Mobil hitam yang dikendarai Tristan terus menembus jalan yang sedang diguyur hujan, Tristan masih bingung harus mengantarkan gadis disampingnya pulang kemana.Tristan tidak akan kebingungan jika saja Aluna tidak tertidur pulas seperti sekarang ini.
"Bangun woy Aluna bangun!!"
Tristan mencoba membangunkan Aluna dengan menepuk pipi cantik dihadapanya namun sang pemilik pipi masih diam tidak bergeming.
"Woy kebo rumah lu dimana bangun dong argghhh"
Tristan mulai jengkel menghadapi satu mahluk cantik ini.Tidur Aluna sangat pulas mungkin karena menangis terlalu lama saat di jalan, bisa terlihat lingkaran hitam pada matanya .
Napasnya sangat teratur masih dengan posisi tidur yang sangat manis dengan kepala yang sedikit menyender yang membuat Tristan tidak tega membangunkan dengan cara kasar gadis manis di hadapannya ini.
"Ck,, gue harus gimana ini? kalo gue bawa pulang ke rumah tar apa kata emak gue ahh elah, yakali gua pulang bawa anak orang dalam keadaan tidak sadarkan diri" Tristan terus mengacak rambutnya prustasi
Ini adalah usaha Terakhir Tristan untuk membangunkan Aluna, Tristan sudah memutuskan jika Aluna tidak bangun juga akan membawanya pulang kerumahnya.
Tristan menyodorkan mulutnya ke kuping Aluna dan
1...
2...
3...
"WOY KEBAKARAN WOYYY"
"Aaaaa Api apiiiii aaaaaa"
Aluna terbangun dengan wajah beringsut ketakutan, tidak lama ia menyadari kebohongan Tristan.
"ahahahhhahah ahahhhah" Tristan tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah Aluna yang emmm menggemaskan.
"Puas lo hah"
"Hmptt.. sory abisnya muka lo kocak tadi, eh iya rumah lo dimana?"
"emm lurus aja nantidi depan ada belokan ke kanan ya" Alua mengatakan hal itu dengan gaya bosy.
"Baiklah Nyonya Aluna saya akan mengantarkan anda dengan selamat sampai tujuan" balas Tristan seperti bicara pada majikan
"Oh ya tentu, cepat sedikit ya saya sudah mengantuk"
Dibalas dengan tatapan tajam Tristan, yang membuat Aluna kikuk di tempat.
"heyy just kidding ayolah" masih dengan tawa kikuk khas Aluna.
"hmm ya"
Rasanya Aluna sudah lupa dengan kejadian menyakitkan yang menimpanya hari ini, selama perjalanan pulang Tristan selalu membuat Aluna tertawa, membuat Aluna merasa nyaman walaupun itu baru pertemuan keduanya.
***
Rambut ikal Aluna dibiarkan tergerai sebahu, setelan kasual yang menambah kesan manis diusia 18 tahunnya mebuat Aluna semakin percaya diri untuk menemui Angger hari ini.
Tidak lupa Aluna memakai kupluk merah marun untukn menyempurnakan penampilannya.
Aluna menatap pantulan wajahnya di cermin belum merasa puas dengan polesan di wajahnya Aluna menambahkan pink lipstick di bibir cantiknya.
And sempurna
Menurut Aluna bercermin bisa menaikan modnya, karna sejelek apapun modnya saat itu akan terkalahkan oleh wajahnya yang cantik yang terpantul di cermin.
Aluna berencana untuk menemui Angger di perusahaan milik papahnya Anggun, hanya untuk sekedar caper dengan membawakan bekal makan siang.
Aluna menuruni tangga dengan cepat langsung menghampiri mamahnya di dapur.
Memeluk mamahnya dari belakang .
"Aluna mulai deh manjanya" Arina sudah tidak aneh dengan sikap Aluna yang manja di usia dewasanya.
"Mamah " bisik Aluna
"Hmmm?"
"Mamah makan siang untuk calon suami Aku mana?" bisiknya lagi
"Dasar genit, jual mahal dikit ke Al sama cowo tuh"
"Yee,, Mamah Anggerkan udah lama jadi cowo Aku jadi gak usah jual mahal-mahal lagi"
"Oh ya emang iya ya Anggernya ngakuin kamu cwenya gitu?"
Aluna diam mendengar ucapan mamahnya yang begitu menohok hatinya saat ini
Jangankan diakuin cewenya mah, Angger aja udah punya cewe
"Mamah ko ngomongnya gitu si, Angger ngakuin Aku ko"
"Just kidding Al, udah ih jangan cemberut gitu, tuh makanan buat Anggernya udah siap, mamah juga buatin buat kamu dimakan ya "
"Iya makasih mah Aluna pasti makan ko, yaudah aku otw ya mah" sambil memasukan bekal makanan ke jing-jingan cantik .
"Al kamu kesana naek apa?" Arina sedikit berteriak karna Aluna sudah ada di pintu dengan berlari.
"Naek Grab mah, mas grabnya udah di depan dah mamah,,"
**
Gedung yang menjulang tinggi terus ditatap Aluna yang sedang mengalami perang batin antara masuk atau tidak.
Perlahan tapi pasti langka kaki Aluna mulai memasuki gedung yang sedaritadi ia pandangi.
"permisi Mbak saya ada keperluan sama Bapak Angger Mahardika apa beiau bisa saya temui?"
"Kebetulan Dek ini masi jam makan siang jadi Pak Angger sedang tidak sibuk, kebetulan juga Pak Angger masih ada di ruangannya di lantai 6 Adek bisa menemuinya "
Dengan sopan dan lembut si Embak menyampaikan
"Terimakasih Mbak, tapi saya bukan Adek saya udah 18 tahun tau"
Seteah mengatakan itu Aluna langsung menuju ruangan Angger yang sudah disebutkan Embak tadi.
Tok.. tok... tok...
"Masuk" suara dingin milik Angger membuat Aluna kembali dipenuhi rasa gugup.
Aluna memberanikan masuk ke dalam ruangan yang tidak terlalu besar tapi mewah dan elegan.
Mata Aluna sibuk melihat-lihat ruangan kerja Angger sedangkan sang pemilik ruangan masih sibuk dengan laptop di hadapannya.
"Hai.." sapa Aluna sangat pelan seperti cicitan ayam
Sontak Angger memusatkan pandangannya pada si pemilik suara.
"Aluna? Kamu ngapain kesini si, kalo Anggun tau ahh matilah"
"Angger aku cum.."
"Al asal kamu tau aja ya ini tuh kantor papahnya pacar aku, kalo dia sampe tau aku ada hubungan sama gadis lain selain anaknya aku bisa diomelin abis-abisan Al" jelas Angger panjang lebar.
"Tapi Aku kesini sebagai temen kamu, yang mau ngasiin bekal makan siang ini buat kamu, enggak lebih" Aluna mengangkat 2bekal makan yang ia bawa.
"Ko banyak amat sampe 2kotak gitu?"
"Kamu gak usah ge'er gitu satu lagi buat Aku, Aku pan juga mau makan siang"
Aluna mulai membuka satu persatu kotak makn yang ia bawa.
"Al masalahnya"
"Gak bakalan ada masalah Angger, kata orang-orang yang Aku temui tadi bos kamu itu lagi makan siang di luar"
"Masalahnya bukan bos Aku, masalahnya Anggun mau kesini dia bilang tadi udah diperjalanan mungkin sekarang udah .."
Tok..tok..tok..
Ucapan Angger terpotong oleh ketukan pintu.
"My Angger.."
Aluna dan Angger sudah hapal jelas suara siapa itu
"ANGGUN" ucap Aluna dan Angger bersamaan.
Sesetia pagi yang tidak pernah bosan menemani hari dan sesetia matahari yang selalu menghangatkan bumi, sesetia itu pula Aku menetapkan hatiku sejak dulu hanya padamu Angger Mahardika
![](https://img.wattpad.com/cover/67750968-288-k798511.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Remind
Teen FictionBukan salah siapapun, hanya aku yang begitu bodoh. Begitu bodoh sampai begitu yakin akan bersama dengan seseorang yang telah lama aku tinggal pergi. Aku terlalu mempercayainya hanya karena satu janji yang mungkin sudah terlupakan.