6b
Junhwe
"Bagaimana comebackmu?" Junhwe bertanya ketika keduanya berjalan berdampingan di trotoar. Sesekali ia akan menyeruput iced americano-nya dan memperhatikan sekitar. Sekitar setengah jam yang lalu mereka keluar dari gedung bioskop dan kini sedang berjalan-jalan di sekitar Hongdae. Waktu menunjukkan pukul 7.23 malam. Jalanan begitu ramai dengan orang yang lalu lalang. Junhwe menutupi kepalanya dengan hood untuk menutui wajahnya.
"MV-nya akan rilis minggu depan. Ah! Kau sudah melihat teaserku?" tanya Yeri bersemangat.
Junhwe terlihat ragu tapi akhirnya menggeleng. "Belum."
Yeri berdecak sebelum mengeluarkan ponselnya. "Ah, payah." Ia membuka ponselnya dengan sandi sebelum membuka gallery. Setelah layar ponselnya menunjukkan foto yang sama dengan foto yang ada di instagram mereka, Yeri menunjukkannya pada Junhwe.
Junhwe mengambil ponsel itu dengan tangannya yang tidak memegang cup kopinya. "Apa konsepnya?"
Yeri membiarkan Junhwe memegang ponselnya sambil terus berjalan. Menyeruput green-tea lattenya lewat sedotan sebelum menjawab. "The Velvet-"
"Itu nama albumnya." Potong Junhwe cepat. Masih memainkan ponsel Yeri dan tanpa sepengetahuan pemiliknya, ia melihat-lihat isi galeri Yeri. Sampai ia menemukan sebuah foto yang menarik senyum lebar di bibirnya. Saat Yeri menoleh padanya ia buru-buru menggeserkan ibu jarinya di layar.
"Konsep dan nama albumnya sama." Jawab Yeri dengan sedikit menggerutu karena Junhwe selalu saja memotong kalimatnya. Menyebalkan.
Keduanya terus berjalan bersebelahan sambil membicarakan hal-hal yang terjadi di hidup mereka. Dari masa-masa trainee yang kejam. Momentum debut yang sangat mendebarkan. Sampai membicarakan orang yang lalu lalang di sekitar mereka. Sampai percakapan mereka terpotong oleh getar ponsel Junhwe. Pemuda itu mengembalikan ponsel Yeri dan mengambil miliknya dari saku celana. Ia melihat layar ponselnya dan mendapati kontak bernama "Noona" di sana.
"Ya?" Ia segera menjawab. "Hah? Oke aku segera ke sana."
Setelah memutus sambungan telepon dengan kakak perempuannya, Junhwe mengajak Yeri ke halte bus yang tak jauh dari tempat mereka.
"Kenapa?" Tanya Yeri saat Junhwe memberitahu tujuan mereka.
"Bertemu noonaku." Jawab Junhwe enteng.
See, dia tidak benar-benar berbohong pada hyung dan manajernya. Dia memang harus bertemu noonanya. Untuk mengambil benda yang ia titipkan pada noonanya. Atau tepatnya benda dibeli noonanya atas permintaannya- tentu saja dengan uangnya sendiri.
"Hah? Kenapa?"
Yeri terlihat panik.
"Ada sesuatu yang harus kuambil."
Akhirnya mereka sampai di halte bus di mana kakak perempuan Junhwe, Koo Yejin, duduk di salah satu bangku di halte itu.
"Noona."
Junhwe langsung menghampiri noona-nya, sedangkan Yeri perlahan mengikutinya.
"Oh, Yeri, kan?" Yejin tersenyum pada Yeri setelah memberikan sebuah paperbag kecil pada Junhwe. "Aku Yejin. Orang yang paling sering dicibir oleh Koo Junhwe." Ucap Yejin sembari tersenyum.
"Kau merusak imejku." Junhwe memutar bola matanya, sedangkan Yeri hanya tertawa kecil.
"Halo Yejin-ssi. Kim Yerim imnida."