4. Lets Play

406 53 7
                                        

Jam istirahat baru saja berbunyi. Sohye yang sedari tadi meletakkan kepalanya dalam lipatan tangannya diatas meja kini dengan malas bangkit.

Bukan Sohye pemalas atau apa. Tentu saja gadis yang gemar membaca buku itu adalah salah satu siswa terajin, tapi ada yang mengusik pikirannya kali ini.

Siapa lagi jika bukan Mingyu? Bukan Sohye tak senang Mingyu mengajaknya pergi. Tapi Sohye tak dapat memungkiri perasaan bimbang yang juga menyapa dalam lubuk hatinya sejak malam tadi.

Setahunya, Mingyu adalah seorang player. Bagaimana tidak? Selama satu setengah tahun menyukainya, Sohye kerap kali melihat Mingyu berganti ganti pasangan. Bahkan hanya dalam beberapa minggu ataupun hari, Mingyu dapat sesuka hati mendapatkan pasangan baru. Bagaimana jika dirinya hanyalah mangsa baru bagi Mingyu?

Sohye takut. Ingin rasanya mengiyakan permintaan Mingyu, namun disisi lain Sohye takut tersakiti. Baginya lebih baik mencintainya secara sepihak daripada Mingyu secara terang-terangan membumi hanguskan taman bunga di hatinya.

Benar saja, sesampainya Sohye di kantin sekolahnya, Sohye melihat seorang wanita yang baru saja beralih dari samping Mingyu yang masih duduk dengan santainya.

Sohye mendengus kesal. Belum saja mereka pergi bersama malam nanti, dengan gampangnya Mingyu sudah menghabiskan waktu dengan wanita lain. Bodohnya Sohye sempat menaruh sedikit harapan Mingyu akan bersungguh-sungguh dengannya kali ini.

Sohye sengaja menjauh dari posisi Mingyu saat ini. Dia hanya belum ingin menggantikan rasa cintanya dengan perasaan kesal dan benci pada Mingyu. Benar-benar bodoh bukan?

Dengan sigap Mingyu mendekat meraih lengan Sohye sebelum sempat menjauhi Mingyu. Sohye sempat memberi sedikit penolakan hingga Mingyu mendekatkan bibirnya pada daun telinga Sohye dan membisikan sebuah kalimat disana.

"Jangan lupa kau harus membayar hutangmu malam ini"

Geli. Bisikan Mingyu sukses membuat Sohye merinding, karena bisikannya yang justru terdengar menggoda dan sensual.

"L-lepaskan" gumam Sohye yang dapat Mingyu dengar.
"Kau harus memakai pakaian yang kuberikan nanti"

Sohye meremas ujung roknya dan dengan susah payah menelan ludahnya sendiri. Jantungnya masih belum terbiasa dengan perlakuan Mingyu.

Seusai mengakhiri perkataannya, Mingyu memberikan kode pada Wonwoo yang masih terkekeh melihat aksi Mingyu untuk meninggalkan kantin.

"Huh benar-benar menyebalkan" rutuk Sohye.

*****

Suasana kelas Sohye saat ini cukup gaduh saat Mingyu secara tiba-tiba memasuki kelas mereka. Mingyu menyuruh seorang siswa yang duduk didepan Sohye untuk segera menyingkir.

"Ini untukmu" ujar Mingyu sambil meletakkan sebuah kotak di meja Sohye.

Sohye mendongak memandang Mingyu yang kini terduduk dihadapannya sambil mengunyah permen karet.

"Sebaiknya kau buka dirumah. Tidak menerima komplain" sergah Mingyu pada Sohye yang hendak mengintip isi kotak yang diberikannya.

"Kuharap bukan sesuatu yang buruk" ucap Sohye
"Hei kau menghina seleraku?" protes Mingyu.

"Atau kau mau membayarnya 2 kali lipat?"
"Jam 7 malam" ucapnya sebelum meninggalkan Sohye.

Sohye masih memandangi kotak pemberian Mingyu setelah Mingyu menghilang dibalik pintu kelasnya.

"Sebenarnya dia bersungguh-sungguh atau hanya bermain-main?" keluh Sohye dalam batinnya.

*****

Sebuah mobil sport terhenti didepan sebuah rumah. Sang pemilik segera memasuki pekarangannya dan mengetuk pintu menanti seseorang membuka pintu baginya.

Seorang wanita cantik bersurai coklat dengan rambut di curly tergerai Indah menyambutnya. Wanita itu dibalut dengan sebuah tube dress--lagi-lagi--berwarna merah dan heels hitamnya.

"Kau bercanda? Memintaku menggunakan pakaian ini?" protes Sohye sesaat setelah membukakan pintu untuk Mingyu.

"Apa masalahnya? Kau terlihat seksi. Sangat cocok dengan bentuk tubuhmu"

Sohye memalingkan wajahnya malu. Dia tidak percaya diri dengan pakaian ini.

"Aku akan mengganti bajuku"

Mingyu segera menahan pergelangan tangan Sohye.

"Tidak perlu."
"T-tapi ini terlalu minim"
"Tidak masalah, aku suka"
"T-tapi, tunggu sebentar saja aku akan ganti baju"

Mingyu segera menarik tubuh Sohye dan menggendongnya seperti menggendong karung beras dipundaknya.

"Yoojung-ah kami pergi dulu" pamit Mingyu pada Yoojung yang baru saja muncul setelah mendengar kegaduhan didepan pintu.

"Y-yaa! Mingyu-ssi turunkan aku!" rengek Sohye memukul pukul punggung Mingyu.
"Mingyu-ssi turunkan aku! Rokku terangkat!"
"Biarkan saja, salahmu sendiri"
"Yaaa!"

Sohye berusaha menutupi pantatnya yang nyaris terekspos dengan tas yang dibawanya karena tube dress yang dipakainya terangkat.

"Apa kau gila?!" umpat Sohye setelah Mingyu mendudukkan Sohye dikursi depan.

Sohye nampak masih kesal sambil membenarkan posisi dress nya yang sedikit bergeser.

"Perlu bantuan?" tawar Mingyu.

Sohye menatap Mingyu dengan penuh tanda tanya dan kekesalan.

"Tidak!"

Mingyu hanya terkekeh melihat reaksi Sohye dan segera memasuki mobil.

"Jangan bilang kau akan menjualku" tuduh Sohye yang masih kesal.
"Bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu?"
"Huh! Kau memintaku berdandan dan berpakaian layaknya pelacur yang kulihat tempo hari" Sohye melipat kedua tangannya didepan dada.

"Dimana kau bertemu seorang pelacur? Kukira kau bukan orang yang seperti itu" kekeh Mingyu.
"Tetanggaku seorang pelacur dan aku melihatnya berpakaian dan berdandan kurang lebih seperti ini!"

"Benarkah? Apa dia bermain dengan baik? Mungkin aku bisa menyewanya lain waktu"

Sohye menatap tajam Mingyu tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Sakit sebenarnya mendengar Mingyu berniat bersetubuh dengan wanita jalang. Tapi Sohye tahu diri, dia bukan siapa-siapa bagi Mingyu. Dia tak memiliki hak untuk melarangnya.

"Terserah kau saja"

Sohye memutar bola matanya dan mengalihkan pandangannya.

"Ah, tapi aku tidak suka bermain dengan jalang."
"Bermain saja sana dengan wanita lain" gerutu Sohye.
"Bagaimana jika aku bermain denganmu saja?"

Secepat kilat Sohye mehujamkan pandangan tajam pada Mingyu. Matanya terbelalak sementara Mingyu mulai menepikan mobilnya.

"Kau bercanda"
"Tidak. Ayo bermain denganku."

*****
TBC

I Can Be What You WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang