Fake Relationship
Bagian 07 | Penjelasan
• • •Mereka masih saling bersandar disofa dengan posisi ternyaman dan saling diam untuk fokus menonton acara televisi yang sedang menayangkan film televisi atau lebih sering dikenal sebagai FTV.
Prilly sangat asyik mengunyah makanan. Dari tadi mulutnya tidak bisa berhenti mengunyah, sampai camilan di rumah Ali menipis. Tapi dirinya tetap tidak peduli.
"Ngemil mulu, lo! Ntar kalau gendut, baru deh nangis," celetuk Ali seraya merampas camilan yang berada ditangan Prilly.
"Ih, apa, sih? Siniin nggak, camilannya? Gue tuh nggak akan gendut cuma makan camilan di rumah lo!"
"Eh, justru yang bikin gendut itu ngemil terus! Udah, nggak usah ngemil lagi, makan nasi aja, tuh, ambil dimeja makan!"
"Nggak mau! Gue masih kenyang, Ali..! Gue cuma mau ngemil sedikit, kok," Prilly memasang wajah imutnya agar Ali luluh dan memberikan camilan itu padanya.
"Masih kenyang, kok, ngemil..?" saking imutnya, Ali sampai mencubit kedua pipi Prilly sampai cewek itu meringis kesakitan. "Ngemilnya banyak lagi!" lanjutnya.
Prilly berusaha melepaskan tangan Ali dari kedua pipinya. Agak sulit untuk menyingkirkan tangan besar Ali. Akhirnya, dia menggigit tangan besar itu karena jarak tangan Ali dengan bibirnya cukup dekat.
Cowok itu meringis dan segera melepaskan tangannya, lalu menyimpan tangan kanannya dikepalan tangan kirinya.
"Awh..! Sakit, bego, Pril!"
"Lagian! Siapa suruh pegang-pegang pipi gue! Rasain, tuh!" Prilly menyentuh kedua pipinya sambil meringis pelan, rasa sakitnya belum hilang juga.
"Jangan sentuh pipi gue lagi! Gue mau pulang aja, ah! Dari pada nanti dicubitin terus," seru Prilly yang langsung berdiri sambil merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan.
"Eh, jangan pulang dulu..! Gue janji, deh, nggak cubitin pipi lo lagi, serius! Lo disini aja, gue malas sendirian di rumah, nanti gue digodain setan,"
"Mana ada setan mau godain lo, yang ada setannya mau cekik leher lo biar mampus! Udah, ah, gue mau balik sekarang!"
Ali menarik tangan Prilly hingga cewek itu mundur kebelakang beberapa langkah. "Jangan! Gue minta maaf, deh.. Lo jangan pulang, ya..?" pinta Ali. "Lo mau apa? Gue turutin, nih, kali ini!" lanjut Ali berusaha membuat Prilly tetap disini.
Prilly diam sejenak, berpikir untuk menerima penawaran Ali. "Ok, gue tetap disini. Tapi, beliin gue cokelat yang waktu itu lo kasih ke gue!"
Mata Ali sedikit terbelalak. "Cokelat yang waktu itu? Heh, itu cokelat dikasih sama saudara jauh gue, Pril! Masa iya gue harus kesana?"
"Emangnya supermarket disini nggak ada yang jual apa?"
"Ya.. ada, sih.. Cuma, kan, mahal, Pril.. Uang gue cuma ada dua puluh ribu, kalau mau, tambahin dikit, ya?"
"Enak aja! Kan lo yang tawarin gue, jadi yang harusnya bayar, ya lo, lah!" Prilly melipat kedua tangannya didepan dada. "Kalau nggak mau, sih, nggak apa-apa. Gue pulang aja kalau gitu," lanjut Prilly lalu hendak berjalan keluar rumah Ali sebelum cowok itu menahan tangannya.
"Iya, iya..! Gue beliin sekarang! Ayo, kita pergi, tapi pakai motor lo, ya!"
Prilly tersenyum senang dan menarik tangan Ali untuk keluar dan berangkat menuju supermarket terdekar dengan motor maticnya.
"Pril, janji, ya, cuma beli cokelat? Jangan ngambil yang lain-lain! Gue cuma bawa uang sedikit!" ucap Ali memperingati.
"Iya..," nggak janji, lanjut Prilly dalam hati. Mereka masuk kedalam supermarket dan mulai mencari-cari sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Relationship
Fanfiction[Status: ON HOLD] Bagaimana bisa dua orang yang nggak saling cinta, bisa pacaran? Bahkan hati mereka sudah milik orang lain. "Tenang, lo bukan tipe gue," - Rafali Andra. "Lo juga bukan tipe gue," - Aprillya Dena. copyright © 2017 by misspu...