"Mau kabur?" tanya anak surai hitam itu dengan ramah. Dia tinggi, tubuhnya kelihatan kuat, dan matanya penuh cahaya. Terlebih lagi, dia ada di luar kandang.
"....." Sementara anak di dalam kandang hanya diam menekuk lutut, berharap ditinggalkan. Rambutnya yang bewarna keperakan itu sangat kotor dan kusut. Tatapan matanya kosong, dan pakaiannya robek-robek.
"...Hm." Kelihatannya yang di luar menolak menyerah. "Namaku Keel. Aku punya kontrak dengan naga, loh! Jadi, ayo!" Ujarnya sambil mengulurkan tangan ke dalam.
"...!!" Anak lusuh itu mendongak. "...Tapi, kemana...?" dan dia mundur lagi.
"Jangan khawatir! Dimana pun bisa. Aku akan melindungimu!" dia meyakinkan. "Siapa namamu?"
"....." Lalu itu datang. Sesuatu yang sudah lama dia hampir lupakan. "...Namaku Riel!" Dan dia bangkit. Menangkap tangan itu—
Harapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jibril Mikail
Romance"Lebih bagus daripada mendengar "aku jatuh cinta" seratus kali, adalah mendengar "aku mencintaimu" satu kali... dan lebih dahsyat dari seratus juta niat membunuh, ...adalah satu ciuman." Kisah pendek biasa tentang cinta dan pengorbanan... ditambah...