Satu jam sudah berlalu, kaki jenjang yang hanya dibalut dengan celana jeans selutut berayun kedepan belakang hanya untuk membunuh waktu yang sedang berlalu saat ia menunggu. Kepalananya menunduk melihat ke arah ayunan kakinya.
Suasana taman hiburan yang ramai membuat Aluna sedikit merasa risih karna tidak sedikit orang yang mencuri pandang padanya, bagaimana tidak Aluna malam ini sangat menarik perhatian dengan wajah cantik, rambut panjang yang digerai dengan pakaian casual tapi hanya duduk sendiri sambil menunduk menyedihkan selama satu jam.
Merasa bosan dengan posisi menunduk Aluna mulai mengganti posisi dengan menyenderkan kepalanya di kursi yang sejak tadi ia duduki.
1...
2...
3....
Dalam hitungan tiga detik Aluna tertidur di kursi padahal suasana sangat ramai dan bising. Tepat di depannya Angger berlari sekencang mungkin karna melihat kepala Aluna hampir meleset pada sandaran kursi.
Langkah besar yang diambil Angger tidak sia-sia karna pada akhirnya kepala cantik Aluna terjatuh pada pundak kekar milik Angger. Dengan napas ngos-ngosan Angger tersenyum melihat Aluna masih bisa tertidur dengan napas teratur setelah hampir saja tersungkur di kursi.
"Wake up all " dengan lembut Angger mencoba membangunkan Aluna yang masih setia tertidur di pundak milik Angger. Dengan perlahan Aluna membuka mata wajah tampan milik Angger menjadi objek pertama yang dia lihat setelah tidur singkatnya.
"Hay ger, houuuuaaammm" Sahut Aluna disusul dengan nguap cantik ala Aluna dengan mulut membuka lebar tapi dengan cepat ditutupnya.
"You late " tambahnya dengan tampang kesal.
"Sory" Angger nyengir kuda dihadapan Aluna berharap bisa mengalahkan rasa kesal Aluna hanya dengan nyengir kuda.
Padahal dalam hati Aluna yang terdalam ia sama sekali tidak marah pada Angger bagi Aluna jangankan menunggu satu jam, menunggu tujuh tahun saja ia lakukan jika untuk Angger.
"Oke nopro, ayo mana makanan enak pertama yang bisa masuk ke dalam perut cantik ini" ujar Aluna sambil mengelus perut ratanya.
"Oke capcus say"
"Ih jijay lu"
dengan semangat Angger merangkul pundak Aluna dan membawa tubuh mungil itu pada sekumpulan orang yang berlalu lalang di taman hiburan sambil mencari kuliner yang menarik untuk dicoba.
Sorot bahagia terpancar dari keduanya rindu yang selama ini di simpan telah terbayarkan dengan berjuta kebahagiaan yang mereka rasakan di malam ini, bintang dan galaxy menjadi saksi atas kebahgiaan ini.
Dibalik kebahgiaan sempurna yang Aluna rasakan Angger masih mengalami perang batin atas keraguaan untuk jujur atau tetap seperti ini berlalu apa adanya.
Setelah mencoba banyak makanan Angger dan Aluna mulai kelelahan, mereka memutuskan untuk duduk santai dengan memakan makanan penutup yaitu si kapas manis alias gulali.
"Ger lu tahu gak kenapa gue kerumah lo kemarin?" ucapan Aluna memecahkan keheningan diantara keduanya.
"Pasti karna lo kangen berat sama gue kan?" Angger menoleh kea rah Aluna yang masih memakan kapas manis.
"Emmm itu juga si, tapi ada yang lain tau" Aluna mengembungkan pipinya karna tebakan Angger meleset, ya walaupun memang ada benarnya juga kalau ia memang sangat rindu pada Angger.
"Yang lain itu apa?" tanya Angger masih dengan tampang be aja.
"Angger "
"Ya?"
"Gue mau nagih janji lo tujuh tahun lalu" dengan ragu Aluna mengucapkannya namun hanya dalam satu helaan napas.
Deg
Deg
Deg
"Hahaaahaaa.... Janji yang itu? Yang kita bakalan jadi dua orang dewasa yang saling mencintai?"
Angger terbahak dihadapan Aluna padahal hatinya sangat kacau disana, Aluna yang melihat Angger tertawa seperti itu hanya memandang tak percaya ia heran kenapa respon Angger seperti itu.
"Memangnya lucu ya? "
wajah Aluna merona malu sekaligus bingung melihat Angger tertawa karna pertanyaannya.
"Itu lucu All, lo inget umur kita berapa tahun pas janji itu? Itu Cuma janji bocah 12 tahun dan itu gak berarti apapun. Kita itu teman sahabat lo udah kaya ade buat gue All, mana mungkin bisa jadi dua orang dewasa yang saling mencintai "
bukan Angger tidak sadar bahwa omongannya menyakiti Aluna, Angger sangat sadar malah dia sudah mempertimbangkan omngannya ini sejak ia merencanakan pertemuan dengan Aluna.
"Ohahahaha iya ya itu Cuma janji bocah ingusan yang tidak tahu apa-apa soal apa itu kekasih, kenapa gue anggap itu serius ya lucu banget si"
Aluna mencoba senormal mungkin menghadapi kejadian yang menurutnya tiba-tiba saja awakward seperti ini.
"All lo gak marah kan? Kalo gue belom punya pacar juga gue mau sama lo eh tapi boong. Mana mungkin gue mau sama bocah kaya lo tapi gak usah nagis ya"
Angger sadar sekali kata-katanya menyakiti gadis dihadapannya tapi ini keputusan yang sudah ia perhitungkan, ini adalah awal untuk Angger menjauhi Aluna karna Angger tahu betul Aluna tidak akan pernah ingin dekat dengan seseorang yang terang-terangan menyakiti hatinya.
"Pacar.. pacar lo pasti cantik ya? dari dulukan lo ditaksir sama cewe-cewe populer"
sakit satu hal yang dirasakan Aluna. Fakta baru bahwa Anggernya sudah punya pacar yang ia dapat malam ini dan itu terlontar langsung dari mulut Angger.
"My Angger!!!" teriakan nyaring terdengar dari arah tepat di depan tempat Angger dan Aluna duduk.
*karna jatuh cinta itu mudah yang sulit itu ketika jatuh cinta tapi harus berpura-pura tidak jatuh cinta dan bersikap biasa saja*
KAMU SEDANG MEMBACA
Remind
Teen FictionBukan salah siapapun, hanya aku yang begitu bodoh. Begitu bodoh sampai begitu yakin akan bersama dengan seseorang yang telah lama aku tinggal pergi. Aku terlalu mempercayainya hanya karena satu janji yang mungkin sudah terlupakan.