bukan untuk kesenanganmu, Satan."
Hahaha. Aku bersenang-senang karena kami bangsa Iblis hanya hidup diatas kesenangan. Dasar hidup kami hanya itu.
"Yah, beberapa orang ada yang hidup hanya untuk berdoa pada Tuhan, sementara sebagian lagi tidak percaya mereka ada."
Kau termasuk yang mana?
"...Kedua," jawab Riel asal.
Huhuhu! Tidak percaya pada Tuhan, padahal di hadapanmu saat ini ada Iblis.
"......"
Kuberitahu kau satu fakta menarik. Orang yang selalu mencuri, bisa masuk surga, dan orang yang mati kelaparan karena banyak memberi bisa masuk neraka. Itu namanya takdir. Bagaimana menurutmu?
"Eh? Lalu, kalau aku takdirnya masuk surga... Aku boleh membunuh siapapun sesuka hatiku?"
Heh... Membalas pertanyaan dengan pertanyaan. Kau kurang paham rupanya. Maksudnya begini. Satan menunjuk—menggunakan bayangannya Riel—ke tempat mayat tadi pernah ada.
Orang ini harusnya hidup sampai lima tahun dua bulan lagi, lalu dia akan mati karena tubuhnya terkoyak oleh kekuatannya sendiri. Tapi kau mempercepatnya. Bahkan memberikan sisa waktu miliknya kepada si Hitam.
"Ah..." Tiba-tiba, perasaan lega tak terbendung keluar dari dalam hati Riel. Dia telah memperpanjang umur Keel...
Tapi dalam artian lain, kau berani melangkahi Tuhan. Membuat Dia harus menulis ulang takdir tiap orang yang berhubungan dengannya, juga tiap orang yang berhubungan dengan tiap orang yang berhubungan dengannya—dan seterusnya.
"—oh." Riel menaikkan pandangannya ke langit. "Tuhan, ya...?"
Dan aku yakin... orang ini. Yang pertama kau bunuh. Jelas, bukan yang terakhir, 'kan? Aku bisa merasakannya.
"Dasar Iblis," dengus Riel.
Makanya, aku bangga padamu. Hehee! Mungkin sisimu yang jahat juga ada gunanya untuk menyeimbangkan dirimu yang terlalu baik di hadapan si Hitam. Lucu! Si Putih yang berhati kotor.
"Apaan..."
Ada hitam maka ada putih. Ada kebaikan maka ada kejahatan. Untuk membenci, ada—Untuk mencintai, ada—
"Berisik." Riel memutuskanuntuk melenyapkan Satan untuk sisa hari itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jibril Mikail
Romance"Lebih bagus daripada mendengar "aku jatuh cinta" seratus kali, adalah mendengar "aku mencintaimu" satu kali... dan lebih dahsyat dari seratus juta niat membunuh, ...adalah satu ciuman." Kisah pendek biasa tentang cinta dan pengorbanan... ditambah...