"T-turunkan aku"
"Apa yang diturunkan?"
"Ishh! Benar-benar!"Sohye melepas salah satu heelsnya dan mengarahkan bagian tajam pada kaca mobil Mingyu.
"Ya! Apa yang kau lakukan?"
"T-turunkan aku, a-atau kupecahkan kaca mobilmu?!" ancam Sohye.
"Baiklah-baiklah"Sohye segera pergi meninggalkan Mingyu seusai Mingyu menepikan mobilnya.
"Sohye-ah!"
Sohye tak menghiraukan Mingyu yang terus menerus memanggilnya.
"Akh menyebalkan! Kenapa aku harus mencintai laki-laki sepertinya?"
"Kim sohye bodoh! Bodoh! Bodoh!"Sohye menghentak-hentakkan kakinya kesal dan menghempas kasar nafasnya lalu merapikan sedikit rambutnya yang berantakan menghalangi wajahnya.
Sohye terperanjat mendapati dua orang lelaki yang nampak berjalan gontai tak jauh didepannya. Sepertinya mereka mabuk. Sohye segera berjalan mundur namun dirinya justru terjatuh karena tersandung.
Dua pria itu menyadari keberadaan Sohye dan mulai mendekat. Sohye yang gugup memilih melepaskan heels yang dipakainya dan berniat untuk segera berlari, namun kedua pria mabuk itu telah lebih dulu meraih kedua tangan Sohye.
"Y-yaa!! Lepaskan aku! Le-lepaskan!!" pekik Sohye.
Sohye terus meronta, namun usahanya sia-sia. Jalanan yang dilaluinya memang sepi. Sangat jarang orang berlalu disana.
"Hai cantik? Kenapa kau sendirian, heum?"
"Ah sepertinya kau bisa memuaskan kami malam ini"
"LEPASKAN!! TOLOONGG!!!"Salah seorang diantara mereka mengunci tubuh Sohye. Sementara yang lainnya akan bersiap melucuti Sohye sebagai santapan hasrat malam ini. Bagaimana mereka tidak tergiur dengan tubuh Sohye yang berbalut pakaian seksi seperti ini berjalan seorang diri seolah menarik mereka untuk menyentuhnya.
"Appa, eomma hikss siapapun tolong aku.. Hiks hiks" tangis Sohye yang mulai kehabisan tenaga untuk meronta.
BUGH.
terdengar sebuah pukulan melesat mengenai tepat pada tulang rahang pria yang akan melucuti sohye. Pria itu jatuh terjerembab ke tanah dan seorang yang lain kini tersungkur setelah mendapatkan pula pukulan berikutnya.
Nampak tiga orang laki-laki tengah berkelahi. Dua lawan satu. Namun kedua pria tak tahu diri itu kemudian melarikan diri setelah kalah telak. Sementara seorang lagi berlari mendekati Sohye kemudian mendekapnya dalam pelukan.
"Kau baik-baik saja?" tanyanya cemas.
Sohye memeluk erat penolongnya. Mencengkram jaket hitamnya dengan kuat sebagai pelampiasan rasa takutnya. Dapat dirasakan Sohye menangis tersedu dalam pelukannya karena bahunya yang terus menerus terangkat dan menurun dengan cepat.
Diusapnya lembut rambut Sohye mencoba memberikan ketenangan.
"Ststt.. Tenang, ada aku disini. Kau akan baik-baik saja."
Pria itu kini melepas jaket miliknya setelah Sohye melonggarkan pelukannya. Dipakaikannya jaketnya pada Sohye untuk menutupi tubuh Sohye yang terekspos.
"Kuantar kau pulang?" tawarnya.
Sohye menggelengkan kepalanya kuat dan menahan tangan pria itu.
"A-aku.. Ti-tidak ingin pulang hiks" tolak Sohye.
"Lalu? Kemana aku harus mengantarmu?"Sohye kembali menggelengkan kepala. Dia tidak tahu kemana lagi dirinya harus pergi.
"Hiks ke-kemanapun. Aku tidak ingin Yoojung khawatir hiks"
Pria itu kembali menjatuhkan Sohye dalam pelukannya. Setidaknya penyesalan muncul dalam hatinya saat ini.
*****
"Masuklah"
Sohye ragu-ragu memasuki sebuah apartemen dengan perlahan. Dia belum pernah memasukinya sebelumnya. Dieratkannya jaket yang menyelimuti tubuhnya saat dirasakan hembusan pendingin ruangan yang mengenai tubuhnya.
"Istirahatlah. Kau bisa gunakan kasurku, aku akan tidur disofa." pria itu mengusap rambut Sohye.
Sohye menahan pergelangan tangan pria itu.
"A-aku saja yang tidur disofa"
Pria itu melepaskan tangan Sohye.
"Kau itu wanita. Biar aku saja yang tidur disofa. Kau tidur saja dikasur." ujarnya yang kemudian menutup rapat pintu kamarnya.
Sohye terus menatap lurus pintu itu dan menghembuskan nafasnya. Ditariknya selimut untuk menghangatkan tubuhnya. Sohye kembali menghirup aroma tubuh pria yang melekat pada selimut yang dikenakannya hingga tanpa tersadar dirinya telah sampai pada mimpi indahnya.
*****
Terdengar bunyi intercom yang menandakan adanya tamu disebuah apartemen. Pemiliknya segera bangkit dan membukakan pintu bagi tamunya.
"Ini pakaiannya."
Pria itu meraih paper bag yang diulurkan padanya.
"Jadi, apa benar yang kau katakan? Bagaimana bisa dia menginap disini? Apa kalian......?"
Pria itu meletakkan sekaleng minuman ringan rasa jeruk bagi tamunya lalu meneguk minuman alkohol dalam kaleng miliknya.
"Yah, kuharap begitu" ujarnya santai.
"Jadi? Tidak terjadi apa-apa? Lalu kenapa dia disini? Kenapa kau tidak langsung mengantarnya pulang? Katakan padaku kau apakan sepupuku?"
"Masih untung aku tidak menyentuhnya"
"Yak! Mingyu-ah dimana Sohye?"
"Kamar"Yoojung tanpa ambil pusing segera menuju salah satu ruangan disudut apartemen Mingyu.
"Bukan disana"
Mingyu segera bangkit meletakkan kaleng minuman alkoholnya diatas meja dan meraih peper bag dihadapannya lalu menuju kedalam kamarnya diikuti Yoojung.
"Sohye-ah, kau baik-baik saja?" panik Yoojung menghampiri Sohye.
Sohye yang baru saja terbangun masih mengerjapkan matanya. Mingyu melempar peper bag yang dibawanya pada Sohye.
"Cepat bangun, mandi, dan segera angkat kaki dari sini." perintahnya sebelum membanting pintu meninggalkan Sohye bersama Yoojung didalam kamarnya.
"Astaga dasar benar-benar menyebalkan! Sudah sana kau cepat mandi agar kita segera meninggalkan apartemen si brengsek itu!" keluh Yoojung.
"Brengsek?" tanya Sohye.
"Tentu saja! Lihat! Karena dia kau hampir saja disetubuhi preman-preman!"
"Tapi dia juga yang menolongku Yoojung-ah"
"Beruntung dia datang tepat waktu! Bagaimana jika dia terlambat? Apa kau tidak merasa khawatir? Kau itu tanggungjawabku! Orang tuamu menitipkanmu padaku karena aku ini saudaramu! Apa yang harus ku katakan pada orang tuamu jika terjadi sesuatu padamu?" omel Yoojung tertahan.Sohye hanya terdiam. Seurakan apapun sepupunya satu ini, dia tetaplah wanita yang baik. Setidaknya amarahnya kali ini masih lebih baik dibanding apabila Yoojung melihat kondisinya semalam.
"Sudahlah, dengan dirimu yang sekarang akan mudah bagimu menemukan penggantinya. Berhenti menyukainya dan carilah pria lain yang lebih baik"
Kebimbangan menyelimuti hati Sohye. Sohye tak tahu bagaimana harus menyangkal penuturan Yoojung. Secara logika memang benar Mingyu bukanlah pria yang baik baginya, tapi hati Sohye tak bisa berbohong. Dirinya tak sedikitpun bisa membenci Mingyu.
*****
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
I Can Be What You Want
Fiksi PenggemarLelah melihat sepupunya yang tidak berniat berusaha mengejar cintanya pada Mingyu, Yoojung akhirnya menyihir Sohye menjadi gadis yang berbeda. Apakah Mingyu pada akhirnya akan memandang Sohye?