"I kind of give up on him too, Luke," ucap Calum di perjalanan menuju mobil. Barusan kami pergi meninggalkannya. Ashton gak mengucapkan see you ataupun memanggil kami kembali.
"But he still our brother, we can't give up,"
"I know,"
•
Pintu terbuka memperlihatkan Gendis dengan sweater-nya. Tanpa berkata apa-apa, dia menjauh dari pintu untuk membiarkan kami masuk. Gue menyapu pandangan ke seluruh ruangan, serasa gak kesini selama dua bulan padahal gue baru menyewa tempat ini seminggu yang lalu. Mata gue mendapatkan tiga box pizza di hadapan Fia dan Naura.
"Michael mana?" tanya Naura. Matanya sembab yang menjelaskan bahwa dia nangis. Tetap aja loh, ada sepotong pizza di tangannya.
"Dia sakit beneran kayaknya, langsung pulang tadi,"
Naura hanya mengangguk dan melanjutkan menghabiskan makanan Italia itu. Kami-gue dan Calum- ikut duduk di sofa. Gak ada yang berbicara, suara yang terdengar cuman dari tv yang menayangkan How I Met Your Mother entah season keberapa.
•
Naura's POV
Tatapan gue mengikuti tubuh tinggi Luke yang berjalan menuju kamarnya. Semenjak pulang dari mall kemarin, dia murung. Yang pasti, ada beban berat di pikirannya.
Mungkin ini egois tapi gue rasa, seharusnya gue yang lebih sedih dari dia. I mean, realita kemarin benar-benar menghancurkan harapan gue. Kalau Luke? Dia sedih kenapa? Dia bilang semalam kalau dia gak tau sama sekali cewek yang bersama Ashton siapa. Masa iya Luke suka sama Ashton?
Sebuah Hp menyala diiringi getaran dan ringtone klasik Iphone. Calum yang tidur di dekat benda tersebut terganggu dan berujung mengubah posisi menjadi memunggungi hp yang gue liat dari case hitamnya itu milik Luke.
Layarnya kembali gelap setelah ringtone berlangsung selama kurang lebih 40 detik. Gak lama, sebuah panggilan masuk kembali dan gue otomatis memanggil Luke. Bukannya gue mendapatkan balasan darinya, malah terdengar suara shower baru dinyalakan. Gue menghembuskan napas dan kembali menonton tv.
Gue kira hanya dua kali saja, tapi engga! Siapa coba yang pengen banget ngomong sama bocah dengan lipring-yang sekarang asli- itu?
Orang, yang gue yakin sama, menelpon ketiga kalinya. Tepat saat gue akan melihat nama sang pelaku, Fia dan Gendis keluar dari kamar mereka.
"Siapa sih, Nau? Brisik banget sumpah!" tanya Gendis. Dengan dahinya yang mengerut, jelas sekali dia kesal.
Gue kembali melanjutkan niat gue untuk membaca ID di Hp Luke. Mata gue melebar saat melihatnya. "A- Ashton,"
Bukan hanya dia menelpon tiga kali-dan gue yakin akan bertambah- tetapi Ashton mengirim banyak sekali pesan.
3 missed calls from Ash
57 messages from Ash
Kedua sahabat gue langsung mendekat untuk melihat. Gue sendiri mencoba berani membuka pesan-pesan yang dikirimnya.
Ash
Ljke
Luek
Pelas
YOU ARE READING
Red and Promises [a.f.i]
Fanfiction[Hazel and Problems's sequel] All i can see is red, And his promises that flew away. Kisah gue di Australia ini berawal buruk. Dia berubah. Gue masih bisa melihat hazel di matanya tapi sakit untuk menatapnya. Sesuatu telah menutupi sinar di mata ind...