Confess

27 6 0
                                    

"G-guys, tuh Ashton," sulit rasanya utuk mengatakan kalimat sependek itu. Tapi gimana lagi? Gue bukan siapa-siapa. Gue gak bisa mengeluhkan cara Ashton "menyambut" gue ini.

"MOVE! MOVE!" Michael menggerakan tangannya sekaligus mendorong tubuh gue dan Calum menjauh dari pemandangan tadi. "Cal, go to him! Say that i'll be late or something! I'm gonna take Naura, Fia, and Gendis back to the apartment. He is being an asshole right now,"

Pemilik rambut merah ini berbicara sangat cepat hingga kalimatnya hampir tercampur. Gak ada kata-kata yang keluar dari mulut gue karena balik ke apartemen emang yang gue ingin sekarang. Calum menuruti perintah barusan. Tangan Michael menuntut gue keluar dari mall.

Sebelum sampai ke lift, langkah terburu-buru kami terhenti saat bertemu dengan yang tadi ke kamar mandi. "Mikey? Where are you going? Where is Calum?"

"He is with Ashton right there," Michael menunjuk tempat barusan, "meet them! I will text you later. I'll explain it,"

Luke sempat bertanya apa maksudnya tetapi Michael kembali menyuruhnya kesana. Masih dengan muka bingungnya, dia menuju ke arah yang ditunjuk sahabatnya.

"Fi, Gendis, ikut gue!" mereka tetap mengikuti kami walaupun gak tau apa-apa.

Luke's POV

Gue masih berjalan cepat ke arah keberadaan Calum. Mata gue bolak-balik ke hp, membaca penjelasan Michael, dan arah jalan gue supaya gak menabrak siapapun. Langkah gue terhenti saat pesan dari Mikey selesai gue baca dan tujuan gue juga sudah di depan. There is Calum, Ashton, and a random girl beside him.

Calum menjelaskan kalau dia bilang ke Ashton, gue ikut mobilnya dia tapi gue ke kamar mandi dulu. Its not a lie, well, kind of.

Setelah 15 menit kami bercakap-cakap, seorang cowok duduk di sebelah kiri gue. Michael datang dengan keadaan yang berantakan. Bukan maksudnya penampilannya. His shirt is okay, his hair is okay, but, i can feel it from his vibe, dia di dalam kondisi yang gak baik aja.

Dia ngobrol sama gue tadi pagi, tepat setelah dia bangun dari tidurnya yang terganggu, kalau kepala dia pusing. Daridulu emang begitu Michael, jika dia kurang tidur, kepalanya jadi korban.

Dan selain gue bisa membacanya kalau dia gak baik-baik aja, bisa gue pastikan bahwa Michael ngebut untuk mengantar Naura, Gendis, dan Fia. There is no way dari mall ke apartemen dan balik ke mall lagi hanya meghabiskan seperempat jam dengan kecepatan yang normal.

Selama obrolan berlangsung, cewek di sebelah Ashton benar-benar mengganggu. Beberapa kali saat kami membicarakan tentang musik atau sebuah band, dia akan mencoba mengubah topik yang kami nikmati ini. Untungnya, cewek pirang itu enggak pernah berhasil. Gue yakin Calum dan Michael juga risi dengan keberadaannya jadi mereka membantu gue mengembalikan the topic to the right track.

Michael terlihat gelisah, by the way. Jari-jarinya seakan-akan harus mendapatkan sesuatu untuk dikerjakan, memainkan beberapa gelang yang dipakai ataupun membuat sebuah ketukan di meja.  It looks like dia sangat ingin teriak di wajah Ashton. Tapi, dia gak bisa. Kami gak bisa. Kami-Gue, Michael, dan Calum- tau seberapa beratnya hidup Ashton sekarang dan kami gak mau merusak mentalnya lebih parah lagi.

Si Rambut Merah tiba-tiba berdiri. Semuanya mendongak ke arahnya. Dan di saat itu juga, gue yakin, apapun yang gue bicarakan tadi, bakal di pecahkan olehnya. "I'm gonna go home,"

"Really , Michael? You were late like half an hour and you gonna fvcking go right now?" dahi Ashton mengerut gak suka dengan apa yang akan dilakukan Michael. Dengan tangannya mengepal di samping badannya, Michael akan menghilangkan kata 'gak' di kalimat-kalimat yang gue katakan sebelumnya. 

He can yell at him.

"I came here felt really sick and then you bring this random bitch! It just doesn't make me feel any better!"

"What? do you want her? Oh, it've been a long time you're not getting laid isn't?" Michael melempar tangannya ke udara lalu langsung menjauh dari sini. Ok, Ashton right now, is a total jerk.

Langsung ada kecanggugan di antara kami bertiga-gue gak anggap cewek itu- Calum sangat jelas tidak menyukai keadaan ini.

"You know what, Ash?"  yang diajak bicara langsung menatap ke Calum.

"What? You're gonna go too?"

"Yes," Ashton tertawa. Bisa terdengan unsur sarkastik darinya. "You need to stop,"

"Stop what?"

"THIS!" Calum menunjuk Ashton seperti menjelaskan sesuatu. "Whatever you're doing right now,"

"You look ridiculous," ucap Ashton.

"Me? You! Ashton, you need to stop all of this!"

"Stop what!?" gue seperti bisa melihat ketegangan di antara tatapan mereka, itu membuat gue sedikit takut.

"Stop freaking have sex with every stupid girl that you met! I know your problem is like gone when you do it, but it's not! They are just hiding and then will comeback worse! Stop the drink! Stop the drugs! Stop-"

"Ashton," cowok dengan blonde streak menatap gue ga suka telah memotong ucapannya, but i know i have to do that. Dengan Calum dan Ashton memiliki tangan mengepal di sisi mereka, jika gue ga memberhentikan, there will be bruises in five minutes.

Mereka masih menatap gue yang belum mengatakan sesuatu setelah merusak momen tadi. Baru saja gue membuka mulut untuk berbicara, something click in my mind.

Membawa Ashton ke Australia membuat dirinya lebih parah. There was sad parts, but he was happy in Indonesia. Gue yakin dia masih bisa memahami apa yang akan gue katakan.

"Ash, loe-" alis mengerutnya hilang setelah sadar gue menggunakan bahasa dari negara yang pernah menjadi tempat tinggalnya. "-loe udah kayak beban buat kami. Gue- Kami kecewa sama loe, Ash. We love you,but, what are you doing just kind of way too much now. Bahkan gue udah diujung untuk bilang... i give up on you,"

Mata Calum melebar kaget gue menyatakan apa yang-probably- ada di hati Gue, Calum, dan Michael beberapa bulan terakhir ini. Hell, maybe malah udah setahun terakhir ini.

Ada kesedihan di wajah Ashton walaupun gue tau dia berusaha untuk terlihat kuat. Dan rasa menyesal juga merambat ke badan gue.

I think i just wreck his mental more.

Heck udah berapa tahun gue kagak upload.

I'm such a 5sos' trash, i'm watching their full concert on youtube.

Published-30/06/17

-sampah kelas atasnya 5sos

Red and Promises [a.f.i]Where stories live. Discover now