11. Yours

159 18 23
                                        

Hai pipelll
Gue comeback lagi

Sorry ya btw, emang janjinya paling lambat update kmrn, tapi keknya lbh enak update malming malming gini deh
Hiyaaa..

Nggak nggak, kmrn emng laptop gue lagi ngambek baru bisa dirayu kmrn malem
Jadi baru bisa editing tadi pagi dan baru kelar

Yahh.. Itung itung lumayan lah malming bisa sambil baca baca
Apalagi sambil ujan ujan gini (dirumah gue hujan btw) Lumayan kan bisa ngebaca sambil ngopi, sambil ngeteh, makan indomie rebus pake telor sama cabe rawit

Udahlah berisik amat gue
Cus lah..

______________________________________

Ting tong ting tong

Matahari memang sudah meninggi, namun Sohye yang bergegas membukakan pintu itu baru saja selesai membasuh diri dan masih dalam balutan bathrobe satin merahnya.

Sohye memang bangun terlambat hari ini, apalagi setelah mabuk semalam Sohye tak mengingat apapun. Yang jelas Sohye hanya menyadari dirinya sampai dirumah dengan selamat.

Sebuah paket kiriman bunga datang teruntuk Sohye yang diantar florist cantik dihadapannya. Untung saja bukan seorang pria, mungkin sohye akan mampu membuatnya berfantasi liar jika melihatnya.

"Untukku?" tanya Sohye tak percaya saat menerimanya.

"Iya.. Untuk nona Sohye, silahkan bisa tanda tangan disini"

"Ah baiklah.. " sohye memparaf kertas yang florist itu berikan.

"Bunga yang cantik nona, sama seperti anda. Merah, cantik, dan fresh. Semoga anda suka" ucap florist itu sebelum pamit.

Memang seharusnya Sohye tidak perlu terkejut menerima kiriman buket bunga. Karena akhir akhir ini pun Sohye selalu mendapatkannya.

"Siapa?" tanya Yujung yang sedang menikmati film dewasanya.

Sohye tak menjawab dan duduk disofa ruang tengah.

Suara desahan mulai terdengar. Sohye sudah tidak terkejut dengan kebiasaan aneh sepupunya ini. Karena setiap mendekati masa pms nya, yujung akan menonton koleksi filmnya. Yang Sohye tahu, wanita mendekati masa pms nya memang akan cenderung menjadi lebih bergairah. Katanya.

Maka dari itu, Sohye memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan menikmati dunianya sendiri.

*****
Sohye tengah menghirup segarnya udara rooftop pagi ini, memang hari ini adalah hari minggu yang artinya adalah hari libur sekolah. Tapi bukan tanpa alasan Sohye datang kemari sepagi ini. Sepucuk surat yang Sohye temukan dalam buket bunga kemarinlah yang menuntunnya kemari. Sepasang tangan meraih pinggul Sohye dari belakang. Sohye yang kala itu memakai celana santai pendek, kaos dengan balutan jaket putih pun sempat sedikit terkejut.

"Hei"

Sohye menolehkan kepalanya ke sisi kiri untuk melihat wajah si penyapa. Meskipun sebenarnya mendengar suaranya saja pun Sohye mengenal pemilik suara itu. Sohye memalingkan kembali pandangannya ke depan ketika manik mata keduanya sempat bertemu. Sohye ingin menyembunyikan pipinya yang mulai bersemu merah.

"Aku sedikit terlambat" ujar pria itu yang kini memeluk Sohye erat dan menyembunyikan wajahnya dalam bahu kiri Sohye.

Mingyu menghirup aroma tubuh Sohye.

"M-Mingyu-ah.." panggil Sohye.

"Hm?" sahutnya.

Sohye menoleh memandang Mingyu yang ternyata memejamkan matanya.

"Y-Yaa.. Kau bilang ingin menunjukkanku matahari terbit"

"Memang..."

"... Kau mataharinya" jawab Mingyu yang masih memejamkan matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Can Be What You WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang